Artikel ini mengupas tuntas kisah hidup Adolf Hitler, dari masa kecilnya hingga bagaimana Hitler menjadi tokoh dunia paling kontroversial di abad 20.
Halo semua, ketemu lagi sama gue di blog Zenius. Kalo pada 2 artikel sebelumnya, gua sempat nulis tentang penyebab awal mula perang dunia di abad 20 & juga kisah 2 kapal yang mengubah sejarah dunia pada Perang Dunia 1 (disingkat PD1). Maka pada kesempatan kali ini, sesuai dengan request para pembaca di artikel sebelumnya, gua akan masuk ke pembahasan sejarah tentang pemicu awal mula terjadinya Perang Dunia 2!
Bagi para pembaca Zenius Blog, mungkin udah ga asing lagi dengan topik Perang Dunia 2 (disingkat PD2) sebagai konflik perang terbesar sepanjang era modern dengan jumlah korban diduga mencapai 50-80 juta jiwa. Sungguh tragedi yang mengerikan. Rasanya ga kehitung film Hollywood, video game, novel, komik, anime, dan lain-lain… yang mengangkat tema PD2 sebagai latar belakang ceritanya. Dimulai dari kisah serangan Pearl Harbor oleh Jepang, ambisi Hitler untuk menguasai dunia, pembantaian kaum Yahudi (holocaust) di kamp konsentrasi oleh tentara Nazi, penyerbuan D-Day di Normandy, sampai kejeniusan intel Inggris dalam membongkar sandi rahasia Nazi. Wah banyak banget deh kisah dibalik PD2!
Oke, dari sekian banyak kisah yang bisa diangkat dari PD2, ada satu nama yang sering banget berkali-kali muncul dalam penggalan kisah PD2. Yak, siapa lagi kalau bukan sang “antagonis” yaitu Adolf Hitler yang dianggap sebagai mastermind sekaligus biang kerok dibalik pecahnya PD2. Nama Adolf Hitler mungkin udah ga asing lagi di telinga lo, figurnya selama ini dianggap sebagai manifestasi dari segala hal yang buruk, sosok yang kejam, maniak, gila kekuasaan, & rasis adalah atribut-atribut yang melekat pada tokoh Adolf Hitler.
Tapi di balik semua hal itu, pernah ga sih lo penasaran kenapa Hitler yang keturunan Austria justru menjadi nasionalis Jerman? Apakah lo tau bahwa profesi pertama Hitler adalah sebagai seorang seniman jalanan yang tinggal di barak penampungan gelandangan? Bagaimana mungkin sosok seniman pelukis jalanan seperti Hitler, bisa sampai menjadi pemimpin partai Nazi, kanselir sekaligus perdana menteri Jerman? Bagaimana mungkin seorang yang pernah dipenjara karena melakukan perbuatan makar (memberontak pada negara) bisa punya karier politik yang gemilang hingga menjadi orang paling berkuasa di Jerman? Bagaimana mungkin sosok seperti Hitler yang dikenal ‘jahat’ itu bisa mendapat dukungan kuat dari jutaan rakyat Jerman? Mengapa di tengah puncak kekuasaannya, dia begitu berambisi memulai peperangan dengan negara lain? Apa sebetulnya yang ada dibalik ideologi & tujuan Hitler?
Nah, pada tulisan kali ini, gua akan secara khusus mengupas kisah hidup tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah dunia abad 20. Sekaligus menjadi pengantar untuk memahami sejarah konflik dalam PD2. Bagi lo yang tertarik dengan cerita sejarah perang, khususnya sosok Hitler, pastikan lo sediakan waktu khusus untuk baca kisahnya di bawah ini:
Masa Kecil & Remaja (1889-1907)
Hitler lahir di kota Braunau dekat sungai Inn di Austria (BUKAN DI JERMAN) tanggal 20 April 1889. Ayahnya, Alois Hitler, adalah seorang pegawai bea-cukai, seorang PNS Austria, dengan penghasilan dan posisi lumayan. Ibunya, Klara Pölzl, adalah sepupu ayahnya yang lebih muda 24 tahun.
Hitler semasa kecil adalah anak yang pandai dan relijius[1], nilai akademis Hitler sangat tinggi, mendekati sempurna. Dia juga sempat ingin menjadi biarawan pastur. Namun semua itu berubah ketika adik kandungnya meninggal di tahun 1900. Sejak adiknya meninggal, nilai akademisnya jeblok dan cenderung menjauhi agama. Di balik turning point-nya itu, Hitler muda adalah seorang remaja yang bersemangat, berjiwa nasionalis, dan memiliki cita-cita seperti banyak remaja lainnya, yaitu penguasa dunia seorang seniman, tepatnya seorang pelukis!
Tidak terlalu banyak catatan masa kecil Hitler yang kita ketahui, tapi beberapa di antaranya berasal dari August Kubizek, sahabat masa kecil Hitler yang menerbitkan buku The Young Hitler I Knew (1955). Catatan lain juga kita dapat dari guru bahasa Jerman dan Perancis Hitler semasa sekolah yang menyatakan Hitler adalah anak yang berbakat, sayangnya dia tidak sabar, tidak bisa mengendalikan diri, suka melawan, tidak bisa diatur, tapi suka mengatur, tidak mau menaati peraturan sekolah, dan malas belajar. Kondisi ini terus berkelanjutan hingga Hitler tamat SMA tapi tidak mengambil ujian kelulusan bernama ‘Abitur‘. Jadi di Jerman & Austria, ada istilah ‘tamat SMA’ dan ‘lulus SMA’. Status kelulusan hanya didapatkan oleh mereka yang lulus ujian Abitur, sementara Hitler dinyatakan ‘tamat SMA’ tapi tidak ‘lulus SMA’.
Hitler sang Seniman (1907-1913)
Tamat dari SMA, Hitler pindah ke Kota Wina di Austria bersama dengan Kubizek demi memenuhi mimpi lama mereka, menjadi seniman terkenal! Pada saat inilah, Hitler menyesali sikapnya semasa sekolah yang malas belajar. Kubizek dengan mudah bisa memasuki akademi musik Wina, sementara Hitler sebaliknya, ditolak oleh Akademisi Seni Wina. Para Professor Akademisi Seni di Wina, memberi pesan pada Hitler yang intinya adalah “Nak, bakatmu bukan pada bidang seni, melainkan dalam bidang arsitektur!”. Masalahnya, Hitler membutuhkan ‘Abitur’ untuk mendaftarkan diri ke akademi jurusan arsitektur. Pada saat inilah dia menyesal dengan kemalasannya selama masa sekolah.
Kekecewaan karena gagal melanjutkan sekolah seni dan tidak bisa masuk arsitektur, ditambah dengan meninggalnya sang Ibunda yang ia cintai tahun 1908, ia mulai marah dengan lingkungan sekitarnya. Kemarahan itu semakin terbawa oleh nuansa Kota Wina yang terkenal panas dengan sentimental terhadap ras Yahudi (anti-semitism) yang memang telah lama berhembus sejak abad pertengahan. Apa alasan membenci Yahudi? Macem-macem, salah satunya adalah stereotip yang melekat di masayarakat Eropa bahwa orang Yahudi itu licik, serakah, hidup ekslusif dan berkelompok, dan lain-lain. Belum lagi sentimental yang didasari oleh pergesekan dengan perkembangan agama Kristen di Eropa. Selain itu, kebencian terhadap Yahudi juga bisa dilihat dari perspektif nasionalis, dimana ancaman pemberontakan di Eropa pada masa itu terpusat pada faham komunisme yang mana, banyak digerakan serta dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Menurut Kubizek, pada saat inilah pertama kalinya Hitler menumbuhkan rasa benci terhadap kaum Yahudi. November 1908, Hitler yang marah, kecewa, dan malu pada dirinya sendiri dan pada teman baiknya memutuskan menghilang. Hitler dan Kubizek yang berteman baik ini baru bertemu lagi 30 tahun kemudian.
Setelah menghilang, Hitler hidup luntang-lantung. Dia sempat hidup di barak penampungan gelandangan sambil mencari uang dengan menjadi seniman jalanan, menjadi pelukis kartu pos. Pelan-pelan, keberuntungannya berubah. Desember 1910, Hitler menerima uang warisan dari tantenya. Setelah menerima warisan ini, hidupnya membaik. Dia mulai mendapatkan pekerjaan di perusahaan iklan sampai akhirnya pada Mei 1913 dia memutuskan untuk pindah ke kota München, Jerman. Di München, karya-karya seni Hitler mulai dihargai, dia mendapatkan penghasilan yang tinggi walau hanya menjadi seniman jalanan, penghasilannya bahkan melebihi penghasilan seorang pegawai bank. Dalam fase hidup ini, kehidupan Hitler bisa dibilang cukup nyaman di Munchen, Jerman. Mungkin pada fase kehidupan ini, Hitler mulai mencintai negara Jerman yang mengubah nasibnya. Rasa nasionalisme itu pun mulai tumbuh.
Hitler sang Kurir Tentara Jerman (1914-1919)
Kehidupan Hitler sang seniman lukis berubah total ketika Perang Dunia 1 pecah pada tahun 1914. Sebagaimana yang udah pernah gua bahas di artikel Asal Mula Penyebab Perang Dunia 1, Jerman yang bergabung dengan Austria dan Italia, dengan segera menjalankan gerakan darurat militer Schlieffen Plan, untuk menyerang Perancis, kemudian Rusia. Dalam kondisi perang, Hitler yang sejak awal memang punya rasa nasionalisme yang tinggi langsung mendaftarkan diri menjadi tentara Jerman.
Selama perang dunia 1, Hitler muda yang tidak memiliki pengalaman militer apapun, ditugaskan sebagai kurir informasi maupun barang. Seorang kurir tentu tidak ikut baku tembak, justru mereka yang DITEMBAKI. Tanpa ada yang menduga, rasa nasionalisme Hitler membuat keberanian di medan perang cukup mencolok. Hitler sendiri amat puas dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kendati demikian, karir militernya hanya mentok di pangkat paling rendah, yaitu Kopral.
Dari catatan teman-teman seperjuangannya ketika perang, sifat Hitler sebagai prajurit dipandang agak “ganjil”. Ketika para tentara umumnya merindukan rumah, membicarakan gebetan/pacar/istri yang ditinggalkan, dan sedikit banyak takut mati karena perang, Hitler tak pernah menerima surat dari rumah, tak pernah membicarakan wanita, dan tidak mengeluh sama sekali saat pasukan mereka mengalami kesukaran dalam perang. Buat Hitler, kedisiplinan, kebersamaan, dan sensasi seru yang didapat saat berperang jauh lebih menantang daripada hidupnya di München yang biarpun nyaman tapinya membosankan. Setiap kali dia dikirim pulang karena terluka, dia selalu GEMAS ingin kembali ke medan perang.
Kendati berani nekat dalam perang, seorang Hitler hanyalah seorang kurir dalam medan tempur dengan modal keberanian. Oktober 1918, Hitler cedera cukup serius oleh serangan gas, sampai mengalami buta sementara. Dia dikirim ke Rumah Sakit, dan tetap di ranjang saat Jerman akhirnya menyerah pada PD1. Tentara gabungan Amerika-Inggris-Perancis akhirnya berhasil menaklukan Jerman, Austria-Hongaria, dan Ottoman pada PD1. Negara-negara sekutu Jerman seperti Austria-Hongaria runtuh kekaisarannya, kesultanan Ottoman yang kokoh akhirnya harus rela daerah kekuasaannya dicincang oleh sekutu. Jerman sendiri wajib menyerahkan semua kapal perang & kapal dagang mereka. Selain itu, Jerman juga wajib membayar ganti rugi kerugian perang yang mencekik perekonomian mereka selama bertahun-tahun. Belum lagi, sektor militer Jerman betul-betul dikebiri alias dilemahkan agar tidak lagi jadi ancaman keamanan negara-negara lain di Eropa.
Jerman akhirnya dikucilkan oleh para pemenang perang adalah negeri yang dipenuhi orang yang marah, orang yang kecewa, orang yang benci kepada semua negara lain, tidak terkecuali seorang Adolf Hitler yang menyimpan dendam, sambil seolah tidak percaya:
“Bagaimana mungkin kekuatan militer Jerman yang begitu kuat bisa kalah melawan negara lain? Ini tidak mungkin, sama sekali tidak bisa dipercaya!” [2]
Masyarakat Jerman yang kini tercekik kesulitan ekonomi, sekaligus masih belum bisa menerima kenyataan karena kalah perang, adalah masyarakat yang sangat rentan dengan hasutan, fitnah, propaganda, dan provokator. Dalam kondisi mental masyarakat seperti itu, pihak militer Jerman justru menyuarakan pesan propaganda pada masyarakat “Dolchstoßlegende” yaitu propaganda bahwa Jerman dikhianati oleh para kalangan elit politikus sehingga menyebabkan Jerman terpaksa harus menyerah kalah.
Dalam kondisi seperti itu, masalah baru datang silih berganti menimpa negara Jerman. Kalau sebelumnya masalah muncul dari pihak eksternal (kalah perang dengan sekutu), kali ini masalah baru muncul dari dalam negeri sendiri. Pada awal 1919, terjadi huru-hara pemberontakan dari kaum komunis yang ingin melakukan revolusi. Tentara Jerman yang masih ‘pincang’ sempat kesulitan dalam menjaga status quo dari upaya revolusi. Pada akhirnya, walaupun upaya pemberontakan komunis berhasil dihentikan, namun pemerintah mencurigai banyak lapisan masyarakat Jerman yang diam-diam pro dengan gagasan komunis, termasuk dari kalangan para tentara veteran Jerman sendiri.
Menanggapi pemberontakan komunis ini, pemerintah Jerman melakukan “Penataran” di bulan Juni dan Juli 1919. Pada saat penataran itulah, beberapa orang mendapat kesempatan berbicara termasuk Hitler. Hitler yang mendapatkan kesempatan berbicara langsung menumpahkan rasa unek-uneknya. Hitler yang nasionalis, merasa harga diri Jerman telah diinjak-injak oleh musuh perang maupun paham komunis di negaranya sendiri. Larut dalam emosi, tanpa disadari Hitler telah mempertunjukkan sebuah orasi/pidato yang sungguh luar biasa menggugah dan memukau para pendengarnya! Inilah sebuah kemampuan tersembunyi yang mungkin selama ini tidak pernah dia sadari, kemampuan Hitler dalam berorasi/berpidato memang sangat luar biasa, dia mampu menggugah sisi emosional para pendengar, mampu membakar semangat, sekaligus menggelitik perasaan sentimentil kebangsaan dan nasionalisme dari setiap orang yang mendengar.
Mungkin lo ada yang penasaran dengan apa isi orasinya Hitler pada saat itu, percaya atau nggak, inti dari orasinya adalah seruan penolakan terhadap kaum Yahudi yang ia percaya sebagai biang kerok pemberontakan komunis. Memang pada kenyataannya, banyak tokoh pemimpin gerakan komunis pada saat itu berketurunan Yahudi. Orasi Hitler ternyata mendapat respond positif dari para pendengarnya. Banyak orang terkesan, termasuk salah satu petinggi kaum inteligent militer pemerintah yang akhirnya meminta Hitler untuk menjadi intel/informan pemerintah & menyusup ke dalam salah satu partai politik baru yang dianggap membahayakan pemerintahan status quo Jerman, yaitu Deutsche Arbeiter Partei, disingkat menjadi DAP. Inilah awal mula karier politik Hitler, menjadi intel mata-mata partai DAP. Dari sinilah, pemikiran dan ambisi Hitler untuk negara Jerman terbentuk.
Hitler & Politik: Masa-masa Awal (1919-1923)
Sedikit latar belakang budaya Jerman dulu nih sebelum kita lanjut. Orang-orang Jerman itu paling suka ngumpul di aula raksasa yang dipenuhi meja dan kursi panjang. Sambil ngumpul, mereka minum bir. “Gak ada bir gak rame” kalo kata mereka, makanya tempat ngumpul itu disebut “Bierhalle” atau “aula bir”. Karena aula ini menjadi tempatnya ngumpul, otomatis ini jadi tempat paling cocok buat orasi politik. Di tahun 1919, ketika rakyat Jerman masih marah karena kekalahan Jerman dalam PD1. Partai DAP mengadakan pertemuan rutin di salah satu Bierhalle ini di kota München. Sebagai intel yang ditugaskan, Hitler mengunjungi pertemuan tersebut untuk membuat laporan dari isi pertemuan tersebut.
Konyolnya, ketika ada perdebatan antar anggota partai DAP tentang “Negara bagian Bayern sebaiknya memisahkan diri dari Jerman dan bergabung dengan Austria”. Hitler yang berjiwa nasionalis langsung murka mendengar argumen ini dan membantahnya dengan berapi-api. Lagi-lagi, kepiawaian Hitler dalam berorasi membuat banyak orang terkesan, termasuk Pendiri partai DAP, yaitu Anton Drexler yang secara langsung mengundang Hitler bergabung dengan DAP. Mengingat hal ini bisa menjadi langkah strategis akan tugasnya sebagai intel, Hitler langsung merespon positif ajakan tersebut. Awal Oktober 1919, Hitler menjadi anggota partai DAP nomor 55.
Begitu bergabung, tidak butuh lama bagi Hitler untuk menjadi magnet utama bagi para calon pengikut baru partai DAP. Ironisnya, hal itu justru membuat Hitler sempat dimusuhi oleh para seniornya. Hitler tidak gentar oleh tekanan senior, malah semakin vokal dan menunjukan keahliannya menjaring banyak anggota baru. Hanya dalam waktu 2 bulan, Hitler berhasil menambah anggota DAP dari hanya 50an anggota menjadi lebih dari 200 orang. Dalam sekejap, Hitler kini menjadi orang nomor 2 di DAP, cuma kalah dari Drexler sang pendiri.
Seiring dengan awal karir politik Hitler dalam partai baru bernama DAP itu, kekacauan politik terus menyerang Negara Jerman. Upaya pemberontakan/kudeta terus mengguncang. Pada saat itulah atasan Hitler dari dinas intelijen militer mulai khawatir para anak buahnya malah ikut hanyut dalam aktivitas partai, bukan sebagai intel yang berpihak pada pemerintah status quo. Kekhawatiran dinas intelijen Jerman ternyata terbukti benar, Hitler semakin lama justru semakin larut untuk membangun gagasan-gagasan politiknya dalam partai DAP dan sudah betul-betul tidak menghiraukan tugas sebagai intel dari pemerintah.
“Ah bodo amat sama tugas gua sebagai intel pemerintah, ternyata partai yang dikatakan berbahaya inilah justru yang memahami masalah Jerman sesungguhnya! Ini nih partai yang sepemikiran sama gua! Pokoknya gua harus bikin partai ini berkembang & berpengaruh!”
Maret 1920, Hitler resmi keluar dari tugasnya sebagai intel militer. Sementara Partai DAP sendiri berkembang pesat menjadi ribuan anggota dibawah kepemimpinan Hitler yang sangat karismatik. Partai itu mengganti namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiter Partei, disingkat menjadi NSDAP. Namun, lambat laun singkatan itu saja masih terasa panjang dan tidak praktis, lama-lama banyak orang menyingkatnya lagi menjadi NAZI.
Pengaruh karisma Hitler membuat karir politiknya di dalam partai Nazi meroket. Tahun 1921, Hitler berhasil mendepak Anton Drexler sang pendiri DAP, dari kursi ketua umum dan menggantikannya menjadi ketua umum partai Nazi. Di samping itu Hitler juga berhasil mendapatkan dukungan kekuatan militer dari Jendral Besar Erich von Ludendorff yang anti-komunis. Dari sisi keuangan, Hitler juga berhasil membujuk kaum bangsawan Jerman untuk menyumbang pada partai Nazi demi melawan faham komunis yang menjadi ancaman bagi kalangan elit bangsawan di Eropa. Wah, makin kuat aja nih partai Nazi di bawah kepemimpinan Hitler.
Upaya Pemberontakan Hitler (1923)
Melihat perkembangan partai sedemikian pesat, Hitler mulai memikirkan sebuah ide radikal untuk melakukan pemberontakan dengan strategi Putsch (kudeta), yaitu agresi militer cepat untuk sesegera mungkin menggulingkan pemerintahan. Dalam upayanya ini, Hitler meminta bantuan orang-orang berpengaruh yang bersimpati dengan cita-cita partai Nazi, yaitu von Kahr (gubernur Bayern), von Seisser (Kapolda Bayern), dan von Lossow (Pangdam Bayern). Bisa disebut “trio von”. Ketiganya simpatik terhadap gerakan Nazi, namun belum sampai pada tahap mau terang-terangan melawan pemerintah pusat di Berlin.
Merasa mendapat dukungan dari orang-orang berpengaruh, Hitler yang tak sabar akhirnya memulai gerakan (Putsch) dengan sembrono tanpa perencanaan yang matang pada tanggal 8 November 1923. Akibatnya, upaya Putsch ini gagal total. Ketika Putsch dimulai, “trio von” sedang berada di Bierhall Kota Munchen untuk bersenang-senang. Ludendorff sang Jendral besar pendukung Hitler saja saja datang bergabung bukannya dengan seragam militer keren yg dipenuhi medali yg menunjukkan kepahlawanan dia, tapi dengan CELANA PENDEK dan BAJU SANTAI karena dia sebetulnya hendak pergi berburu dan baru tahu soal Putsch ini detik-detik terakhir! Konyol banget kan!?
Hasilnya mungkin bisa lo bayangkan sendiri, pemberontakan yang prematur ini gagal total. Trio von menolak bekerja sama dengan Hitler dan Ludendorff & malah berbalik memihak pemerintah pusat. Di pusat kota München, polisi bersenjata lengkap menghadang mereka, dan memerintahkan mereka untuk bubar. Hitler dan rombongannya ngotot, dan merekapun ditembaki oleh polisi, dan terpaksa bubar. Petinggi-petinggi top Nazi banyak yang tertangkap, termasuk Hitler sendiri.
Hitler Dalam Penjara (1924)
Hitler dan komplotannya langsung didakwa pasal makar, pemberontakan terhadap negara. Febuari 1924, Hitler diadili. Umumnya seorang pemberontak berakhir di tiang gantungan. Namun, pemerintah pusat membuat satu kesalahan: mereka membiarkan pers, bahkan pers asing, meliput pengadilan itu.
Sekali lagi, keajaiban orasi Hitler terjadi. Dia langsung menggunakan proses pengadilan itu sebagai panggung untuk mengiklankan dirinya, gagasannya, dan partainya ke seluruh Jerman, bahkan seluruh dunia. Ketika pengadilan berakhir, bahkan hakim-hakim yang memimpin sidang tersebut menjadi simpatik pada Hitler! Pada akhirnya, hakim cuma menghukum Hitler 5 tahun penjara dan denda 500 Mark. Sementara Jendral besar Erich Ludendorff malah tak dihukum apapun! Dia menyatakan dia “cuma kebetulan” berada di Bürgerbräukeller selama Putsch berlangsung, jaksa dan hakim percaya-percaya saja.
Setelah proses persidangan yang menghebohkan itu, popularitas Hitler langsung meroket. Semua orang di Jerman tau tentang keberanian seorang anak muda yang ingin menggugat negaranya yang memble dan tidak punya harga diri lagi. Semasa di penjara, Hitler hidup nyaman karena semua sipir sudah simpatik padanya. Lagi-lagi kharismanya yang selangit itu mampu membius para sipir.
Dengan kenyamanan itu, Hitler dan wakilnya Rudolf Hess, menggunakan kesempatan ini untuk menulis buku yang belakangan menjadi kitab sucinya partai Nazi dalam PD2, yaitu: Mein Kampf (Perjuangan/Pertarunganku). Buku itu adalah ringkasan semua cita-cita politik Hitler. Salah satunya adalah ambisinya untuk merebut Rusia dan menjadikannya koloni Jerman. Dalam buku itu dia juga menulis bahwa ras kulit putih (Arya) adalah ras yang ditakdirkan untuk menguasai dunia, dilengkapi dengan kebencian terhadap faham komunis dan Yahudi. Gagasan Hitler dalam buku inilah yang merefleksi haluan politik Hitler yang dikenal sebagai fasisme. Buku ini jugalah yang nantinya akan membuat Hitler menjadi seorang milyuner!
Selama di penjara juga Hitler merenung, menganalisa seluruh karir politiknya. Dia menarik kesimpulan: Putsch tidak akan berhasil di negeri Jerman yang rakyatnya kaku, taat pada hukum dan peraturan. Cuma ada 1 jalan untuk mendapatkan kekuasaan di Jerman, yaitu lewat jalan yang sah di mata hukum, alias melalui pemilu yang legal. Namun dibalik jeruji penjara, dia tak rela jika Nazi berhasil merebut kekuasaan tanpa kehadiran dia. Oleh karena itulah, Hitler yang saat itu sudah menjadi magnet bagi banyak orang malah bersikap pasif dan tidak memberikan dukungan pada partai Nazi.
Hitler & Politik: Kebangkitan Nazi (1925-1933)
Maret 1925, ternyata Hitler dibebaskan dengan masa hukuman hanya 1 tahun! Sementara Ludendorff bersama partai Nazi (sesuai rencana Hitler) kalah telak dalam pemilu. Dengan alasan kegagalan partai dalam pemilu, Hitler mendepak Ludendorff keluar dari partai Nazi dan mengambil alih posisi ketua umum. Pada tahun ketika Hitler keluar dari penjara itu, situasi politik sendiri baik untuk Jerman. Semua kekacauan politik akhirnya mereda.
Jerman yang stabil dan aman membuat partai Nazi yang radikal makin sepi. Pengikut-pengikutnya mulai meragukan Hitler. Namun Hitler tetap meyakinkan para pengikutnya bahwa kemakmuran ini hanyalah semu, hanya sementara. Kondisi kestabilan politik ini sempat membuat partai Nazi kalah telak dalam pemilu Mei 1928. Untungnya, para pengikut Hitler masih tetap setia, dan bersabar menunggu kesempatan mengambil hati rakyat untuk memenangkan pemilu.
Kesempatan itu muncul di antara 1928 – 1930 saat terjadi krisis ekonomi dunia yang sangat parah, yang lebih dikenal dengan sebutan the Great Depression. Dalam kondisi ekonomi yang parah, partai-partai politik di Jerman berpikir keras untuk menawarkan solusi kebijakan ekonomi kepada rakyatnya. Akibatnya, parpol-parpol tersebut mulai terpolarisasi ke 2 poros kebijakan ekonomi yang bertolak belakang, sebagian ke arah kiri (komunis) sebagian ke arah kanan (nasionalis dan agama).
Partai Nazi yang berhaluan ekstrem kanan (nasionalis) mengambil kesempatan ini untuk terus melancarkan kritik ke segala arah, baik pada pemerintah pusat, maupun lawan politiknya dari pihak komunis. Puncaknya adalah Maret 1930, ketika kabinet Jerman gagal merancang APBN, yang diwarnai dengan praktek transaksi bagi-bagi kekuasaan (politik dagang sapi, Kuhhandel). Kepercayaan rakyat terhadap pemerintah terus menurun. Tentu saja Hitler mengambil keuntungan dari situasi ini:
“Lihat tuh, demokrasi bobrok cuma menghasilkan ribut-ribut, ga ada ujungnya! Demokrasi itu cuma sistem politik yang korup. Lihat kehebatan Jerman di masa lampau! Partai Nazi bercita-cita untuk mengembalikan martabat dan harga diri negara! Menjadikan Jerman jaya kembali seperti sebelum kalah perang melawan sekutu” [3]
… semua slogan politik tersebut tentu saja ditutup dengan “Pilih Partai Nazi”, supaya kita bisa menghancurkan sistem demokrasi yang busuk ini dan mengembalikan kejayaan Jerman!
Bagi banyak kalangan sejarahwan, ada satu hal yang konyol dalam kampanye politik Hitler. Apaan tuh? Percaya atau nggak, Hitler tidak pernah mengkampanyekan “strategi ekonomi” untuk membetulkan krisis ekonomi. Dia tidak menawarkan solusi praktis, menjanjikan kebijakan tertentu, atau gagasan-gagasan konkrit dalam pidatonya. Hitler tahu betul bahwa akan jauh lebih mudah, jauh lebih efektif berpidato yang menggugah emosi para pendengarnya. Tentang bagaimana rendahnya mental rakyat Jerman saat ini yang dihantui rasa takut & putus asa akibat krisis ekonomi, dan lain-lain. Kemudian Hitler juga menawarkan harapan, romantisme masa lalu, mengembalikan kejayaan Jerman, menjadi negara yang ditakuti dan disegani negara-negara lain, dan hal-hal emosional lainnya… yang jelas bukan gagasan-gagasan yang rasional dan intelektual!
Rakyat Jerman yang sedang kesal, frustasi, dan marah karena krisis ekonomi, akhirnya terbuai dengan janji dan harapan pada sosok Hitler & partai Nazi. Ketika pemilu diadakan di bulan September 1930, partai Nazi meningkatkan kursi DPR-nya dari 12 menjadi 107 dari 577 kursi. Partai Nazi menjadi juara 2, cuma kalah dari partai Sozialdemokratische Partei Deutschlands (Sosial Demokrat) disingkat SPD yg mendapatkan 143 kursi. Walaupun jumlah kursi di parlemen meningkat drastis, tapi tetap saja Nazi belum menjadi penguasa nomor wahid di Jerman. Heinrich Brüning dipilih oleh perwakilan seluruh partai untuk menjadi Perdana Menteri. Krisis ekonomi terus berlanjut. Kekuasaan Nazi sudah cukup kuat tapi masih ‘tanggung’, tinggal sedikit lagi, Nazi bisa menguasai seluruh Jerman.
Hitler sendiri kemudian menimbang-nimbang, apakah dia harus mengambil alih negara dengan membuat Nazi menjadi partai mayoritas mutlak, ataukah dia harus mencoba membuat revolusi dengan kekuatan yang lebih besar seperti tahun 1923? Akhirnya Hitler memutuskan untuk mengambil jalan ketiga, yaitu dengan mengambil jalan non-kooperatif! Caranya gimana? Dengan cara menyabotase suara bulat di parlemen!
Akhirnya apa yang terjadi? Timbul kekacauan di badan legislatif Jerman. Setiap kali parlemen menggodok kebijakan baru, apapun isinya, Hitler memerintahkan seluruh anggota partainya Walk-Out setiap kali ada voting. Sesuai dengan peraturan, dengan jumlah kursi yang cukup banyak, tindakan walk-out tersebut membuat parlemen betul-betul lumpuh karena tidak mampu membuat kebijakan apapun! Pemerintah PM Brüning sebagai eksekutif kini tak bisa berbuat apa-apa karena tersandera oleh sisi legislatif.
Maret 1932, diadakanlah pemilu presiden. Hitler mendapat suara cukup tinggi, tetapi masih tetap kalah dari Paul von Hindenburg. Begitu jadi presiden lagi, Hindenburg memberikan posisi PM kepada Franz von Papen. Masalahnya, Papen ini tak punya partai, sehingga si Perdana Menteri baru ini tidak didukung oleh parlemen sama sekali. Hindenburg terpaksa melaksanakan pemilu dini Juli 1932. Kali ini, partai Nazi jauh lebih siap!
Keadaan memanas, pemilu dihiasi dengan banyak insiden bentrokan fisik antara satgas partai Nazi (SA) dengan lawan politiknya dari faham komunis. Bentrokan ini bukan cuma perkelahian biasa antar pendukung partai saja, lebih dari 100 orang terbunuh dalam berbagai insiden! Pada pemilu kali ini, partai Nazi menang telak, mereka berhasil merebut 230 kursi, sementara jumlah suara partai juara bertahan SPD jeblok, cuma mendapat 133 kursi. Semua partai lain panik, dan menolak bekerja sama dengan partai radikal ini! Karena belum memiliki mayoritas mutlak (50% + 1) Hitler belum mendapatkan apa yang dia mau. NYARIS tapi belum. Kali ini sasaran Hitler selanjutnya mudah ditebak, yaitu von Papen sang Perdana Menteri.
Pada akhirnya von Papen sang PM dikeroyok oleh Nazi maupun kubu komunis. Serangan telah terakhir dijatuhkan oleh Jendral von Schleicher, selaku menteri pertahanan, yang menyatakan Hindenburg terlalu sembrono karena menunjuk Perdana Menteri (eksekutif) berkuasa tanpa ada dukungan dari parlemen (legislatif) sama sekali. Hindenburg yang didesak oleh kalangan militer tidak punya pilihan lain, dia akhirnya setuju memecat von Papen, namun bukannya mengangkat Hitler, tapi malah mengangkat von Schleicher menjadi Perdana Menteri baru.
Namun PM baru ini pun lagi-lagi tidak mendapatkan dukungan dari parlemen, terutama karena von Papen yang merasa ditusuk dari belakang oleh von Schleicher akhirnya turut membantu Hitler menyabotase semua usaha von Schleicher. Keadaan terus menjadi buntu karena fungsi legislatif terkunci, sementara eksekutif seperti tersandera oleh legislatif. Akhirnya Hindenburg tidak memiliki jalan lain, selain mengangkat Hitler menjadi Perdana Menteri. Melihat pilihan sudah habis, Hindenburg dengan berat hati mengangkat Hitler menjadi Perdana Menteri tanggal 30 Januari 1933.
Sebagian orang di pemerintahan menilai bahwa setiap orang yang radikal ketika masih oposisi, umumnya akan melunak dan menjadi moderat begitu dia menjabat dan memiliki tanggung jawab politik. Namun ternyata dugaan itu keliru luar biasa, tanpa sadar mereka sudah menyerahkan masa depan Jerman, dan Eropa, DAN DUNIA ke tangan seorang radikal bernama Adolf Hitler.
Hitler & Politik: Berkuasanya Partai Nazi (1933-1934)
Baru berkuasa, Hitler dan sekutu-sekutunya barunya mengadakan pemilu parlemen (LAGI!!). Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, kali ini partai Nazi menguasai semua aparatur negara. Pasukan SA bahkan diangkat menjadi “Banpol” (asisten polisi). Kali ini, tidak ada lagi yang menghalangi pasukan SA untuk menyerang, menghajar, bahkan membantai orang-orang dari partai komunis secara terang-terangan.
Pemilu ini kembali dimenangkan oleh Nazi yang mendapatkan 288 kursi. Menggunakan kekuasaannya sebagai Perdana Menteri, Hitler akhirnya melarang keberadaan partai politik lainnya, selain Nazi. Namun, dia belum berkuasa mutlak. Presiden Hindenburg yg disegani oleh militer dan rakyat Jerman masih bisa memecatnya. Hindenburg sendiri bersumpah “Selama saya masih hidup, jangan harap si kopral itu bisa memimpin Jerman!”.
Sayangnya, kondisi kesehatan Hindenburg semakin mengkhawatirkan. Akhirnya, Hindenburg wafat 2 Agustus 1934 karena kanker paru-paru. Hitler langsung mengadakan referendum untuk menyatukan posisi Perdana Menteri dengan Presiden tanggal 19 Agustus-nya. 90% rakyat Jerman setuju, dan Hitler resmi menjadi Presiden Jerman juga, menjadi Führer, pemimpin mutlak Jerman.
Epilog
Gua tutup kisah kehidupan Hitler sampai fase ini dulu. Dari seorang seniman jalanan, sampai kemudian menjadi penguasa mutlak Jerman. Inilah latar belakang kehidupan seorang Adolf Hitler yang nantinya menjadi biang kerok meletusnya tragedi Perang Dunia 2 sekaligus malapetaka bagi jutaan orang tidak berdosa di seluruh Eropa.
Apa yang ingin dia capai setelah menjadi pemimpin mutlak Jerman pada dasarnya adalah realisasi dari tulisan-tulisannya di buku Mein Kampf, yaitu upaya menguasai seluruh Eropa dan mengembalikan kejayaan Jerman dengan menyerang Eropa Timur, lalu Rusia, lalu membantai bangsa Yahudi & Slavia. Serangan dan pembantaian memang umum dalam sejarah, tetapi yang berbeda dalam PD2 ini adalah semua pembantaian tersebut dilakukan dengan sistematik, terencana, dengan tujuan nasionalisme serta menghapuskan ras Yahudi dan Slavia (dan beberapa ras lain) dari muka bumi.
Birokrasi Jerman dengan rapi, sistematis, dan terstruktur menciptakan jadwal pengiriman orang-orang Yahudi-Slavia ke kamp-kamp pembantaian. Ini adalah pembantaian manusia terencana paling mengerikan dalam sejarah modern. Semua itu didasari oleh semangat nasionalisme, oleh alasan-alasan emosional, tanpa diikuti oleh rasionalitas. Yang lebih mengerikan lagi, semua tragedi di PD2 itu dicapai oleh Hitler melalui jalan legal, jalan yang sah di mata hukum, melalui pemilu yang demokratis!
Segala kekacauan yang disebabkan oleh Hitler nantinya di Perang Dunia 2, tidak hanya merugikan banyak negara lain di Eropa, tapi juga rakyat Jerman sendiri. Mereka harus membayar mahal atas kesalahan fatal ini: lebih dari 6 juta orang Jerman terbunuh dalam PD2 yang seharusnya tidak perlu terjadi, negeri merekapun hancur lebur oleh keserakahan satu orang untuk menguasai Eropa, atas dasar nasionalisme buta, anggapan bahwa ras-nya adalah yang paling unggul di antara suku bangsa lain, serta alasan-alasan emosional lainnya. Demikian penggambaran gua tentang kisah hidup Hitler, semoga bisa menambah wawasan lo dalam memahami sejarah. Sampai jumpa di artikel berikutnya!
PS. Pada artikel berikutnya, gua berencana menulis antara 2 alternatif, kalian pilih yang mana?
Sumber:
Alan Bullock: Hitler: A Study in Tyranny
Alan Bullock: Hitler & Stalin: Parallel Lives
August Kubizek: The Young Hitler I Knew
Frank Smoter: Adolf Hitler: the Making of a Führer di: http://smoter.com/hitler.htm diakses tanggal 12 September 2016
Patrick J. Buchanan: Chuchill, Hitler, and the Unnecessary War
Catatan:
[1] Ketika berumur 8 tahun, Hitler aktif di gereja Katolik lokal, belakangan menjadi putra altar. Simbol (Coat of Arms) gereja tempatnya aktif ini adalah “Hakenkreuz”. Terjemahan harfiahnya “Salib kait” tapi kita lebih mengenal nama Perancisnya: “Swastika”, sebuah simbol keberuntungan yg umum di zaman itu, simbol yang kini identik dengan rasisme, partai Nazi, bahkan Hitler sendiri.
[2] [3] Percakapan ini hanya illustrasi dari perspektif penulis untuk memudahkan pembaca untuk membayangkan situasinya, bukan verbatim dikatakan oleh tokoh yang sesungguhnya.
—————————CATATAN EDITOR—————————
Kalo ada di antara kamu yang mau ngobrol atau diskusi sama Marcel tentang tokoh Hitler atau sejarah perang dunia, silakan langsung aja tinggalin komentar di bawah artikel ini.
Invasi Dday Normandy 6 juni 1944 adalah awal dari keruntuhan nazi..
Nope. Bukan.
80% tentara Jerman itu terbunuh oleh tentara Uni Soviet. Operasi Bagration JAUH lebih penting dalam kejatuhan Jerman daripada D-Day Normandia.
Bener tuh, apalagi gara” nazi biarin sisa tentara musuh buat kabur, terus dia mau nyerang moskow menjelang musim dingin dan gak langsung di menangkan tapi malah bertahan di depan moskow (maaf klo ada yg salah tapi intiny kesalahannya dia gk langsung end malah mau ngambil kilang minyak di deket rusia (lupa namanya))
Klo ada yg salah kasih tau min, soalny guru di smp gw gk ada yg tau, klo gw cari di gugel bisa aja salah
80%? apa itu kak, divisi atau standing army secara kesuluruhan sejak tahun 1939?
Jumlah tentara Jerman yg dibunuh oleh tentara Uni Soviet dalam PD2 ini banyaknya 4 kalinya jumlah tentara Jerman yg dibunuh oleh tentara AS-Inggris-Kanada-dll.
kak marcel mau nanya nih.. apa benar hollocaust itu ada?? ada yang bilang benar dan ada juga yang tidak.
Menilik semua data yang tersedia, holocaust itu benar² terjadi.
Data dari mana dulu yg di dapat ?
Saya udah baca banyak dari berbagai sumber, kalo ternyata holocaust itu cuma bualn belaka, ga ada bukti2 sah. Terlebih pada waktu itu jumlah orang2 yahudi ga menjcapai 6 juta orang di dataran eropa.
Kalo di runut secara logika juga kurang logis
Dalam masa perang yg terjadi antara 6-7 tahun. Apa mungkin nazi membantai sampai 6 juta orang ?
Kalo pun iya, yg jadi pertanyaan selanjutnya adalah.
Berapa banyak biaya yg di keluarkan untuk memobilisasi pembantaian tersebut ? Sementara nazi sendiri sedang dalam pembangunan infrastruktur negara dan pembangunan militer secara besar besaran
Kemudian juga berapa banyak prajurit yg harus di kerahkan untuk melaksanakan pembantaian ? Sementara nazi sendiri juga sedang melakukan invasi ke negara eropa lainya
“Saya udah baca banyak dari berbagai sumber,”
-> Sumber primer? Atau sekunder? Atau tertier? Kalau sumber sekunder dan tertier, tulisan siapa?
“Terlebih pada waktu itu jumlah orang2 yahudi ga menjcapai 6 juta orang di dataran eropa.”
-> Menurut siapa? Kalau menurut Pew Research Center, jumlahnya lebih dari 9 juta.
http://www.pewresearch.org/fact-tank/2015/02/09/europes-jewish-population/
“Dalam masa perang yg terjadi antara 6-7 tahun. Apa mungkin nazi membantai sampai 6 juta orang ?”
-> Anda meremehkan kemampuan orang Jerman melakukan sesuatu yg terstruktur, yg sistematis. 🙂
-> Dan mereka bukan cuma membantai. Mereka juga menjarah harta semua orang Yahudi itu. Merampas harta tsb insentif yg cukup kuat untuk membantai bukan?
“Berapa banyak biaya yg di keluarkan untuk memobilisasi pembantaian tersebut ? Sementara nazi sendiri sedang dalam pembangunan infrastruktur negara dan pembangunan militer secara besar besaran
Kemudian juga berapa banyak prajurit yg harus di kerahkan untuk melaksanakan pembantaian ? Sementara nazi sendiri juga sedang melakukan invasi ke negara eropa lainya”
-> Jangan lupa, harta rampasan dari orang² Yahudi juga digunakan untuk membiayai mesin² perang Nazi!
-> Namun, inefisiensi akibat holocaust memang mengerikan. Kereta² yg bisa digunakan untuk mengangkut tentara, tank, barang tambang, dll malah digunakan untuk mengangkut orang Yahudi. Nah, itukan konyolnya. Ketika ada perang di depan mata, mereka masih memprioritaskan pembantaian yahudi. Makanya Jerman kalah perangkan?
https://en.wikipedia.org/wiki/Holocaust_train
Saya di kubu netral, tapi kalo kita menilik kata kata “sejarah di tulis oleh pemenang” di situ saya ragu, soalnya yang saya lihat hitler itu di gambarkan sebagai orang yang kejam karena membantai umat yahudi, tapi saya punya satu pertanyaan,
“apa bisa jerman menjadi negara maju dan kuat seperti sekarang jika hitler tidak memulai perang dunia 2?”, “apa benar ras jerman rata rata miskin (pada masa sebelum pd 2) sedangkan ras yahudi jadi orang kaya di jerman?”
“berapa persen kemungkinan jerman jadi seperti singapura (orang melayu di singkirkan sama orang cina) jika hitler tidak memulai perang dunia ke 2?”
Itu pertanyaan gw sebagai seorang penonton, gw gk ngebela hitler atau negara pd 2dll, yg bikin gw tanda tanya karena “sejarah di tulis oleh pemenang” jadinya ada kemungkinan sejarah sedikit di ubah secara tidak sengaja atau sengaja, sory gw banyak ngomong di sini, soalny guru di smp gw gk ada yg tau (mungkin cuma asal lulus spd tanpa jiwa pendidikan), gw sangat senang kalo pertanyaan gw di jawab sama admin atau yang tau jawabannya,
salam pendidikan ???
Benar ada , bukti nya bisa di lihat dari kamp konsentrasi di Jerman (Kamp Auschwitz)
Waduh, pilihan nya kaga ada yg lain, bang? Gue pengen banget ada artikel tentang kronologi The Arab Spring gitu. Hehe.
Artikel berikutnya dari saya masih tentang PD2 bos! 🙂
wah bagus juga idenya, tapi untuk topik sejarah Arab Spring sepertinya akan lebih cocok ditulis oleh Kak Faisal Aslim.
Oke deh, kak. Ditunggu ya!
Ditunggu kak Arab Spring! 😀
Kalau soal karya² seni yang dicuri Nazi, kamu bisa mulai dari nonton film “The Monuments Men”.
Iya keren tuh film heheh
Oh tau sih, tp belum kesampaian buat nonton. 🙁
kak marcel udah pernah nonton film der untergang ”downfall” belum?
Udah. Film itu memang menggambarkan saat² terakhir Hitler sbg pemimpin yang udah putus hubungan dengan kenyataan.
“Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstören, aber ich lasse ein wenig drehte-on,so können Sie herausfinden, warum ich sie getötet.”
Artinya :
“Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka.” Adolf Hitler
genosida terbaik oleh adolf hitler ke ras terkutuk dimuka bumi.
Hmm …
(1) Setahu saya kutipan ini tidak bisa diverifikasi oleh sejarawan manapun.
(2) Genosida adalah kejahatan kemanusiaan. Ini bukan pembunuhan atas 1 individu, tapi atas 1 ras. Wanita, anak², tua, muda semuanya dibantai cuma karena ras mereka, cuma karena hal yang tak bisa mereka pertanggungjawabkan. Kalau anda menyatakan “ada genosida yang baik, dan genosida ini yang terbaik!” jangan salahkan orang² lain menghakimi bahwa anda (atau bahkan orang² yg sepikiran dg anda) tidak bisa dipercaya, tidak bisa diajak hidup bersama. 🙂
setuju
ini aja belum tentu ada bukti bahwa hitle memang yang menyuruh untuk genosida yahudi
bisa saja itu cuman inisiatif goebles sama himmler
“The buck stops at the highest leader”.
Genosida yg dilakukan Nazi Jerman juga sudah ditulis di Mein Kampf, jadi Hitler bertanggung jawab penuh atas genosida ini.
saya penasaran apa reaksi warga jerman keturunan ras yahudi slavia dan ras ras minoritas yg dimusuhi hitler saat mengetahui adanya buku fenomenal seperti mein kampf?
Kebanyakan menganggap remeh. “Semua politikus itukan pembohong, Hitler cuma teriak² BANTAI YAHUDI supaya dipercaya sama orang² anti Yahudi! Cuma supaya dapet suara di Pemilu! Hei,banyak anggota SA itu pacaran sama cewek Yahudi gitu!”
Mereka baru nyadar Hitler gak ngibul soal ini waktu “Kristallnacht” ketika partai Nazi memanfaatkan negara untuk merusak semua toko milik orang Yahudi, mengakibatkan “tebaran debu kristal akibat kaca² pecah di seluruh penjuru Jerman.”
Ini bukan menyangkut agama, tp lebih ke rasisme, dan membantai manusia secara massal cuma gara2 benci atau beberapa perintah doktrin apa baik ? Apa kebaikan itu absolut ? Bias banget
kak marcel,katanya Hitler meninggal diIndonesia… itu hoax apa bukan? cuman sempet denger guru sih bilang gitu,hehe…
Katanya Hitler nyamar jadi dokter di daerah Nusa Tenggara itukan??
Hoax. Hitler itu fisiknya lemah, gak seperti si dokter itu, yang bahkan sering gaya dg cara menyetir mobil hanya dengan 1 tangan! Di jaman itu belum ada power steering loh, setir mobil itu BERAT!!
Bedasarkan FIlm der Undertag (Downfall)
Dia mati bunuh diri di bunkernya (Berlin)
Berdasarkan Film Der Undertag(Downfall)
Hitler bunuh diri di bunkernya (Berlin)
ka marcel, kenapa Hitler sangat berambisi untuk mengkoloni Rusia? dan ketika Jerman berperang dengan Inggris, ia pun sekaligus menyerang Rusia ?
Kata² yg paling terkenal di buku “Mein Kampf” adalah “Lebensraum” (Ruang hidup). Waktu itu, Jerman mengalami kepadatan penduduk, Hitler yg memandang rendah bangsa Slavia memandang tanah Rusia yg mahaluas itu adalah tempat ideal untuk menjadi rumah baru orang² Jerman. Bangsa Slavia cuma pantas dijadikan budak dan mayat doang, bukannya jadi pemilik tanah seluas itu!
Namun, ketika Hitler benar² menyerang Rusia, alasannya jauh lebih komplex lagi, bukan cuma sekedar kebenciannya thd komunisme dan bangsa Slavia, ada hubungannya juga dengan kekaguman Hitler thd kekaisaran Inggris. Nanti saya bahas di artikel PD2 yang lain yah!
bukannya karena minya?
agak absurd juga, kalo sekedar kagum ke british empire
Ini soal takdir. Buat Hitler, bangsa Jerman sudah ditakdirkan menguasai tanah luas itu, seperti bangsa Inggris ditakdirkan menguasai India.
ohh, makasih ka. ditunggu banget artikelnya
gile ya gk nyangka lukisannya bagus gitu…
Dan sesuai penilaian para profesor seni itu, karya² terbaik Hitler adalah lukisan² gedung, rumah, jembatan, dan bangunan² lain.
Pantes aja disuruh masuk arsitektur
Bang, coba bahas the rape of nanking lah…seru pasti itu. Apalagi katanya itu pembantaian oleh Jepang yang ‘terlupakan’ dari sejarah PD2.
Sabar yah, lagi dipersiapkan. PD2 udah pasti saya bahas lebih lanjut kok!
om mimin, emang apa definisi dari diktator itu sendiri ? dari apa yg ane tau, hitler itu ga sesuai dengan kata diktator. apa mimin juga sepenuhnya pecaya sama sejarah/tulisan yg dibuat sama orang barat ? distorsi sejarah/dilebih lebihkan mungkin banget kan terjadi. ane pengen tau juga, padangan mimin tentang hitler, apa sama kaya apa yg dibilang sama orang barat ? yg katanya penjahat nomer satu (mereka ga ngaca?!)
“om mimin, emang apa definisi dari diktator itu sendiri ? dari apa yg ane tau, hitler itu ga sesuai dengan kata diktator.”
-> Diktator itu adalah penguasa absolut, yang tak bisa dibantah atau dipecat, kecuali dengan cara di luar sistem seperti kudeta/Putsch.
“apa mimin juga sepenuhnya pecaya sama sejarah/tulisan yg dibuat sama orang barat ? ”
-> Hati² terjebak dengan mentalitas “Teori Konspirasi” dimana absennya bukti dijadikan bukti kebenaran, dimana “confirmation bias” dan “origin bias” akhirnya mengalahkan objektivitas!
-> Enggak ada tulisan yg “dipercaya sepenuhnya”, tulisan siapapun harus dikritisi. Ras penulisnya, asal penulisnya mau dari Barat maupun Timur itu GAK PENTING. Kalo salah YAH SALAH, kalo bener YAH BENER, jangan jadi “ad hominem”.
-> Budaya Barat unik karena fakta bahwa merekalah kritik terbesar diri mereka sendiri. Maklum, budaya Baratlah yg menciptakan kultur/budaya ilmiah, dengan metode ilmiahnya. Dalam budaya ini, dengan metode ini, otokritik, dan kritik dari luar, bukannya dibungkam, ditolak dan “tidak dipercaya” tapinya dikaji, diolah, dan akhirnya diterima begitu terbukti benar. Budaya ilmiah inilah yg membuat dunia Barat bisa mendominasi penemuan² selama setidaknya 400 tahun terakhir.
“The first principle is that you must not fool yourself – and you are the easiest person to fool.”
— RIchard Feynman
“Hati² terjebak dengan mentalitas “Teori Konspirasi” dimana absennya bukti dijadikan bukti kebenaran, dimana “confirmation bias” dan “origin bias” akhirnya mengalahkan objektivitas!”
seconded.
ohoho ngequote gtu jadi saya bodoh gitu bertanya kaya gitu ? kerain guru guru di zenius baek baek dan bijak. hehe, maaf kalo orang awam ini nanyanya jelek, santai aja yea om, jangan capslock gitu jadi dibacanya kaya ga santai. jangan bawa bawa kata fool juga, jadi kaya keliatan saya bodoh. saya cuma nanya yea walaupun saya emang ngekritisin orng orang barat yang saya lihat terlalu lebay ngedekripsi Hitler itu gimana.
dan deskripsi diktator itu menurut ane pemimpin yg menindas rakyatnya, dan apa yg saya tau rakyat jerman keluar dari keterpurukan ekonomi setelah nentang mereka yg menang di pd 1, keliatan bahagia rakyatnya, yea walaupun rezim waktu itu nindas banyak orang. hanya opini sih, ga terlalu dalam ngeliatnya gimana. dan kalo deskripsinya pun begitu, emang udah ada buktinya ya om kalo Hitler mau jadi pemimpin yg absolut ? atau hanya pandangan dari om aja ?
belom dijawab, tapi jadi om yg pintar sejarah ini sepenuhnya percaya ? oke. tapi saya juga ga mempertanyakan objektifitas yg benar adanya. dan ga usah bawa bawa teori konspirasi, saya juga tau kalo teori hanyalah teori kalo ga ada buktinya. intinya berawal dari quote ini,
“History is always written by the winners. When two cultures clash, the loser is obliterated, and the winner writes the history books-books which glorify their own cause and disparage the conquered foe. As Napoleon once said, ‘What is history, but a fable agreed upon”
saya ragu akan keaslian history yg orang orang barat bilang, apalagi yg keliatannya cuma opini. dari apa yg saya liat juga. opini orang barat juga terlalu lebay sih ngeliat suatu hall yg berlawanan dari mereka. tapi opini and history itu suatu hal yg berbeda sih. saya hanya jadi orang awam di history jadi saya ga nyampe dalem nyelidikinnya, makanya saya tanya. tapi jawabannya malah ga nyambung. lol
saya bawa kata barat karena mereka memang memusuhi “abis abisan” Nazi Jerman waktu itu, jadi saya ragu mereka ngebuat histroy serealnya tentang kubu yg mereka musihi dan ngenanyain masalah itu ke om. dan masalah ad hominem, apa yg dibilang quote diatas, ada benernya juga kan ?
tau saya juga, bener ya bener, salah ya salah. tapi tau kebenarannya itu gimana ? apa om langsung terbang ke tkp buat nyelidikinnya langsung kah, buat tau kebenarannya ? gimana kalo saksinya itu cuma dia doang ? gimana kalo kelompok tertentu yg tau tapi sepakat ngebuat history versi mereka sendiri ? cuma nanya kok. pribadi yg bodoh ini yg pengen tau pandangan orang pinter kaya om itu kaya gimana di masalah history.
omongan terakhir sih lebih ke oot, ini masalah yg berbeda. well, saya cuma bingun tentang apa yg dibilang qoute diatas itu ada benarnya juga, jadi saya curiga sebagai orang awam. pengataan terlalu curiga itu terlalu lebay apalagi bawa bawa ilmu pengetahuan yg siapapun bisa di teliti. ini kan history, yg hanya mereka yg bisa buat.
“belom dijawab, tapi jadi om yg pintar sejarah ini sepenuhnya percaya ?”
-> Sayakan udah jawab: “Enggak ada tulisan yg “dipercaya sepenuhnya”, tulisan siapapun harus dikritisi. Ras penulisnya, asal penulisnya mau dari Barat maupun Timur itu GAK PENTING”
“saya juga tau kalo teori hanyalah teori kalo ga ada buktinya.”
-> Kalo gak ada buktinya, kok dipercaya? Kalo gak ada bukti dipercaya, artinya “anything goes”.
“saya ragu akan keaslian history yg orang orang barat bilang”
-> Ini adalah contoh sebuah opini.
-> Baca kata² saya sebelumnya soal kebiasaan unik orang Barat. Kalo kamu ragu, kasih liat aja bukti yg membuktikan kesalahan mereka, gampang tokh?
“saya bawa kata barat karena mereka memang memusuhi “abis abisan” Nazi
Jerman waktu itu, jadi saya ragu mereka ngebuat histroy serealnya
tentang kubu yg mereka musihi dan ngenanyain masalah itu ke om. dan
masalah ad hominem, apa yg dibilang quote diatas, ada benernya juga kan ?
tau
saya juga, bener ya bener, salah ya salah. tapi tau kebenarannya itu
gimana ? apa om langsung terbang ke tkp buat nyelidikinnya langsung kah,
buat tau kebenarannya ? gimana kalo saksinya itu cuma dia doang ?
gimana kalo kelompok tertentu yg tau tapi sepakat ngebuat history versi
mereka sendiri ? cuma nanya kok. pribadi yg bodoh ini yg pengen tau
pandangan orang pinter kaya om itu kaya gimana di masalah history.”
-> Terus, karena kamu ragu, mereka jadi salah? Mereka udah kasih beberapa bukti. GIliran kamu kasih bukti tandingan. Mana buktinya mereka itu salah? Gak ada? Cuma bisa mengandalkan teori konspirasi? Cuma bisa ad hominem aja? Saya tahu siapa yg bisa lebih saya percayai.
Saking kuatnya pengaruh Hitler bahkan institusi agama saat itu (gereja; beberapa, gak semua) udah ‘dikuasai’ sang Führer dengan Nazinya. Makanya, ada kumpulan rohaniwan yang kontra dengan Hitler, selain karena alasan utama kediktatoran rezimnya dan genosida. Teolog spt Bonhoeffer juga dieksekusi gantung stlh tergabung di Abwehr karena berusaha menjatuhkan Hitler.
Poin gw sih, genosida itu kejam. Karena pementingan ideologi tertentu dan keserakahan seperti di atas, banyak nyawa dibunuh.
Sorry ya, no offense, cuma ikutan nimbrung dari sejarah tokoh teologi di Jerman selama WW2.. hehe
Politik dan Agama memang 2 hal yg mengendalikan begitu banyak manusia
dan aspek2 kehidupan mereka, begitu kita membicarakan keduanya di saat
bersamaan, udah pasti seru. Gak heran kaitan institusi agama dengan rezim Nazi juga seru menarik banget. Banyak sekali pengikut Nazi yg religius. Sebaliknya, banyak juga yg jadi anti Nazi karena agama mereka.
Tapi, saya rasa pd2 juga berperan dalam runtuhnya kolonialisme, apakah itu betul?
Betul sekali. Tanpa adanya PD2, kolonialisme mungkin sekali baru berakhir 30 – 50 tahun kemudian.
Kenapa PD2 bisa berperan dalam runtuhnya kolonialisme kak?
Karena, pemenang utama PD2 adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Amerika Serikat sang “kampiun kebebasan” membenci penjajahan. Apalagi jajahan mereka cuma Kuba dan Filipina (yg sudah mereka janjikan kemerdekaan.).
Uni Soviet sang “kampiun komunisme” membenci penjajahan juga. Soalnya, Komunisme memandang penjajahan sbg “Usaha Kapitalisme untuk menunda keruntuhahannya”.
Artinya penjajah² lama seperti Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, dll, ditekan dg berbagai cara untuk memerdekakan jajahan² mereka.
Tolong jelas in soal keajaiban ekonomi jerman di masa hitler donk min
Pada dasarnya, masalah ekonomi “Great Depression” adalah semua orang TAKUT mengeluarkan uang, TAKUT belanja. Ini membuat semua toko, semua usaha, sepi pengunjung, sehingga semua usaha ini mau tak mau mengurangi pegawainya, menambah jumlah orang pengangguran, dan org² yg tak berani mengeluarkan uang, membuat sebuah lingkaran setan mengerikan. Hasilnya tentu saja roda ekonomi macet total.
Jerman di zaman Hitler memulai proyek² raksasa untuk mempersenjatai diri. Pabrik² mulai membuat tank, kapal terbang, senapan, dan senjata² lain pesanan pemerintah. Buruh² juga dikerahkan untuk membangun jalan tol, rel KA, pelabuhan, dll yg penting untuk perang. Pembangunan ini mengalirkan uang dari pemerintah ke semua lapisan rakyat, membuat semua orang mendapatkan uang dan jadi BERANI mengeluarkan uang, BERANI belanja. Roda ekonomi kembali berputar, dan ekonomi Jermanpun lancar lagi.
TLDR: “Keynesian economics in action.”
Wew, jd persiapan perang, yang membuat ekonomi jerman tetap kuat saat hitler berkuasa
Bang apa sih faktor utama yang menyebabkan orang takut meengeluarkan uang sampe sampe impact nya parah banget ?
Orang takut mengeluarkan uang sebab pasar saham baru ambruk. Perusahaan, bank, dan toko banyak yang tutup. Mirip kayak di Indonesia 1998. Perusahaan² itu bukan cuma penjual, tapi juga konsumen yg membeli barang dalam jumlah besar, artinya konsumennya mendadak turun drastis.
Sementara itu, bank² banyak yg bangkrut, bank² yg tersisa udah pasti shock, dan jauh lebih ber-hati² mengeluarkan kredit, artinya mereka juga TAKUT mengeluarkan uang!
Artinya, masyarakat yg semula punya rencana buka usaha/toko/perusahaan juga jadi takut membuka usaha, dan kalaupun mereka masih nekad, mereka kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank.
Karena banyak perusahaan ditutup, dan tidak banyak perusahaan baru dibuka, banyak individu kehilangan pekerjaan. Mereka ramai² “mengencangkan ikat pinggang” mengurangi pengeluaran uang mereka. Bahkan yg tidak dipecatpun mulai merasakan rasa takut, membuat mereka lebih ber-hati², artinya lagi² mengurangi pengeluaran mereka..
Dan seluruh ekonomipun macet.
1. kenapa jerman enggak punya jajahan?
2. ketika pd2 berlangsung apa saja yg dilakukan ilmuwan jerman? ikut mendukung perang atau tidak?
1) Baca artikel saya sebelumnya:
https://www.zenius.net/blog/penyebab-perang-dunia-1-i-pertama
Sebelum 1871, negeri Jerman yg bernama Prussia adalah negeri agraris, bukannya maritim. Setelah bersatunya Jerman, PM Bismarck tak mau menyinggung perasaan Inggris, sehingga dia semula tidak mencari jajahan. Ketika akhirnya dia setuju mencari jajahan, hampir seluruh penjuru dunia sudah dijajah, sehingga jajahan Jerman cuma Namibia, Tanzania, pulau² di Pasifik Tengah, dan Papua Nugini Utara. Setelah kalah dalam PD1, jajahan² ini diambil alih oleh Inggris, Perancis, Jepang, dan Australia.
2) Tergantung ilmuwannya. Ilmuwan Yahudi (Contohnya Einstein) SUDAH KABUR jauh² hari sebelum PD2 meletus. Ilmuwan² yg non-Yahudi masih banyak yg bertahan di Jerman dan mengembangkan senjata² mutakhir buat rezim Nazi (Pesawat Jet, Roket, Bom Layang, macam² ranjau laut, dll.)
ohh iya, udah pernah ditulis ya.
ini agak enggak nyambung sama pd2,
1. kenapa yg memulai penjajahan spanyol dan portugal? dan kenapa spanyol dan portugal yg paling awal kehilangan jajahan?
2. apakah ada perwira/petinggi militer pihak sekutu yg diadili karena kejahatan perang?
1) Karena mereka yg paling napsu membalas dendam setelah dijajah kekuatan Arab selama ratusan tahun. Mereka kehilangan jajahan karena mereka tak bisa menolerir orang2 yg berbeda agama dg mereka. Sikap anti toleransi ini menciptakan terlalu banyak musuh, mereka bahkan kehilangan semua orang Yahudi dan Muslim di tanah air mereka sendiri.
2) Setahu saya tidak ada.
kak marcel, recomend film yang bagus tentang hitler apa ya ?
Film terbaru di Jerman:
“Er ist Wieder Da” atau bhs Inggrisnya “Look Who’s Back”.
Bukan dokumenter dari era PD2 atau reka ulang kehidupan Hitler, tapi komedi-satire dg guerilla-documentary di era modern. Menceritakan Adolf Hitler secara ajaib muncul di Jerman abad 21, dan menjadi terkenal karena “reality show”. Lucu banget, dan banyak leluconnya NJLEB DALEM, bukan lelucon kampungan-dangkal.
Iya setelah gua baca artikel ini gua lngsng nntn film itu,lucu abis
Wah menarik banget bang ceritanya, kalo ada kesempatan ceritain tentang waffen-SS bang. Penasaran ane tentang tentara siap mati untuk Hitler ini.
@marcelsusanto gimana cara kuliah di jerman?
Kuliah S1 itu agak ribet, sebab sekolah di Jerman itu 13 tahun. Jadi, kamu harus ambil “Studienkolleg” atau sekolah penyamaan gelar dulu selama setahun. Untuk masuk ke Studienkolleg ini, diperlukan ijazah bahasa Jerman. Di Indonesia juga ada Studienkolleg, di BSD Serpong. Untuk syarat²nya bisa tanya ke mereka:
http://www.studienkolleg-indonesia.de
Kalau untuk beasiswa, kamu bisa tanya² di DAAD Indonesia.
http://www.daadjkt.org
Kuliah di Jerman itu GRATIS. Gak ada uang semesteran, gak ada uang pangkal, cuma ada uang administrasi/formulir kalo di uni saya di Passau itu sekitar €20an (320 ribuan). Beasiswa itu gunanya untuk mendapatkan uang saku selama kuliah.
Owh kuliah d jerman toh,pantesan dalem bgt ngupas sejarahnya ,keren lah
biaya hidupnya kak marcel sebulan dirupiahin berapa kira2 rata2nya?
Kira² 730 Euro sebulannya.
Menurut bang Marcel tentang video ini apa ? https://www.youtube.com/watch?v=Vnu5uW9No8g
agak penasaran aja karena hampir 60-80% apa yang sudah kita ketahui tentang Adolf Hitler benar-benar hampir diputar balik fakta-fakta yang ada di dokumenter ini
BUSET 6 jam!! Kata orang² sih ini isinya konspirasi teori semua. Sekali lagi, JANGAN punya mentalitas teori konspirasi:
“Karena gak ada bukti, maka teori saya benar!”
https://www.quora.com/Holocaust-Denial-How-plausible-is-Adolf-Hitler-The-Greatest-Story-Never-Told
Konspirasi ya bang ?
sedih juga rasanya kalo cuman konspirasi
hope it to be the truth though
Soal Hitler merestorasi ekonomi Jerman, di atas udah ada yg tanya soal ini. Cari postingannya Edward Zufri. Jawaban singkatnya “Keynesian economics in action.”
democracy can vote to kill itself
Bang… apa alasan hitler memuliakan kaum arya padahal dia sendiri bukan kaum arya?
Kalo mau ngomongin psikologi Hitler, belum ada konsensusnya. Semua cuma tebakan saja.
Tebakan saya sih, bisa jadi justru karena dia bukan kaum Arya. Dalam psikologi ada yg namanya “Kompensasi” misalnya orang yg gak gitu kaya yg justru sering pamer kekayaan, karena takut disangka orang miskin, Karena dia sadar diri dia bukan Arya, karena dia tahu betul identitas kakeknya dari pihak ayah masih tanda tanya besar. Padahal menurut logika dia ras arya adalah yang termulia, dan diapun kurang percaya diri, merasa terusik, terganggu dg fakta ini. Untuk mengkompensasi kekurangan ini, dia justru teriak paling kenceng soal kemuliaan bangsa Arya.
Kak Marcel tulis artikel tentang sejarah indonesia dong. saya di sekolah enggak dapet materi tentang timor-timur dan G30S/PKI karena sejarahnya bengkok kata guru saya.
kamu bisa baca artikel zenius blog tentang sejarah indonesia di sini >>
https://www.zenius.net/blog/biografi-sukarno-soekarno
https://www.zenius.net/blog/biografi-kartini
https://www.zenius.net/blog/biografi-sutan-syahrir
https://www.zenius.net/blog/biografi-mohammad-hatta
https://www.zenius.net/blog/biografi-tan-malaka
https://www.zenius.net/blog/biografi-soe-hok-gie
Oiya, saya ingin mengecek sedikit.
Itu di artikelnya setelah mengikuti itu dikatakan lulius. Tapi Hitler tidak mengikutinya, jadinya ga lulus bukan? Tapi di sub selanjutnya kok lulus SMA? Cmiiw ya..
Btw terimakasih banyak artikelnya sangat keren! Bahasanya mudah dipahami?
Ups. Itu salah cetak. Trims atas pemberitahuannya.
Wah, ndak sabar nunggu artikel dari kak marcel.
Votingnya tipis nih.. 51 – 49 :v
Bang liat vote, kayanya gaada salahnya buat Sepenggal cerita Perang Dunia 2 di Eropa haha
Gue baca artikel ini setelah nonton film, The Boy in The Striped Pajamas. Gue ngerasa gemes dan geregetan banget kok ada sih orang yang segitu kejamnya yang punya pikiran untuk melakukan kejahatan genosida terorganisir kaya si Hitler itu.
Gue salut banget bang Marcel sama tulisan lo ini, keren. Karena pengetahuan sejarah gue masih sangat dangkal, gue bener” ga bisa kasih komen apa-apa, I’m speechless bang. Bang Marcel udah baca berapa buku dan bahan bacaan apa sih sampe bisa buat artikel sekeren ini? Worth it banget bang, share dong bang cara mulai belajar sejarah yang bener. Hehehe ditunggu lho
Cara saya belajar sejarah gampang: baca semua buku, artikel, jurnal, pokoknya semua media yg membahas topik sejarah yang kita sukai. Karena topik favorit saya adalah Perang Dunia dan Kekaisaran Romawi, makanya saya tahu lumayan banyak soal 2 topik ini. Baca aja dulu semua yang kamu suka, serap dulu.
Setelah baca, setelah diserap, baru dianalisa dg rasional. Ini ada artikel bagus dari Zenius tentang analisa rasional:
https://www.zenius.net/blog/data-metode-ilmiah-bias-statistik
Ingat, baca 3 buku lalu menggunakan ketiganya adalah cara menulis gaya sekolahan. Kalo anak kuliahan ke atas, musti baca 30an buku, lalu dari 30 buku itu kesaring tinggal 3 buku yg relevan buat tulisan kamu. Saya sendiri baca sekitar 100 buku tentang Perang Dunia 2, tapi kamu bisa liat sendiri di daftar sumber saya, saya cuma pake 5 untuk artikel ini.
Mudah²an membantu!
Waahh kerenn banget bang. Btw bagi waktu biar bisa baca bacaan yg banyak dan berkualitas itu kan lumayan sulit, kalo bag Marcel biasanya baca buku-buku itu pas gimana? Pas lagi ada waktu senggang aja atau gimana?
Kalau saya sih memang hobi baca, jadi begitu dapet buku bagus, saya langsung menyediakan waktu sekitar 4 – 5 jam sehari buat abisin dulu baca 1 buku itu secara kilat. Setelah baca kilat, baru baca ulang lagi di bagian2 yg paling penting, paling menarik.
Thanks tipsnya bang, harus dicicil dikit2 nih mulai sekarang
1. Kak mau nyanya. Sebenarnya asa-usul Negara Jerman itu dari Kerajaan Prussia atau berasal dari pecahan Holy Roman Empire
2. BTW ane salut sama Hitler. Karena saat dia melakukan “kampanye” bagi partainya, pada akhirnya dia merealisasikannya apa yang ia janjikan saat ia kampanye. Gak kayak politikus jaman sekarang. Janji Doang
1) Dari Prussia. Lihat artikel saya yang ini:
https://www.zenius.net/blog/penyebab-perang-dunia-1-i-pertama
Holy Roman Empire sendiri boleh dibilang menjadi Austria-Hongaria.
2) Dari semua kelemahan dan sifat buruk Hitler, munafik bukan salah 1nya. Ini juga yg menjadi daya tariknya.
Kak bahas tentang masa renaissance dong
Mas disana apakah mayoritas rakyat Jerman (non yahudi) mendukung Hitler pada saat itu.
Pasca PD sampai saat ini, saya dengar banyak rakyat Jerman yang sangat membenci Hitler karena perbuatannya, apakah ini murni mereka menentang Hitler atau memang karena Hitler kalah perang saja, melihat sangat minimnya dokumentasi tentang orang2 seperti Claus von Stauffenber, kalau tidak membaca tentang si Claus ini, saya sempat berfikiran, rakyat Jerman (non yahudi ) ok ok saja dengan kebijakan Hitler.
Ketika buku mein kampf yang katanya buatan orang jahat ternyata laku keras hingga habis terjual pada penjualan perdana, disitu terkadang saya merasa bingung
Guru : apa yang menyebabkan pd ke 2
Gw : karena bapaknya hitler gak kasih hitler sekolah seni
Guru : lah, salah tuh
Gw : bener koq, klo hitler masuk sekolah seni pasti dia gak bakal masuk ke dunia tentara dan gak jadi fuhrer
Guru : ???, pengen bpk tabok tapi ada benernya juga
Hitler gak sabaran, terus dia mulai perang sebelum semua persiapannya ready, apalagi teknologinya canggih melewati masanya terutama roketnnya (jadi pencetus roket modern bro) terus kapal selamnya yg bagus tapi kurang tentara ahli buat pengoprasiannya (al inggris aja pas nemuin sisa kapal selam nazi sampe bilang “inggris bisa bahaya kalo kapal ini terjun ke medan perang” dan kapal selam nazi jadi kapal selam modern pertama di dunia yg di jadikan acuan seluruh kapal selam)
Gw liat infrastrukturnya nazi di nat geo sangat keren, tapi sayang banget hitler kepala batu, semua jendralnya udh minta jangan nyerang uni soviet tapi masih tetap dengan maunya (egois membuat kalah), udh gitu knp ya di sekolah gw hitler itu di bilang komunis? Bukannya dia fasis?
Hati², jangan mengandalkan memoirnya para jendral itu. Manstein, Guderian, dll semuanya terus menerus menyerang Hitler, men-jelek²kan Hitler, padahal Hitler sering bener juga.
Misalnya, kalo dari awal Barbarossa fokusnya sesuai kemauan Hitler, yaitu ke Kaukasus untuk merebut sumber minyak, ada kemungkinan Jerman memenangkan PD2. Di kesempatan lain, para Jendral juga menyerang kebijakan Hitler memperkecil kekuatan divisi Jerman, padahal itu langkah yang tepat.
Kalo soal ideologi Hitler sih, Nazisme JAUH lebih mirip Fasisme daripada Komunisme. Hitler malah benci banget sama Komunisme. Setingkat lah bencinya sama kebencian dia thd Yahudi.
Guru ips saya pas banget tadi siang dia juga bilang komunisme itu atheis, padahal negara uni soviet yang notenya komunis 50%+ agamanya kristen dan hanya 14% yang atheis, agak kesel juga punya guru cuma ngasih tau
Komunis = atheis
Padahal komunis lebih luas dari pada “hanya” atheis, gimana mau indonesia pinter, dari smp aja gurunya sangat “pro” (sarkas)