Artikel ini membahas tentang apa yang dimaksud dengan bahasa Cina (bahasa Tionghoa), sejarah singkatnya, penggolongannya, serta contoh kosakata yang diserap ke bahasa Indonesia
Bang, beli siomay goceng, dong, kamsia ya.
Ah, gak cuan gua kalo lu ngutang melulu.
Kongkow dulu yuk, tempat mah cincai lah.
Kalimat-kalimat di atas pastinya dah gak asing lagi kan, di telinga lo? Nah, dari kalimat-kalimat tersebut, lo ada perhatiin gak, kata-kata yang kok kedengarannya gak kayak bahasa Indonesia ya? Hayo, kata-katanya yang mana aja?
Goceng, siomay, kamsia, cuan, kongkow, cincai.
Yup, kata-kata ini memang bukan kosakata asli dalam bahasa Indonesia, mereka adalah kata serapan. Kira-kira, mereka diserap dari bahasa apa, ya? Kalo gue nanya ke orang-orang, kebanyakan dari mereka pasti menjawab bahasa Cina (bahasa Tionghoa). Bener gak? Well, benar dan salah sih, hehe. Selama ini mungkin lo berpikir bahwa kata-kata yang bunyinya seperti itu berasal dari bahasa Tionghoa.
Namun, sebenarnya yang namanya bahasa Cina itu gak ada.
Hah? Jadi sebenernya kata-kata tersebut berasal dari bahasa apa? Nah di artikel ini akan gue jelasin, supaya lo nantinya gak salah pemahaman lagi tentang yang namanya bahasa Cina. Terlebih lagi, artikel ini mungkin bakal menarik bagi lo yang gemar/minat dengan bahasa asing, terutama terhadap bahasa-bahasa yang berasal dari Tiongkok. Yuk, kita bahas.
Bahasa Cina?
Sebenarnya, yang namanya bahasa Cina itu tidak ada, loh. Bahasa Cina itu sendiri sebenarnya adalah rumpun bahasa. Jadi, kalau kita sebut sebagai “bahasa Cina”, gak tepat, guys, karena ia bukan merupakan sebuah bahasa, melainkan kumpulan dari beberapa bahasa yang berasal dari Tiongkok. So, mulai dari sekarang, jangan sebut “bahasa Tionghoa” atau “bahasa Cina” lagi, ya, istilah yang benar adalah Rumpun Bahasa Tionghoa, atau Rumpun Bahasa Cina.
![Bahasa Cina Itu Apa Sih? 59 Bahasa Cina Itu Apa Sih? 41](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2017/12/hanzi-300x300.png)
digunakan dalam bahasa-bahasa Tionghoa.
Huruf yang berwarna hitam adalah tradisional (digunakan di Taiwan), sedangkan yang berwarna merah adalah simplified (digunakan di RRT dan Singapura)
Penggolongan Rumpun Bahasa Cina
Nah, karena tadi gue bilang bahwa “bahasa Cina” sebenarnya adalah rumpun bahasa yang terdiri atas beberapa bahasa, sekarang coba kita lihat bahasa-bahasanya apa aja.
Peta persebaran bahasa-bahasa Tionghoa
Mandarin [官话]
Bahasa yang paling banyak dipakai. Bahasa Mandarin merupakan bahasa nasional dan bahasa utama di Republik Rakyat Tiongkok, Republik Tiongkok (Taiwan), serta satu dari bahasa nasional di DOK (Daerah Otonomi Khusus) Hong Kong, DOK Makau, serta Singapura.
Jin [晋语]
Bahasa yang sangat dekat dengan bahasa Mandarin, digunakan di Shanxi dan sekitarnya.
Wu [吴语]
Secara informal disebut juga sebagai bahasa Shanghai, digunakan di daerah Shanghai, Suzhou, Anhui, Zhejiang, dan Anhui.
Min (Hokkien) [闽语]
Bahasa yang berasal dari Fujian dan Guangdong, di Indonesia disebut juga sebagai bahasa Hokkien.
Hakka (Khek) [客家语]
Bahasa yang juga berasal dari Fujian dan Guangdong, memiliki kedekatan dengan Hokkien. Di Indonesia, bahasa ini dikenal juga sebagai bahasa Khek.
Teochew [潮州话]
Bahasa yang merupakan varian dari bahasa Hokkien, dikenal juga sebagai bahasa Tiochiu di Indonesia.
Gan [赣语]
Bahasa yang berasal dari Jiangsi, memiliki kedekatan historis dengan bahasa Khek.
Xiang [湘语]
Bahasa yang berasal dari Hunan dan Hubei Selatan.
Yue [粤语]
Bahasa yang juga berasal dari Guangdong, varian utamanya dikenal juga sebagai bahasa Kanton (Hong Kong).
Hui [徽州话]
Bahasa yang berasal dari Anhui Selatan, memiliki ciri-ciri dari bahasa Mandarin, Gan, dan Wu.
Ping [平话]
Bahasa yang diduga berasal dari Guanxi, memiliki ciri-ciri dari bahasa Xiang dan Yue.
Wah, banyak banget, ya. Ini aja baru bahasa-bahasa yang sudah diklasifikasikan, loh, masih banyak lagi varian Tionghoa yang belum diklasifikasikan. Bahkan, untuk orang Tiongkok sendiri, istilah untuk bahasa nasional mereka ada banyak, seperti:
- 中文 = zhongwen, artinya bahasa Cina.
- 国语 = guoyu, artinya bahasa negara.
- 普通话 = putonghua, artinya “common language”
- 华语 = huayu, artinya bahasa Tionghoa, istilah yang dipakai oleh keturunan Tionghoa di Asia Tenggara
- 汉语 = hanyu, artinya bahasa orang Han, karena memang bahasa Mandarin adalah bahasa aslinya etnis Han di Tiongkok.
Beberapa ahli bahasa menganggap bahwa beberapa bahasa di atas sebenarnya adalah bahasa yang sama, hanya memiliki varian dialek, menggunakan sistem penulisan yang sama (hanzi) serta mengandung banyak kesamaan kosakata. Namun, kalo menurut gue (dan banyak ahli lain juga), bahasa-bahasa teresebut adalah bahasa-bahasa tersendiri, yang layak dikategorikan sebagai bahasa-bahasa yang utuh, karena mereka memiliki perbedaan fonologis yang sangat signifikan. Coba lo bandingkan dengan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll., mereka adalah bahasa-bahasa yang berbeda, kan?
Berikut ini contoh video lagu dalam 2 bahasa-bahasa Tionghoa, Mandarin (rap) dan Min (chorus dan beberapa bagian rap)
Kalo lo jeli, akan terdengar perbedaan bunyi-bunyi konsonan pada bagian rap dan chorus.
Sejarah Rumpun Bahasa Cina
Kalo lo udah baca artikel kak Marcel tentang Runtuhnya dinasti terakhir Tiongkok, lo pasti tahu bahwa Tiongkok memiliki sejarah yang sangat panjang. Begitu pula dengan bahasa-bahasanya. Secara umum, sejarah rumpun bahasa Tionghoa dibagi ke dalam 3 periode, yaitu:
Periode Kuno
Merupakan periode awal bahasa Cina. Di periode ini belum banyak varian dari bahasa Cina, cenderung terpusat pada bahasa Tionghoa yang digunakan di Dinasti Zhou (1122-256 SM), kemudian diteruskan oleh Dinasti Han. Di era Dinasti Han, kitab-kitab Konghucu serta karya sastra kuno dijadikan sebagai standar bahasa Cina Kuno. Di era ini juga Dinasti Han membuat standar ucap yang disebut sebagai Fonologi Tiongkok Kuno. Sebagian besar kosakata di periode ini adalah monosyllabic (satu silabel untuk satu kata). Di periode ini terdapat beberapa varian bahasa lokal yang sebagian besar tidak diregulasi, sehingga hanya diwariskan dari mulut ke mulut.
![Bahasa Cina Itu Apa Sih? 61 Bahasa Cina Itu Apa Sih? 43](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2017/12/Manuscript_from_Shanghai_Museum_1-175x300.jpg)
Periode Tengah
Di periode ini mulai nampak ada regulasi yang lebih terstandar, terutama di era Dinasti Tang (abad 6-10 M). Fonologi Tiongkok Kuno disempurnakan menjadi Kamus Rima Qieyun. Di era ini varian bahasa Cina pecah menjadi banyak, beberapa di antaranya menjadi basis bagi bahasa Mandarin, Yue, serta Wu. Di era ini pula sistem penulisan Hanzi memberi pengaruh bagi bahasa-bahasa di luar Tiongkok seperti bahasa Jepang, Vietnam, serta Korea. Regulasi bahasa juga diteruskan oleh Dinasti Ming (abad 14-17 M), dan secara resmi diberi nama Guanhua (official language).
Periode Baru
Meski Dinasti Ming pernah menetapkan Guanhua, varian bahasa yang digunakan di Tiongkok di akhir era dinasti tersebut masih sangat banyak, sehingga pada abad ke-17, Dinasti Qing melakukan sebuah standarisasi yang dinamakan Zhengyin Shuyuan, di mana bahasa Mandarin Beijing ditetapkan sebagai standar bahasa nasional. Namun, proses ini kurang berjalan dengan baik, hingga akhirnya baru rampung 2 abad kemudian.
Periode Modern
Pada tahun 1912, setelah Republik Tiongkok berdiri, mereka membentuk sebuah badan yang dinamakan Duyin Tongyi Hui (Komite Pemersatuan Tata Ucap), dan menyempurnakan regulasi bahasa yang sempat dijalankan oleh Dinasti Qing. Sebagai hasilnya, bahasa Mandarin Beijing tetap dijadikan standar, dan terbentuklah cara menulis baru yang dinamakan Zhuyin. Zhuyin mempermudah penulisan dan pembacaan Hanzi dengan memecah komponen Hanzi menjadi guratan-guratan individual. Kemudian di tahun 1950-an, didasarkan atas kebutuhan untuk melakukan alih tulisan (transliterasi) dari Hanzi ke huruf Latin, dibuatlah sistem penulisan yang dinamakan Hanyu Pinyin.
![Bahasa Cina Itu Apa Sih? 62 Bahasa Cina Itu Apa Sih? 44](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2017/12/1200x630bb-300x300.jpg)
Merah: hanzi
Pengaruh Rumpun Bahasa Cina ke Bahasa Lain
Karena besarnya pengaruh budaya Tiongkok ke area sekitarnya selama ribuan tahun, sistem bahasanya pun memberi pengaruh kepada bahasa-bahasa lain. Hal ini sangat tampak dari sistem penulisan mereka, yaitu Hanzi. Bangsa Jepang mengadopsi Hanzi ke dalam bahasanya menjadi Kanji, Bangsa Korea mengadopsi Hanzi menjadi Hanja, dan Bangsa Vietnam mengadopsi Hanzi menjadi Hán tự.
![Bahasa Cina Itu Apa Sih? 63 Bahasa Cina Itu Apa Sih? 45](https://www.zenius.net/blog/wp-content/uploads/2017/12/New-Map-Sinophone_World.png)
Nah, di bahasa Indonesia sendiri, selain kosakata yang gue sebut di atas tadi, ada banyak banget kosakata yang mendapat pengaruh dari Rumpun Bahasa Cina, baik dalam ragam formal maupun informal. Berikut ini daftar kosakata bahasa Indonesia yang diserap dari Rumpun Bahasa Cina:
[table id=24 /]
Nah, sekarang lo udah paham kan, bahwa sebenarnya yang namanya “bahasa Cina” itu bukanlah sebuah bahasa, melainkan sekumpulan bahasa-bahasa yang ada di Tiongkok. Sama seperti bahasa-bahasa lokal yang ada di negara kita, di Tiongkok juga terdapat banyak sekali bahasa lokal.
Sekian dulu tulisan gue kali ini, semoga bisa bermanfaat buat lo, terutama bagi lo yang tertarik untuk mendalami bahasa Cina (ups, bahasa Mandarin, maksudnya), atau mungkin untuk memperdalam minat lo dalam mempelajari bahasa asing, seperti yang pernah gue bahas di artikel sebelumnya. Dengan mempelajari seluk-beluk bahasa-bahasa Tiongkok, semoga motivasi lo untuk mempelajari bahasa Mandarin (dan bahasa-bahasa Tiongkok lainnya) bisa bertambah, dan ujung-ujungnya bisa membantu lo juga dalam menguasai bahasa-bahasa tersebut. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya, zai jian!
CATATAN EDITOR
Jika ada di antara kamu yang ingin ngobrol atau diskusi dengan Yuuji-sensei seputar bahasa-bahasa Tionghoa, jangan ragu untuk bertanya pada kolom komentar di bawah artikel ini!
gw salah satu orang yang bisa bahasa hakka wkkwkwk…..waktu gw kecil ngak diajarin bahasa indonesia cuman bahasa khek :v pas sekolah baru belajar bahasa indo, itupun masih ngak lancar jadi kadang gw nanya sama ortu gw “pui,fan boi kong mak ai?” yang aritnya gelas bahasa indonesianya apa. Tapi karena jarang dipakai sekarang malah agak2 lupa beberapa kosakata yang sebelumya udah gw tau :v
Hidup bahasa khek wkwkwk
belajar Mandarin juga gak?
Belajar juga ?? tapi jarang digunain hehehe. Kadang susah baca tulisan mandarin yang agak2 implisit gtu (huruf ya abstrak gtu wkwkwk)
terkadang sulit juga membedakan jika kita mendengar beberapa rumpun bahasa Tionghoa tersebut kalo diucapkan, soal nya kedengaran serupa, tapi tak sama, wkwkwkwkw :v :v thanks info nya kak 😀 😀 :v 🙂
sama-sama
artikel yang bagus, membuka wawasan bagi warganet yang belum mengetahui rumpun bahasa tionghoa. saya ada beberapa pertanyaan
1. kalau dalam bahasa inggris, Chinesse itu seberapa luas jika diartikan dalam bahasia Indonesia? apakah sudah satu rumpun atau merujuk pada suatu bahasa (mandarin)?
2. saya memang senang menonton berita di TV, beberapa kali saya tidak sengaja menyetel berita di metro tv, metro xinwen. saya pada awalnya menganggap berita itu dalam bahasa tionghoa. Setelah tau dari artikel ini, saya penasaran acara metro xinwen menggunakan bahasa apa?
3. seringkali saya menonton youtube, dalam vlog sering kali dikatakan bahwa di Hongkong masyarakat menggunakan bahasa Kanton, tetapi kanton tidak masuk dalam artikel di atas. jadi sebenarnya kanton itu apa jika merujuk pada rumpun bahasa tionghoa?
4. saya pernah bertemu dengan masyarakat tionghoa di tempat wisata domestik. suatu ketika mereka berbicara dalam bahasa tinghoa (maaf saya tidak tahu menggunakan bahasa apa) dan beberapa kali mengucap dalam bahasa Indonesia. saya jadi penasaran seberapa besar penggunaan bahasa tionghoa dalam Indonesia, terlebih dengan berbagai banyak bahasa tionghoa. seperti kawasan singkawang menggunakan bahasa apa, kawasan belitung ( salah satu latar dalam film laskar pelangi) menggunakan bahasa apa dan berbagai macam daerah di Indonesia. mungkin yuuji sensei bisa menjelaskan di kolom komentar atau membuat artikel tersendiri
terimakasih sensei. mohon maaf jika pertanyaan saya dirasa terlalu banyak dan saya tidak menulis dengan kapital dengan baik :)))
Kujuga bertanya-tanya metro xinwen pake bahasa cina bagian mana.
bahasa Mandarin
thanks, Afif!
1. secara informal, di bahasa Inggris, Chinese itu merujuk kepada bahasa Mandarin. Namun, terminologi yang tepat adalah Mandarin Chinese.
2. Metro Xinwen menggunakan bahasa Mandarin.
3. Di artikel disebutkan bahwa bahasa Kanton adalah bahasa Yue (nama resmi utk bahasa Yue yang dipakai di Hong Kong)
4. Di Indonesia sendiri gue belum menemukan data yang akurat tentang jumlah penutur bahasa-bahasa Tionghoa di Indonesia, tapi berdasarkan observasi pribadi, paling banyak di Indonesia adalah penutur bahasa Hokkien (Min), lalu Hakka (khek), baru Mandarin dan Teochew. Secara populasi, paling banyak di kota-kota seperti Medan (Hokkien, Khek), Pontianak (Khek, Hokkien), Singkawang (Khek, Hokkien), Semarang (Teochew, Hokkien), dan Jakarta (Hokkien, Mandarin)
Sama-sama. Makasih juga untuk pertanyaannya, mau nanya lebih banyak lagi juga boleh kok, hehe.
Sekedar nambahin buat yang no.4.
Penggunaan bahasa tionghoa di Indo terbagi menjadi 3:
1. Ngobrol sehari-hari (umumnya untuk orang tionghoa yang lahir sebelum 90an atau yang tinggal di kawasan mayoritas tionghoa)
2. Sekedar tau tapi jarang dipake (umumnya para tionghoa kids jaman now, seperti aku)
3. Ngga tau bahasa tionghoa tuh apaan (biasanya tionghoa kids jaman now kota2 besar di Jawa, terutama kota yang penuh dengan bocah loe-gue-doang)
Di Indonesia, dalam pembicaraan menggunakan bahasa tionghoa, seringkali ada berberapa kata yang diucapkan dalam bahasa Indonesia. Biasanya bisa begini karena ada beberapa kata yang memang tidak ada di kosakata rumpun bahasanya (contoh: ngga ada bahasa teochew buat kata “pajak”). Bisa juga mereka takut ada kata yang salah pengertian, jadi mending pake bahasa indonesia (contoh: “Dingin” dalam bahasa teochew “Ngang”, dalam bahasa Hokkien “Leng”. Kata “Ngang” dalam bahasa Hokkien bisa disalahartikan sebagai “Nga” yang dalam bahasa Hokkien artinya “bodoh”).
Buat acuan, penggunaan bahasa hokkien umumnya dominan di Sumatera dan Jawa (bahasa mayoritas), bahasa Teochew di Kepulauan Riau (bahasa dominan Singapur dan Johor Malaysia), Bahasa Mandarin hanya di Jakarta dan kota2 besar, dan Khek (hakka) di Singkawang, Bangka Belitung (si Ahok orang hakka, begitu juga dengan yang di Laskar Pelangi) serta tersebar merata di seluruh Indonesia.
Saya? Saya sendiri keturunan Hokkien (ortu asal Sumatera) yang besar di masyarakat Teochew (saat ini di Tanjung Pinang)
Baru tahu kalau kongkalikong dari rumpun bahasa Cina.
Kuingin tanya banyak boleh ya, tapi kayaknya kebanyakan di luar artikel.
1/ Tentang rumpun bahasa Cina, apa sama artinya kalau bahasa Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Indonesia [ada bahasa Indonesia, (rumpun) bahasa Batak, (rumpun) bahasa Sunda, dst.]?
2/ Kupenasaran tentang pendidikan linguistik, boleh sensei jelaskan secara ringkas? Apa pendidikan linguistik di Jepang mempelajari bahasa Indonesia? [atau mungkin semua bahasa di dunia dan juga bahasa ciptaan manusia (yang bebas dari suatu negara seperti Esperanto)?]
3/ Apakah semua linguis itu harus polyglot (di luar bahasa ibu dan bahasa inggris)?
4/ Pendidikan linguistik yang diambil itu S1 atau S2, sensei? Apakah sensei sudah menguasai bahasa Jepang sebelum ke sana?
Trims, Yuuji-sensei!
1. pas ibunya nyanyi, dia ada sebut 阿母, di bahasa Min (Hokkien) bacanya a bu, sementara di bahasa Mandarin bacanya a mu. Si Namewee (rappernya) orang Malaysia, untuk orang Tionghoa-Malaysia, cukup common kok kalo mereka campur Hokkien dan Mandarin.
2. sebenarnya nanti akan ada artikel yang mengupas jurusan linguistik, ditunggu aja ya. Pendidikan Linguistik tidak membahas bermacam-macam bahasa, tapi membahas sains dari bahasa, seperti Fisika, ada rumus-rumus dalam Linguistik, tetapi kalo di Linguistik, rumusnya tidak berdasarkan logika/nalar, tetapi berdasarkan pola bahasa (nanti dijelaskan secara detil di artikel tentang jurusan tsb.)
3. tidak. basically semua orang boleh belajar Linguistik, tapi kalo punya basis Linguistik yang kuat, akan lebih mudah untuk belajar bahasa asing lainnya, karena paham bagaimana membentuk pola bahasa. Orang yang polyglot juga belum tentu jago Linguistik, loh.
4. gue di Jepang belajar Linguistik vokasional (seperti D3), lalu lanjut S1 Pendidikan Bahasa (untuk jadi guru)
Setahu saya, bahasa nasional Singapura itu bahasa Melayu bukan bahasa Mandarin, namun bahasa Mandarin sendiri menjadi salah satu dari keempat bahasa resminya. *Cmiiw
Saya mau tanya, menurut kakak kebijakan dwi-bahasa di Indonesia itu perlu ga untuk mendorong kemampuan bahasa asing terutama Bahasa Inggris di Indonesia? Menurut Indeks Kemampuan Bahasa Inggris EF, Indonesia masuk kategori kemampuan menengah, sedangkan negara tetangga (Malaysia, Filipina) berada di kategori Kemampuan Tinggi.
Bagaimana kemungkinan bahasa Mandarin jadi bahasa Internasional khususnya wilayah Asia mengingat Tiongkok digadang-gadang akan menjadi negara superpower ekonomi tapi sepertinya bahasa Mandarin adalah bahasa yang sangat sulit untuk dipelajari? Maaf kalau agak oot.
Sorry out of topic
Aku pengen nanya
Kenapa ya kamus Bahasa Indonesia cuma ada satu yaitu KBBI sedangkan pada bahasa Inggris ada kamus Oxford Dictionary, Cambridge Dictionary, Merriam-Webster Dictionary dan lain-lain? Padahal dengan adanya banyak kamus bahasa bisa menangkap banyak kata-kata baru dan saling mengoreksi satu sama lain
Sama ini; relevan gak sih mempelajari bahasa lokal kalau ujung-ujungnya banyak bahasa lokal yang punah atau bergabung dengan bahasa yang lebih luas cakupannya? Bisa jadi di suatu kawasan bahasa-bahasa lokal nantinya bergabung menjadi satu bahasa yang gak bisa dibedakan lagi darimana asal kata-katanya dan ciri-ciri dari masing-masing bahasa lokal udah hilang.
Karena lembaga yang meregulasi bahasa Indonesia hanya ada 1, seedangkan lembaga regulator bahasa Inggris ada banyak, itu aja.
Jelas masih relevan, karena untuk melestarikan bahasa lokal tersebut. Untuk beberapa bahasa yang jumlah penuturnya masih signifikan, kecil kemungkinan bagi bahasa tersebut untuk hilang/punah.
Oh gitu dari jumlah lembaga regulator di Indonesia yang cuma 1 ya. Aku suka iri sama bahasa luar kyak bahasa Inggris yg unggul dlm struktur bahasa sma byk kata2 n istilah2nya jd bisa ngejelasin banyak hal lbih baik drpd bahasa Indonesia. Aku kadang justru lebih bisa paham sma buku n website yg pke bahasa Inggris drpd bahasa Indonesia. Soalnya bahasa Indonesia seringnya malah jd ribet n kaku ketika dpake buat ngejelasin ilmu-ilmu adaptasi luar misalnya d bidang sains, teknologi, atau matematika (kalkulus contohnya). Banyak istilah2 asing dr luar negeri yg belum keserap atau diindonesiakan jdnya harus dipke mentah2 istilah2 asing itu.
Iya sih, banyak bahasa lokal yang jumlah penuturnya signifikan tapi yg aku maksud itu bahasa lokal yg jumlah penuturnya sedikit dan dkelilingin sma bahasa2 lokal sejenis, bhsa yg lebih dominan atau org2nya lbih milih pke bahasa Indonesia d kehidupan sehari-hari. Kyak bhsa2 di nusa tenggara, sulawesi atau papua. Gimana nasib bhsa mereka kedepannya, puluhan bahkan ratusan tahun kemudian.
Kadang gua sebagai orang chinese , suka iri ngeliat orang chinese malaysia , singapore , australia and stuff bisa bahasa mandarin . jarang banget gua liat chinese di indonesia bisa bahasa mandarin ?. mungkin kalau jaman dulu ga dilarang budaya tionghoa di indonesia gua sekarang sudah bisa menguasai 3 bahasa kan lumayan banget tuh nambah skill
Ya, sayang sekali karena adanya sentimen anti budaya Tionghoa di Era Orde Baru dulu.
Menurutku sih kunci belajar lagi. tidak ada yang telat daripada terlambat. toh gw yakin kalo masih satu garis keturunan dan di keluarga ada yang bisa bahasa Mandarin dan mau ngajarin dikit2 pasti bisa meskipun mungkin ga bsa Advance kayak yang lainya.
Ga bohong Elbert Julio, bagaimana penguasaan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris mereka jauh sekali lebih baik. Saya beberapa kali ke Malaysia, berbicara dengan keturunan tionghoa disana, mereka bisa berbahasa Inggris dan Mandarin dengan lancar didukung kemampuan bahasa Melayu sendiri, apalagi jika dibandingkan dengan Singapura. Saya sependapat dengan anda dan sebenarnya sayang sekali sebuah bahasa dilarang karena kepentingan politik.
Dilarang emg sebaiknya jangan ya. Tapi pembelajaran bahasa lain di luar bahasa Indonesia cukup jadi sesuatu yg opsional sih. Ekskul or les lah paling. Masa ada yg ngelarang ikut les bahasa asing sih.
Jangan sampai menggantikan bahasa nasional kyk di Malaysia sana. Jadinya gak semua orang Chinese (dan India) bisa bahasa Melayu atau bahkan Inggris untuk bisa komunikasi secara lancar.
Tergantung daerah memang, tapi based on pengalaman gw tinggal di sana, biasanya hit-or-miss sih.
Interaksi antar etnis-nya juga cuma jadi sebatas: “teh ais satu, uncle!”.
Sori bro. Tapi di Indonesia hanya boleh satu bahasa sih.
pertanyaan dari mana gue tau perbedaan huruf nya bang :”( baik yang kuno maupun modren
Saya seh merekonstruksi bahasa china kuno, nah gw punya file-nya. Bagi yang mau rekonstruksi fonologi china kuno. Nanti gw kirimin