Sobat Zenius tahu nggak sih kalau astronomi dan astrologi itu dua ilmu yang berbeda? Padahal dua-duanya adalah ilmu yang mengamati benda-benda langit, lho.
Bahkan, ilmu astrologi sekarang dianggap sebagai pseudoscience alias ilmu yang tidak memiliki bukti sains yang valid. Sementara, ilmu astronomi sekarang menjadi salah satu cabang ilmu sains paling penting di dunia ini.
Hmm … kira-kira kenapa ya, kedua ilmu yang kelihatannya sama ini malah punya nasib yang berbeda?
Baca Juga: Apa itu Bintang? Mengenal Bentuk, Manfaat, dan Nama-Namanya
Astronomi dan astrologi sebenarnya punya akar kata yang sama, yaitu dari bahasa Yunani astrologia. Kata astrologia sendiri berasal dari kata astros yang artinya bintang dan logos yang artinya ilmu. Jadi, secara asal bahasa, astronomi dan astrologi berakar dari ilmu yang mempelajari bintang.
Pada zaman sebelum masehi, kedua ilmu ini dianggap sama dan disebut sebagai ilmu astrologi. Berbagai peradaban kuno seperti Babilonia dan Yunani terkenal menggunakan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari. Terutama ketika dalam perjalanan. Posisi bintang digunakan untuk menentukan arah mata angin.
Di masa lalu, ahli astrologi nggak cuma mempelajari pergerakan dan fenomena benda-benda langit, guys. Para ahli ini juga menafsirkan fenomena-fenomena benda langit dengan kejadian yang ada di bumi.
Misalnya, kalau ada bintang jatuh, tandanya bakalan ada bencana yang terjadi di kota tersebut.
Ilmu astrologi mulai populer berkat buku karangan Ptolemy berjudul Tetrabiblos. Buku ini menjelaskan berbagai teori astrologi, termasuk mengenai zodiak. Buku ini menjadi salah satu landasan ilmu astrologi di seluruh dunia.
Terpisahnya Ilmu Astronomi dan Astrologi
Di masa abad pertengahan (500-1400 M), ilmu astrologi bahkan menjadi salah satu ilmu yang dipelajari di berbagai universitas Eropa. Para ahli astrologi Eropa nggak cuma mempelajari ilmu astrologi Yunani, lho.
Para ilmuwan juga mempelajari dan menerjemahkan berbagai naskah astrologi dari bangsa Mediterania dan Arab ke bahasa Latin. Ilmu astrologi ini berkembang dan populer banget sampai pada akhir abad ke-15
Sampai akhirnya, sekitar abad ke-16, banyak filsuf dan ilmuwan yang mempertanyakan validitas astrologi sebagai ilmu pengetahuan. Bahkan, beberapa ilmuwan yang berprofesi sebagai ahli astrologi juga mempertanyakan ini, lho. Salah satunya adalah filsuf dan tokoh astronomi modern Galileo Galilei.
Baca Juga: Galileo Galilei, Bapak Ilmu Pengetahuan Modern yang Ditahan Gereja Katolik Roma
Kok dikritik?
Soalnya, ilmu astrologi kan mempelajari kaitan fenomena benda langit dengan kehidupan manusia. Ternyata, nggak semua fenomena benda langit seperti posisi bintang berpengaruh buat kehidupan manusia. Bahkan, banyak ilmuwan ataupun filsuf yang berpendapat bahwa posisi bintang nggak ada pengaruhnya buat peruntungan atau nasib seseorang.
Coba bayangkan, apakah nasib elo akan sial kalau keluar di malam hari saat bulan nggak kelihatan di langit? Dibanding sial, kemungkinan sih elo cuma kesulitan aja buat jalan karena nggak ada cahaya.
Akhirnya, ilmu astrologi mulai ditinggalkan deh. Ilmuwan yang awalnya adalah ahli astrologi lebih memilih untuk mempelajari pergerakan dan fenomena benda-benda langit tanpa mengaitkannya dengan kehidupan manusia. Supaya beda dengan ilmu astrologi, ilmu ini disebut sebagai ilmu astronomi. Nah, jangan sampai kebalik, ya!
Kritik terhadap ilmu astrologi ini berlangsung cukup lama. Soalnya, baru di abad ke-18 ilmu ini resmi dianggap pseudoscience. Kira-kira ada dua abad tuh, para ilmuwan berdebat tentang keakuratan ilmu astrologi. Lama juga, ya?
Sebagai bentuk penolakan, ilmu astrologi dikeluarkan dari daftar ilmu pengetahuan yang dipelajari di berbagai universitas di Eropa dan digantikan dengan ilmu astronomi. Sejak saat itu, ilmu astronomi dan astrologi dianggap sebagai dua ilmu yang berbeda.
Makanya, ilmu astronomi lah yang sampai sekarang menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan penting di dunia. Para ahli astronomi berlomba-lomba menguak misteri dan menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di luar angkasa. Bahkan, para ahli rela terbang ke luar angkasa untuk meneliti langsung fenomena-fenomena itu.
Terus, bagaimana dengan ilmu astrologi yang sudah tidak dipelajari lagi secara akademis? Apakah ilmu ini sudah punah?
Ternyata nggak juga, guys. Masih banyak kok orang-orang yang mempelajari ilmu ini. Ada yang mempelajarinya buat sekedar have fun atau hobi, ada juga yang mempelajarinya secara serius. Walaupun tentu saja, ilmu ini nggak diakui lagi sebagai ilmu pengetahuan yang valid.
Sekarang elo sudah tahu kan, apa bedanya astronomi dan astrologi?
Kira-kira kenapa ya, banyak orang yang sekarang nggak percaya sama zodiak dan astrologi? Cari tahu penjelasannya dengan mengikuti seri Zodiak ini, yuk!
Serba-serbi Zodiak:
Bagian 1: Apa Itu Zodiak? Sejarah dari Masa ke Masa
Bagian 2: Astronomi dan Astrologi, Serupa Tapi Tak Sama
Bagian 3: Ini Alasannya Ilmuwan Nggak Percaya Zodiak
Bagian 4: Elo Percaya Ramalan Zodiak? Kena Barnum Effect, Nih!
Referensi:
- Astrology: An Astronomer’s View – Sky at Night Magazine (2020)
- Astrology – Britannica (2021)
- What is Astronomy? Definition & History – Space (2021)
- Astronomy and Astrology – Philippe Zarka (2011)
Leave a Comment