Sobat Zenius, gue mau cerita sedikit, deh. Jadi, gue pernah liat salah satu scam atau penipuan online di Twitter yang menarik perhatian banget.
Sistemnya tuh gini, ada yang jualan album BTS Map of the Soul: 7 (2020) di Twitter. Terus, ada pembeli yang minat, kan. Nah, mereka akhirnya lanjut di DM buat nanya-nanya kondisi albumnya. Sampai akhirnya, si pembeli bayar juga, nih. Eh, pas paketnya sampai ke rumah, ternyata isinya kopi saset.
Gue pas baca kayak jadi bayangin, gimana kalau itu gue yang alami. Duh, gue yang baca aja rasanya nyesek banget pas tahu. Gimana korban penipuannya, ya?
Ya … bayangin aja, udah nabung dari jauh-jauh hari, berharap ada album yang datang ke rumah, eh yang nyampe malah kopi instan. Padahal, harga albumnya juga nggak murah, sekitar Rp1 juta. Gimana nggak makin kepikiran, kan?
Tapi ngomong-ngomong, scam itu kenapa udah kayak hal yang lumrah banget, ya? Nggak cuma soal album K-pop aja, bahkan perkara minyak goreng yang mahal aja bisa dijadiin penipuan ke para pembelinya. Kenapa orang melakukan penipuan, sih?
Nah, gue mau bahas semuanya di sini. Ternyata, ada pembahasan dari sisi psikologisnya juga, lho. Pantengin terus, ya!
Baca juga: Apa Itu Body Positivity? Yuk, Kenalan di sini!
Apa Itu Scam?
Oke, sebelum kita bahas lebih jauh lagi, gue mau bahas sedikit. Sebenarnya, scam itu apa, sih?
Nah, kalau dari jurnal yang gue temuin berjudul Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking (2012), scam artinya skema penipuan yang sudah direncanakan dengan tujuan untuk mengambil uang dari para korbannya.
Simpelnya sih, scam artinya sama aja dengan penipuan. Nah, terus ada juga istilah scammer, nih. Scammer adalah orang yang melakukan penipuannya atau pelaku deh, gampangnya.
Duh, mana gue lagi mesen sepatu juga di media sosial. Kira-kira, ketipu nggak, ya? Hadeh, jadi makin parno ….
Tapi, yang terpenting, kita sebagai pembeli jangan lupa buat cek lagi, ya. Kira-kira, penjualnya udah terverifikasi atau belum.
Tapi, jujur deh. Gue pun sering banget ngeliat kasus scam gini, apalagi online. Kayak sekarang nih, minyak lagi susah di mana-mana, kan? Nah, nyokap gue sempet-sempetnya ketipu beli minyak online. Gue pas diceritain juga jadi bengong sendiri karena minyak aja dijadiin barang buat nipu orang.
Eh, tapi ngomong-ngomong, kasusnya nggak cuma minyak aja. Di Twitter, sempat rame di mana ada scammer yang nawarin produk langganan Zenius. Dan, nggak sedikit juga orang yang percaya untuk beli langganannya di scammer tersebut. Sayang banget nggak sih, kalau kita udah bayar ratusan ribu buat belajar menuju UTBK, tapi uangnya melayang gitu aja? Nah, kalau mau langganan mending elo langsung aja klik di sini deh, biar lebih aman.
Terus, ada lagi salah satu serial scam yang lagi hits banget di Netflix, judulnya Inventing Anna (2022). Ceritanya pun berdasarkan kisah nyata. Duh, jadi penasaran nggak sih, gimana pelaku scam di kisah nyata? Elo bisa langsung lihat di Review Serial Inventing Anna, Scammer yang Disukai Banyak Orang, ya.
Nah, sekarang kebayang kan, gimana scam merajalela apalagi di dunia online? Bukan cuma banyak korbannya aja, tapi pelakunya pun banyak.
Baca juga: Mengenal Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Rentan Menyerang Remaja
Kenapa Orang Melakukan Scam?
Terus, kenapa sih, kok seseorang bisa dengan santainya nipu orang lain? Kenapa mereka melakukan scam?
Ya … jawaban simpelnya sih, karena butuh duit. Sebenarnya, kalau ngomongin duit, semua orang butuh duit nggak, sih? Gue juga butuh, buat jalan-jalan bareng ayang misalnya, hehehe. Tapi, ada juga alasan dari sisi psikologinya, nih.
Menurut Dr. Thomas Plante, profesor psikologi di Stanford University, Amerika Serikat, scammer tuh punya beberapa motivasi.
Selain itu, ada juga scammer yang awalnya cuma coba-coba aja. Mereka biasanya menipu dengan hal yang kecil, dan nggak dapet masalah karena penipuannya tersebut. Nah, karena itulah, mereka jadi coba untuk menipu ke hal yang lebih besar lagi sampai merasa terbiasa.
Yang nggak kalah menariknya, banyak juga scammer yang merasa kalau mereka itu benar. Contohnya gini. Elo lagi butuh uang buat beli diamond Mobile Legends, terus elo coba ngelakuin aksi scam ke orang dengan cara jualan akun premium Zenius. Nah, elo merasa hal ini benar karena elo lagi butuh uang buat beli diamond. Padahal nyatanya, itu salah banget.
Nah, itu dari sisi psikologis pelaku. Kalau dari sisi korban, ada penjelasannya juga nih dari Dr. Robert Cialdini, psikolog di Amerika Serikat.
Jadi, itu dia beberapa alasan dari sisi pelaku melakukan scam, dan korban yang jatuh kepada trik scam.
Baca juga: Infografis: Perbedaan Introvert dan Ekstrovert
Cara Menghindari Scam
Terus, gimana dong, biar gue nggak kena scam? Duh, jadi parno deh ….
Tenang, tenang … gue bakal kasih tahu cara-caranya supaya elo bisa menghindari scam.
Kalau menurut Alexis Abramson, penulis buku Stop Fraud: Protect Yourself and Your Loved Ones From Fraud, Scams, and Identity Theft (2021), ada beberapa cara supaya elo bisa menghindari scam, nih.
Pertama, hindari klik link yang mencurigakan dari orang atau institusi yang nggak elo kenal. Apalagi kalau elo nggak tahu sama sekali itu link apa, lebih baik nggak usah diklik, ya.
Terus, jangan lupa untuk research, research, dan research. Yap! Mohon maaf kalau gue agak menekankan di sini, tapi ini jadi salah satu kunci supaya elo nggak kena scam.
Contohnya, nih. Elo liat ada yang jualan album NCT di timeline Twitter, terus kebetulan emang lagi elo cari-cari. Nah, walaupun elo udah ngincar albumnya, coba cari tahu dulu tentang si penjualnya, ya. Gimana cari tahunya? Elo bisa cek profile Twitter penjualnya dulu dan cari testimoni pembeli.
Terus, hati-hati juga sama metode pembayarannya kalau di e-commerce. Nggak jarang, scammer di e-commerce ini ngajak elo buat transfer langsung secara pribadi. Nah, ini perlu dicurigai ya, Sobat Zenius.
Kalau malangnya elo udah terlanjur kena scam, tim Cyber Crime Polda Metro Jaya merekomendasikan buat korbannya langsung lapor ke kepolisian. Atau, elo bisa banget mengunjungi situs resmi Siber Polri buat melakukan pengaduan secara online. Soalnya, Indonesia udah punya pasal penipuan online yang bisa menjerat pelakunya, lho.
Nah, sekarang elo udah tahu informasi banyak mengenai scam dan scammer. Kalau bisa, ke depannya lebih hati-hati dalam membeli sesuatu, ya. Jangan lupa juga untuk mengecek lebih rinci mengenai informasi penjualnya sebelum elo memutuskan untuk membeli. Dan kalau elo kena scam, mending langsung dilaporin aja, ya.
Jadi, elo pernah kena scam nggak, nih? Kalau iya, boleh banget sharing pengalamannya di kolom komentar, ya!
Baca juga: Fans Fanatik Sama dengan Obsesi?
Reference:
Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking – Monica T. Whitty, Tom Buchanan (2012)
Kominfo Catat Kasus Penipuan Online Terbanyak: Jualan Online – CNN (2021)
Why Do Some People Commit Fraud? Psychologist Say It’s Complicated – Forbes (2019)
Why So Many People Fall For Scams, By Kenneth Freundlich, Ph.D. – Morris Psychological Group (2021)
How To Avoid The Scams Popping Up Everywhere – Forbes (2021)
Ini yang Harus Dilakukan Jika Kena Penipuan Digital – Liputan6 (2020)
Leave a Comment