Kalau merhatiin iklan televisi atau YouTube, elo pasti penasaran, siapa sih sosok di balik suara yang punya artikulasi sempurna itu? Salah satu sosok di balik suara atau narasi pada berbagai iklan tersebut adalah Bimo Kusumo Yudo atau di media sosial lebih dikenal sebagai Bimoky.
Pria lulusan LSPR ini sudah berkiprah di dunia voice over (VO) sejak tahun 1996. Voice over adalah suara latar belakang yang digunakan untuk memberi informasi terhadap suatu konten audio visual, biasanya digunakan pada iklan-iklan komersial.
Nah, gimana sih pengalaman Bimo berkarier di industri ini? Yuk, simak ceritanya di artikel berikut ini!
Mengenal Dunia Voice Over Sejak Kecil
Berkarier di dunia voice over, ternyata pilihan tersebut tidak lepas dari orang tua Bimo yang mengenalkan industri ini sejak kecil. Sang ibu bekerja di sebuah studio rekaman bernama Sanggar Prathivi yang bergerak di bidang radio, televisi, dan film, sementara ayah Bimo merupakan seorang dubber. Tentu saja dengan begitu Bimo tidak asing lagi dengan industri ini.
Walaupun begitu, menurut pengakuan pria yang kerap disapa Bimoky ini tidak ada paksaan dari orang tuanya untuk juga berkarier di jalur yang sama dengan mereka. Kecintaan Bimo terhadap industri ini tumbuh ketika sang ayah mengenalkannya dalam industri ini dan meyakinkannya tanpa paksaan jika ia bisa sukses dalam industri tersebut.
Hal ini juga mulai dilakukan Bimoky kepada sang anak, ia mulai mengenalkan dunia voice over kepada putrinya dengan mengajak sang anak membuat voice over.
“Kenapa bokap gue menjadi panutan? Karena bokap gue tidak pernah memaksa gue untuk ada di industri ini, tapi yang gue suka adalah cara bokap gue mengenalkan industri ini dan meyakinkan gue kalau gue bisa sukses di bidang ini,” ungkap pendiri Voice Institute Indonesia ini. VOI sendiri adalah lembaga pelatihan sulih suara yang berfokus pada pelatihan terkait teknik-teknik pengolahan suara dalam berbagai macam jalur karier di dunia hiburan.
Makin Banyak Media, Makin Banyak Kesempatan
Ketika ditanya apakah masa pandemi ini berpengaruh ke pekerjaan yang digelutinya, lelaki yang juga aktif di Podcast Malam Kliwon ini mengaku ada kekhawatiran itu di awal masa pandemi. Bahkan sebelum pandemi, ia sudah khawatir akan keberlangsungan kariernya karena semakin banyaknya media yang muncul selain tayangan televisi dan radio.
Namun ternyata kekhawatirannya tersebut salah. Malah ia mengaku bahwa job yang ia terima di masa pandemi lebih banyak. Banyaknya media yang muncul malah semakin membuka kesempatannya untuk lebih mengaktualisasi diri. Dengan banyaknya media yang muncul sekarang, semakin banyak juga yang membutuhkan jasanya sebagai pengisi suara profesional.
Tentang keberlangsungan karier yang ia geluti sekarang, Bimo juga sempat diskusi dengan teman-temannya dari dunia agency. Mereka meyakini bahwa karier sebagai voice over masih akan bertahan paling tidak sampai 10 tahun mendatang. Alasannya sederhana, karakter masyarakat Indonesia yang membutuhkan penjelasan dari produk di balik iklan-iklan yang tayang.
Baca Juga: Cara Rachel Amanda Hadapi Galau Saat Kuliah
Tantangan di Dunia Voice Over
Seperti pekerjaan lainnya, tentu bekerja di industri kreatif seperti voice over talent juga memiliki beberapa tantangan. Hal ini juga dirasakan Bimo dalam menjalani kariernya sebagai voice over talent.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketika ia menyadari bahwa pekerjaannya ini bukan merupakan pekerjaan yang dapat menghasilkan penghasilan yang tetap. Dalam seminggu mungkin ia bisa mendapatkan pekerjaan sebanyak dua sampai tiga kali, dan bisa juga tidak mendapatkan job.
Untuk mengatasi hal tersebut, pria yang pernah menjadi penyiar radio ini menekankan pentingnya untuk menjaga kepercayaan dengan klien supaya klien bisa tetap mempercayakan pekerjaan itu kepadanya. Lebih penting lagi, membangun hubungan yang baik dengan klien merupakan sebuah kewajiban untuknya.
Baca Juga: Jehian Panangian Sijabat, Belajar dari Masa Krisis
Pesan untuk Sobat Zenius
Dalam sesi ngobrol-ngobrol dengan Bimo, ia memberikan pesan untuk Sobat Zenius yang ingin terjun ke industri kreatif. Ia berpesan untuk Sobat Zenius mencari talenta yang dimiliki dan memilih momen yang tepat untuk dibagikan kepada masyarakat luas. Hal ini sama dengan yang ia lakukan ketika awal pandemi.
Bimo bercerita bahwa pada saat itu ia merasakan bahwa banyak masyarakat yang mungkin merindukan travelling. Kemudian, ia bersama rekannya mempunyai ide untuk membuat voice over yang seakan-akan menggambarkan bahwa mereka sedang berada di dalam pesawat untuk melakukan perjalanan.
Dari pengalamannya tersebut Bimoky membuktikan bahwa momen yang pas ditambah talent yang ada dapat menarik banyak exposure untuk kontennya, sehingga seketika konten tersebut viral.
“Be authentic (dengan) talent yang elo punya dan (manfaatkan) momen yang pas.”
Nah, itulah motivasi dari Bimo yang bisa jadi inspirasi bagi kita. Ditambahkan oleh Bimo, bahwa tentunya jika ingin masuk ke industri kreatif ini kita harus menjadi orang yang kreatif untuk membuat konten kita dilirik oleh masyarakat.
Selain itu karena industri kreatif khususnya voice over talent ini sekarang merupakan industri yang mulai banyak dilirik oleh banyak orang, Bimo mengatakan bahwa tidak apa-aja jika kita memiliki keunikan tersendiri. Hal itu dapat kita manfaatkan untuk menjadi spesialisasi kita atau ciri khas kita yang tetap dapat mendukung dalam pekerjaan ini.
Nah, Sobat Zenius, itu tadi sesi ngobrol kita dengan Bimo Kusumo Yudo atau Bimoky. Dari sesi ngobrol-ngobrol di atas kita dapat belajar bahwa industri kreatif memang bukan karier yang dapat dengan mudah kita capai.
Tentunya akan selalu ada tantangan yang dihadapi. Namun, pasti akan selalu ada jalan untuk menuju ke kesuksesan. Jadi gimana, apakah elo tertarik jadi salah satu voice over talent di Indonesia?
Sobat Zenius, siapa lagi nih yang harus kita ajak ngobrol bareng? Yuk, komen di bawah, ya. Dan, jangan lupa buat daftarin akun elo di Zenius biar nggak ketinggalan informasi menarik lainnya!
Pewawancara: Michael Tan (Chief Senior Zenius)
Editor: Dionysia Mayang Rintani (Editor Senior Zenius)
Baca Juga: Ingga-Anggi, si Kembar yang Melek Finansial Sejak Dini
Leave a Comment