teori belajar konstruktivisme

Teori Belajar Konstruktivisme, Membangun Pengetahuan dari Pengalaman – Zenius untuk Guru

Bapak dan Ibu Guru, apa kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang? Adakah yang hobi menonton film?

Sebelum membahas topik artikel kali ini, yaitu teori Belajar Konstruktivisme, yuk kita diskusi sedikit tentang film Up (2009).

Kalau sudah menonton film ini, Bapak dan Ibu Guru pasti mengenal karakter Russell, seorang anggota Pramuka yang pada akhirnya menolong kakek Carl untuk mewujudkan mimpinya.

Karakter Russell digambarkan sebagai anak berusia 9 tahun yang punya rasa ingin tahu tinggi terhadap hal-hal di sekitarnya. Nah, secara tidak langsung, sifatnya ini mewakili satu teori belajar, yaitu Konstruktivisme.

Jadi gini Bapak dan Ibu Guru, dalam teori Belajar Konstruktivisme, rasa ingin tahu siswa terhadap eksplorasi masalah akan mengarahkannya ke penemuan solusi. Sama banget kan seperti tokoh Russell yang rasa penasaran dan pengalamannya membuat ia belajar hal baru, sampai akhirnya berhasil membawa kakek Carl ke tujuan terakhir yaitu air terjun.

Supaya makin lebih jelas, yuk langsung saja kita bahas mengenai teori Belajar Konstruktivisme ini.

Apa Itu Teori Belajar Konstruktivisme?

Menurut buku Belajar dan Pembelajaran (2016), konstruktivisme merupakan suatu aliran filsafat ilmu, psikologi, dan teori belajar mengajar yang menekankan kalau pengetahuan adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri.

Setiap individu belajar dengan cara membentuk pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman sebelumnya. Jadi, teori Belajar Konstruktivisme fokus pada pengetahuan yang dibangun dengan mengadaptasi informasi baru melalui pengalaman yang sudah ada.

karakteristik teori belajar Konstruktivisme
Karakteristik teori Belajar Konstruktivisme. (Arsip Zenius)

Dalam teori Belajar Konstruktivisme, belajar adalah kegiatan aktif di mana siswa membangun pengetahuan dan pemahaman baru, mencari maknanya berdasarkan apa yang dipelajari atau sesuai pengalaman yang nyata.

Baca Juga: Penerapan Teori Belajar Kognitif dalam Kelas

Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Ahli

Dalam teori Belajar Konstruktivisme, ada dua tokoh terkenal yang mengemukakan pendapatnya yaitu Piaget dan Vygotsky.

Sebenarnya, antara Piaget dan Vygotsky ini sama-sama menganut aliran konstruktivisme, di mana dalam belajar siswa harus membangun sendiri pengetahuannya karena proses belajar datang dari dalam individu sendiri. Nah, yang membedakan keduanya adalah proses pengolahan informasinya.

Menurut Piaget, ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan mempertahankan dan mengubah konsep awal yang sebelumnya sudah ada, sesuai struktur kognitif yang dimilikinya. Sebab itu, pendapat Piaget ini dikenal dengan Konstruktivisme Kognitif.

Sementara bagi Vygotsky yang mengemukakan Konstruktivisme Sosial, perkembangan pembelajaran anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang berhubungan dengan budaya. Jadi, setiap anak berkembang dalam konteks kebudayaannya sendiri, termasuk budaya dari lingkungan keluarga di mana dia tumbuh.

perbedaan teori belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme Kognitif dan Konstruktivisme Sosial. (Arsip Zenius)

Baca Juga: Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia

Pentingnya Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme

Kalau sudah mengetahui pengertian teori Belajar Konstruktivisme, sekarang apa sih sebenarnya hal yang membedakan teori ini dengan yang lainnya? Kenapa teori ini bisa jadi salah satu alternatif dalam pembelajaran?

Iya, lewat teori Belajar Konstruktivisme, pembelajaran tidak berfokus ke guru melainkan menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif. Di sini, kita berperan untuk membantu menyediakan situasi dan umpan balik situasi agar proses pembentukan pengetahuan berjalan lancar, serta mencari dan menilai pendapat siswa.

Contoh kegiatan pembelajarannya seperti ini Bapak dan Ibu Guru. Minta siswa untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri dan mencari jawaban atas pertanyaannya lewat penelitian dan pengamatan langsung.

Dari kegiatan ini, siswa akan menarik hubungan antara pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diperoleh. Akhirnya, mereka bisa menarik kesimpulan, mendapatkan informasi baru, dan mengembangkan rencana untuk penyelidikan selanjutnya.

peran guru dalam teori Belajar Konstruktivisme
Cara mengoptimalkan penerapan teori Belajar Konstruktivisme. (Arsip Zenius)

Baca Juga: Bantu Siswa Belajar Efektif dengan Teknik Pomodoro

Pembelajaran konstruktif memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan gagasan dan menjelaskannya menggunakan bahasanya sendiri. Jadi, siswa bisa lebih berani untuk membagikan apa yang ada dipikirannya.

Karena dalam proses belajar siswa berpikir tentang pengalamannya, hal ini memgembangkan kemampuan mereka untuk lebih kreatif dan imajinatif, serta memperluas gambaran mereka tentang teori dan konsep pengetahuan.

Satu lagi yang tidak kalah penting, teori Belajar Konstruktivisme memberikan lingkungan belajar kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, serta saling menyimak dan memberikan masukan.

Sekarang, Bapak dan Ibu Guru sudah semakin paham ya tentang teori Belajar Konstruktivisme ini. Jadi, apakah Bapak dan Ibu Guru ingin coba menerapkan teori ini dalam pembelajaran?

Untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan Zenius untuk Guru, mulai dari membagikan video materi dan latihan soal lewat kelas virtual, sampai melakukan penilaian yang hasilnya bisa langsung dilihat.

Zenius untuk Guru

Referensi

Learning Theories – National Center for Biotechnology Information (2021)

Teori Belajar Dan Pembelajaran, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif – Dr. H. Muhammad Soleh Hapudin, M.Si (2021)

Belajar dan Pembelajaran – Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, Puji Sumarsono (2016)

Teori Belajar dan Pembelajaran – Dr.Hj.Herliani, M.Pd, dkk (2021)

Supporting Children′s Learning, A Guide for Teaching Assistants – Lyn Overall (2007)

Baca Juga Artikel Lainnya

Model Discovery Learning Ajak Siswa Menemukan Sendiri Pengetahuannya

Inquiry-Based Learning: Siswa Belajar Mandiri

Mengenal Metode Project Based Learning

Bagikan Artikel Ini!