Memahami dan membentuk konsep diri bisa mengubah hidup seseorang selamanya. Wah, kira-kira gimana ya maksudnya?
Sobat Zenius, elo pernah nggak dengar, potongan lagu di bawah ini.
Ketika release, lagu ini sempat viral lho. Terngiang-ngiang banget bagian Mawang nyanyi bagian kamu siapa aku siapa.
Otak gue random banget suka tiba-tiba ingat itu lagu. Sampai suatu saat gue jadi kepikiran, lah iya, gue itu siapa? Gue itu orang yang kayak gimana sih?
Coba deh, kalo elo yang ditanya, elo itu kayak gimana sih orangnya, kira-kira elo bakal jawab kayak gimana?
Hmmm … saat itulah, elo mulai memikirkan konsep diri. Di mata elo sendiri, elo itu rajin nggak sih? Good looking? Ramah? Atau gimana?
Lalu, elo mulai memikirkan gimana pendapat orang-orang di sekitar tentang elo. Orang tua, teman, guru, saudara, dan orang lainnya, itu menggap elo A, B, C, D, dan seterusnya.
Dari situ elo jadi menyimpulkan, aha, gue tuh orangnya begini nih. Nah, yang elo pikirkan soal diri elo tadi tuh, ya konsep diri elo. Make sense nggak?
Sobat Zenius, Bang Sabda tuh pernah ngomongin soal konsep diri dan bagaimana konsep tersebut mempengaruhi hidup kita.
Elo wajib banget nonton videonya deh melalui link di bawah ini. Sebelum itu, pastikan elo sudah log in akun Zenius supaya bisa akses videonya.
Kalau elo menggunakan PC, refresh halaman elo setelah buka link videonya ya. Selamat menonton!
VIDEO: KONSEP DIRI
Gimana, Sobat Zenius? Dari pembahasan singkat Bang Sabda, ternyata konsep diri itu penting banget ya.
Supaya lebih jelas lagi, yuk kita bahas konsep diri beserta komponen-komponennya.
Pengertian Konsep Diri
Di dunia psikologi, istilah ‘konsep diri’ sudah nggak asing lagi, dan merupakan hal yang penting untuk dipahami setiap orang, termasuk elo dan gue.
Menurut Rochman Natawidjaya (1979), konsep diri adalah “…persepsi individu mengenai dirinya sendiri, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.”
Bisa dilihat dari definisi di atas, konsep diri itu meliputi gimana kita melihat seluruh kebiasaan, hubungan, kelebihan, dan kekurangan kita.
Jadi, kalo seandainya suatu saat elo melamar pekerjaan, lalu ditanya apa kelebihan dan kelemahan elo, itu sebenarnya elo lagi menjelaskan konsep diri elo.
Sedangkan menurut Stuart dan Sundeen (2005), pengertian konsep diri adalah “…semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.”
Wah, berarti bagaimana kita melihat diri kita, itu juga mempengaruhi gimana kita bersosialisasi dengan orang lain lho.
Berarti ini nggak hanya penting untuk diri sendiri secara pribadi, namun juga hubungan kita terhadap orang lain.
Ngomong-ngomong, Bang Sabda pernah bilang, bahwa selain hubungan dengan diri dan orang lain, konsep diri itu sebenarnya punya pengaruh yang lebih luas.
Bagaimana kita melihat diri sendiri, tentu mempengaruhi bagaimana kita melihat orang lain, dan bahkan dunia secara umum.
Bagaimana kita berpikir, bagaimana kita belajar, semuanya terpengaruh. Maksudnya gimana tuh? Coba saja tonton videonya di bawah ini.
Wah, menarik banget ya videonya. Eh, tadi Bang Sabda sempat sebut istilah ‘mentalitas’ atau ‘false belief’, yang tampaknya sering mengganggu konsep diri kita nih.
Kalo elo ingin cari tahu lebih lanjut, pas banget nih, ada artikel menarik soal mentalitas. Check it out.
BACA JUGA: Mengatasi Kondisi Mentalitas yang Menghambat Belajar
Oke, sampai sini, kita sudah bisa menyimpulkan ya, bahwa simpelnya konsep diri itu bagaimana kita melihat diri kita sendiri dalam berbagai aspek, dan pandangan tersebut sangat penting bagi hidup kita.
Komponen Konsep Diri
Ahli psikologi Carl Rogers (1957), mengidentifikasi adanya tiga komponen utama konsep diri yaitu self-image (gambaran diri), self-esteem (harga diri), dan ideal self (diri ideal).
Di dunia psikologi modern yang sekarang, umumnya gambaran diri dielaborasi lebih jauh. Sehingga, ada lima komponen konsep diri. Apa saja?
Yuk, kita bahas lima komponen konsep diri yaitu citra tubuh, identitas diri, ideal diri, peran diri, dan harga diri.
Citra Tubuh
Citra tubuh, yang juga disebut sebagai citra diri atau gambaran diri ini mengacu pada bagaimana kita memandang diri kita secara fisik, secara sadar maupun nggak sadar.
Berhubung di sini dikatakan secara fisik, tentu hubungannya dengan apa yang bisa dilihat secara langsung, seperti, ukuran tubuh, bentuk wajah, dan kemampuan fisik.
Misalnya, kalo gue nih, gue melihat diri gue sendiri sebagai seorang perempuan bertubuh pendek yang berwajah bulat. Itu contoh singkat saja ya, seluruh tampilan dan kemampuan fisik lainnya juga masuk dalam citra tubuh.
Identitas Diri
Sejak masih anak-anak, identitas diri seseorang sudah mulai terbentuk, dan terus bekembang.
Identitas ini terbentuk seiring dengan kesadaran akan diri kita sendiri dari lingkungan di sekitar kita.
Maksudnya kesadaran akan diri kita sendiri apa nih? Yah, seiring dengan waktu, elo mulai sadar, bahwa elo memiliki perbedaan dan keunikan dengan orang lain yang membuat elo menjadi, well, elo.
Ideal Diri
Elo punya idol nggak? Bukan berarti harus idol yang di grup-grup K-pop ya. Idol di sini maksudnya idola secara umum.
Misalnya, elo ingin menjadi orang yang relatif sederhana seperti Bob Sadino, atau mungkin orang yang pantang menyerah seperti Jack Ma.
Tentu, setiap orang, termasuk elo, punya kan pandangan gimana sih seseorang yang ideal itu.
Sosok ideal ini berbeda-beda bagi setiap orang, berdasarkan standar pribadi masing-masing.
Jadi, bisa dibilang, ideal diri itu seperti semacam cita-cita elo diri sendiri untuk menjadi sosok ideal yang elo dambakan.
Peran Diri
Selanjutnya, peran diri itu mengacu pada bagaimana perilaku, sikap, nilai, dan tujuan yang erat kaitannya diharapkan masyarakat atau kelompok sosial di sekitar seseorang.
Contoh simpel, kalau elo misalnya anak pertama di dalam keluarga, besar kemungkinannya orang tua elo berharap elo menjadi contoh teladan buat adik-adik elo. Sehingga, elo jadi memandang diri elo, sebagai kakak yang harus bisa jadi panutan.
Harga Diri
Harga diri atau self-esteem merupakan persepsi seseorang akan hal-hal yang telah dicapai dan bagaimana seseorang sesuai dengan sosok idealnya.
Kalau secara eksplisit, bisa dibilang, ini gimana elo menilai diri elo sendiri. Sukses? Gagal? Keren? Atau Bagus?
Penilaian terhadap diri sendiri nggak cuma dipengaruhi oleh anggapan pribadi, namun juga feedback dari lingkungan sekitar.
Ketika elo sedang merasa gagal, atau mungkin orang-orang di sekar elo nggak mengapresiasi elo, penilaian terhadap diri elo akan cenderung lebih tinggi.
Sebaliknya, bila orang-orang di sekitar elo memuji dan mengapresiasi usaha dan karya elo, tentu itu menjadi booster harga diri elo.
Namun, jangan biarkan pendapat-pendapat orang lain yang sifatnya menjatuhkan penilaian diri elo pribadi.
Tetaplah bangun konsep dan harga diri elo, dan jadikan pendapat yang merendahkan sebagai motivasi elo untuk terus maju.
Idealisasi Diri
Nah, Sobat Zenius, seperti yang sudah di sebutkan di bagian sebelumnya, di dalam konsep diri, ada konsep sosok ideal menurut kita masing-masing.
Coba, elo bayangkan, elo sebenarnya ingin diri elo jadi orang yang seperti apa sih?
Perlu diketahui, bahwa seiring berjalannya waktu, konsep diri bisa terus berubah dan berkembang.
Oleh karena itu, penting lho merekonstruksi dan membentuk bagaimana elo memandang diri elo sendiri secara positif, agar elo bisa terus berkembang dan maju mendekati sosok ideal yang elo inginkan.
BACA JUGA: Menghilangkan Kebiasaan Buruk dan Membentuk Kebiasaan Baru Menurut Sains
Penutup
Bagaimana Sobat Zenius, apakah elo ada pertanyaan seputar topik kita kali ini? Atau mungkin elo punya ide untuk artikel selanjutnya? Kalo elo punya pertanyaan maupun pernyataan, jangan ragu buat komen di kolom komentar, oke? Sampai sini dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel selanjutnya, ciao!
Leave a Comment