Kalau mendengar kata-kata kemampuan numerasi, pasti hal pertama yang ada di pikiran Bapak dan Ibu Guru adalah matematika, berhitung, atau angka. Banyak orang mengatakan kemampuan numerasi dibutuhkan supaya nantinya siswa tidak salah menghitung uang kembalian belanja, menemukan luas lapangan upacara, atau mengukur tinggi badan. Padahal, kemampuan numerasi tidak hanya mencakup hal-hal itu lho Bapak dan Ibu Guru.
Berhitung dalam numerasi lebih dari sekadar penguasaan matematika di sekolah, tapi juga melibatkan kemampuan untuk menghubungkannya dengan berbagai situasi di luar sekolah yang juga memerlukan pemecahan masalah, pemikiran kritis, dan pemahaman dalam konteks non-matematis.
Tak sedikit juga yang mengatakan kalau siswa pintar matematika, pasti ia bisa menguasai materi lainnya. Memangnya benar begitu? Seberapa besar sih manfaat kemampuan numerasi ini untuk seseorang, terutama siswa?
Nah, tulisan ini akan menjelaskan lebih jauh tentang apa itu kemampuan numerasi dan bagaimana cara meningkatkan kemampuan tersebut bagi siswa. Saat ini, kemampuan numerasi siswa juga diujikan dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Jadi, penting banget untuk Bapak dan Ibu Guru mengenalnya lebih dalam.
Apa yang Dimaksud dengan Kemampuan Numerasi?
Numerasi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam berbagai situasi, termasuk pengenalan dan pemahaman matematika di dunia, serta memiliki kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan tersebut sesuai dengan tujuannya.
Ada pengertian lainnya nih Bapak dan Ibu Guru. Dalam Puspendik Kemdikbud dituliskan bahwa numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.
Dengan kata lain, kemampuan numerasi atau berhitung mengacu pada kemampuan untuk menggunakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan informasi matematika untuk memecahkan masalah yang ada di dunia nyata.
Seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan berhitung agar dapat memaksimalkan potensi yang ada dan memberikan kontribusi yang positif. Contohnya di dunia kerja, keterampilan berhitung, khususnya menafsirkan data sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang berdasar pada pengukuran dan pemahaman data.
Kemampuan numerasi juga dibutuhkan siswa dalam kegiatan sehari-hari, contohnya menghitung berapa menit bus sampai dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tiba di suatu tempat, atau menentukan pilihan buku mana yang kualitasnya baik namun harganya terjangkau. Dalam bermasyarakat, kemampuan berhitung juga dibutuhkan untuk memahami data statistik dan grafik dalam berita, serta memahami informasi tentang pengeluaran pemerintah dan kebijakan-kebijakan terkait yang diambil.
Dari contoh-contoh yang telah disebutkan, ternyata terlihat bahwa kemampuan berhitung bagi siswa tidak hanya dibutuhkan untuk menjawab soal di kertas ujian, tetapi juga diperlukan untuk nantinya bisa beradaptasi di tingkat kehidupan selanjutnya seperti dunia kerja atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Sekarang, kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya ya Bapak dan Ibu Guru. Ada beberapa orang yang mengatakan kalau siswa mempunyai keterampilan matematika yang baik, maka ia akan mudah mempelajari pengetahuan lainnya. Apakah benar seperti itu?
Baca Juga: 3 Komponen AKM yang Wajib Diketahui
Hubungan Kemampuan Numerasi dan Matematika
Dilihat dari konsep dan implementasinya, numerasi dan matematika memiliki hubungan yang erat dalam hal inti dan ide-ide yang mendasarinya. Mengapa? Karena seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa kemampuan numerasi mengacu pada kebutuhan untuk menggunakan dan menerapkan berbagai pengetahuan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Meski begitu, kemampuan berhitung tidak dapat dilihat sebagai sebuah hal yang sama dengan tingkat pengetahuan matematika, tetapi mencakup keterampilan dan pengetahuan yang lebih luas.
Numerasi tidak sama dengan matematika, dan bukan juga sebuah alternatifnya. Kemampuan numerasi dibutuhkan untuk membangun jembatan antara matematika dan dunia nyata.
Memiliki kemampuan berhitung yang baik artinya melibatkan lebih dari sekadar penguasaan matematika dasar. Numerasi menghubungkan matematika yang siswa pelajari di sekolah dengan situasi yang ada di luar sekolah, di mana mereka membutuhkan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pemahaman konteks yang lebih dalam untuk menyelesaikannya. Kemampuan numerasi memungkinkan siswa untuk merespon situasi yang sudah atau belum pernah dihadapi menggunakan matematika sebagai dasar dalam penentuan keputusan dan pemecahan masalah.
Jadi, bukan hanya matematika yang membuat siswa lebih mudah memahami pengetahuan lainnya, tapi juga dibutuhkan kemampuan numerasi agar siswa bisa dengan mudah mengakses dan menerapkan ilmu pengetahuan yang lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan.
Baca Juga: Jago Ngitung, Bukan Berarti Jago Matematika
Strategi Meningkatkan Kemampuan Numerasi Siswa
Kemampuan numerasi menjadi salah satu kompetensi dasar yang diujikan dalam AKM. Sebagai bentuk penilaian proses dan hasil belajar, AKM bertujuan untuk memberikan informasi terkait tingkat kompetensi siswa. Nantinya, informasi tersebut digunakan sebagai acuan bagi Bapak dan Ibu Guru dalam merancang pembelajaran ke depannya.
Lalu, bagaimana cara Bapak dan Ibu Guru membantu siswa meningkat kemampuan numerasinya?
Sebenarnya, ada banyak cara untuk mendukung siswa lebih mudah memahami informasi numerik. Cara-cara tersebut dapat membantu informasi numerik lebih mudah dikomunikasikan, tidak membingungkan, dan lebih mudah digunakan. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Menggabungkan Kata dan Angka dalam Percakapan
Saat menyajikan informasi numerik seperti jumlah, rasio, atau persentase, sebisa mungkin Bapak dan Ibu Guru menghindari penggunaan kata-kata langka, rendah, atau umum. Karena, kata-kata tersebut memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang dan justru menimbulkan kebingungan.
Dibandingkan menjelaskan dengan kata-kata saja, Bapak dan Ibu Guru bisa menggabungkannya dengan angka untuk memberikan pemahaman yang lengkap. Artinya, dalam menjelaskan teks Bapak dan Ibu Guru menyertai angka-angka, menafsirkan maknanya, dan memberikan informasi deskriptif untuk menempatkan informasi numerik dalam konteks yang sesuai.
Dalam percakapan di kelas, Bapak dan Ibu Guru bisa menggunakan konsep matematika untuk menggambarkan apa yang dilihat dan dilakukan bersama. Saat membagikan buku, jelaskan apa yang sebenarnya sedang Bapak dan Ibu Guru lakukan, contohnya “Ibu Guru akan membagikan 20 buku ke semua siswa di kelas”, atau “Desi, tolong bagikan buku ini satu-satu ke teman kamu”. Dengan percakapan seperti ini, siswa akan terbiasa untuk menggunakan dan memahami informasi-informasi numerik dalam kehidupan sehari-harinya. Secara perlahan, kemampuan numerasinya pun akan meningkat.
Menerapkan Konsep Matematika dalam Berbagai Kegiatan
Tidak hanya dalam percakapan, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mengaplikasikan informasi numerik ke dalam kegiatan yang dekat dengan keseharian siswa. Jadikan berhitung sebagai bagian dari aktivitas harian mereka. Contohnya saat siswa melewati pasar untuk sampai ke sekolah, minta mereka untuk menghitung berapa banyak pedagang yang menjual buah-buahan, atau menghitung berapa lama waktu yang siswa butuhkan untuk sampai ke sekolah tepat waktu.
Bapak dan Ibu Guru juga bisa mengembangkan kemampuan numerasi siswa dengan menggunakan pendekatan yang meliputi semua bidang matematika, seperti cara berpikir, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep.
- Dalam mengembangkan cara berpikir, siswa harus mengetahui terlebih dahulu masalah apa yang disajikan.
- Untuk penyelesaiannya, siswa menggunakan informasi-informasi yang mereka ketahui dari masalah yang ada.
- Setelah mengetahui pemecahan masalahnya, siswa menggunakan cara tersebut untuk membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep tertentu yang ada di kehidupan sehari-hari.
Sebentar, jadi bagaimana cara menerapkan tiga pendekatan di atas ke dalam kegiatan siswa? Contoh kegiatannya bisa Bapak dan Ibu Guru simak di bawah ini.
Bapak dan Ibu Guru perlu menyajikan sebuah masalah matematika, misalnya minta siswa untuk membagi permen secara merata ke teman-temannya. Dari perintah itu, siswa akan berpikir tentang apa yang harus mereka ketahui, yaitu berapa banyak teman dan permen yang ada, lalu bagaimana cara membagi permen tersebut secara adil.
Setelah siswa menentukan cara yang terbaik, mereka dapat menjalankan rencana mereka dan memecahkan masalahnya. Ketika permen berhasil dibagikan secara merata ke setiap temannya, artinya siswa telah menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Setelah masalah terpecahkan, siswa dapat merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan dan membangun pemahaman mengenai cara berpikir matematis dan menerapkannya di kegiatan selanjutnya.
Meningkatkan Kemampuan Numerasi Melalui Permainan
Permainan menjadi media belajar yang efektif untuk mengembangkan berbagai kemampuan siswa, termasuk numerasi. Kemampuan numerasi melibatkan cara berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah. Nah, salah satu kegiatan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah permainan dan teka-teki.
Cakupan permainan memang sangat luas dan beragam. Jenisnya bisa Bapak dan Ibu Guru sesuaikan dengan gaya belajar siswa dan target keterampilan apa yang ingin dicapai. Ada banyak teka-teki berbasis angka di majalah atau internet yang bisa Bapak dan Ibu Guru pecahkan bersama siswa untuk mendorong ketertarikan mereka terhadap angka. Tak hanya permainan berbasis video, Bapak dan Ibu Guru juga bisa menggunakan papan permainan menjadi sumber pembelajaran berhitung yang menyenangkan, seperti permainan monopoli.
Ada juga permainan yang bisa dilakukan secara sederhana oleh Bapak dan Ibu Guru, namun tetap memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan numerasi siswa. Ajak siswa berkeliling sekolah untuk mengumpulkan dedaunan, ranting, kerikil, dan benda-benda alam lainnya. Siswa Bapak dan Ibu Guru dapat mengurutkannya ke dalam kelompok berdasarkan ukuran, warna, bentuk, atau jenisnya. Selain mengenalkan konsep dasar matematika (lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan), kegiatan ini juga mendorong siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada terkait bagaimana cara mengurutkan benda sesuai perintah yang Bapak dan Ibu Guru berikan.
Melatih Siswa dengan Soal-soal Numerasi
Supaya kemampuan numerasi siswa terus berkembang, tentunya Bapak dan Ibu Guru bisa memberikan latihan soal-soal AKM dimana salah satunya meliputi pertanyaan numerasi. Selain meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia nyata, berlatih soal juga membantu siswa untuk memahami soal numerasi AKM dan bagaimana cara menyelesaikannya.
Dalam komponen konten numerasi AKM, kemampuan numerasi yang diujikan berkaitan dengan bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, serta aljabar. Untuk menjawab masalah atau soal-soal yang ada, dibutuhkan cara berpikir yang meliputi pemahaman, penerapan, dan penalaran Karena itu, penting untuk memperbanyak latihan soal numerasi agar siswa bisa meningkatkan hasil dan juga kemampuannya.
***
Demikian penjelasan tentang kemampuan numerasi yang menjadi salah satu komponen utama dalam AKM. Semoga cara-cara di atas dapat membantu Bapak dan Ibu Guru dalam meningkatkan kemampuan numerasi siswa ya. Kalau Bapak dan Ibu Guru punya cara lain untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa, bisa juga dibagikan di kolom komentar!
Satu lagi nih, ada video menarik dari Zenius untuk Guru tentang kemampuan numerasi dan contoh-contoh soalnya. Silakan tonton videonya di bawah ini dan sampai bertemu di artikel-artikel lainnya!
Referensi
Baca Juga Artikel Lainnya
Cara Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa
Leave a Comment