Yuk, simak artikel ini untuk tahu bagaimana proses terjadinya lupa, penyebab lupa, dan 5 cara mengatasi lupa berdasarkan ahli dan hasil penelitian!
Kalau urusan mengingat isi tabel periodik di pelajaran kimia, pasti suka bingung kenapa susah sekali. Sekalinya hafal, selang beberapa hari pasti sudah banyak yang lupa. Engga hanya di pelajaran kimia, tapi hal serupa terjadi juga saat menghafalkan rumus matematika atau mungkin tanggal-tanggal penting dalam pelajaran sejarah. Sebenarnya nggak heran sih, karena sebuah penelitian pun menemukan bahwa dalam waktu 20 menit saja, seseorang sudah bisa melupakan sekitar 50% informasi yang baru saja ia pelajari. Sobat Zenius ngalamin hal seperti itu ngga sih? Baru beberapa menit dihafal, eh udah mulai lupa aja.
Kalau Sobat mengalami hal yang serupa dan bertanya-tanya tentang kenapa kita sering lupa dan bagaimana cara mengatasi lupa, gue punya jawabannya nih. Kalau gitu, supaya lo segera bisa mengingat materi pelajaran lo dengan baik, silahkan lanjut baca artikel ini sampai habis ya.
Apa Itu Lupa?
Biasanya, kita mendeskripsikan lupa sebagai keadaan ketika kita tidak bisa mengingat suatu hal, contohnya seperti lupa unsur-unsur yang ada di tabel periodik tadi. Kalau menurut seorang ahli psikologi, Kendra Cherry (2021), lupa merupakan peristiwa hilangnya sebuah informasi yang sebelumnya telah tersimpan di dalam ingatan jangka pendek (short-term memory) maupun jangka panjang (long-term memory). Secara psikologi, ketika sebuah informasi tentang masa lalu hilang, artinya informasi itu memang benar-benar sudah tidak ada atau masih ada tetapi tidak dapat dimunculkan. Karena informasinya hilang itulah kita akan mengalami yang namanya lupa.
Proses lupa sendiri bisa terjadi dalam sekejap maupun bertahap, Sobat. Proses yang bertahap bisa kita lihat dari Kurva Lupa karya Hermann Ebbinghaus (1885), seorang pelopor penelitian tentang ingatan atau memory. Walaupun penelitiannya ini memang sudah lama, tetapi karena disusun dengan sangat teliti masih digunakan hingga saat ini. Lo bisa melihat kurvanya dibawah ini ya.
Kurva ini menunjukan penurunan prosentase ingatan (retention) ketika jarak waktu nya semakin jauh dari saat pertama seseorang belajar atau mendapatkan suatu informasi. Dari kurva tersebut, kita bisa tau nih kalau setelah 20 menit saja seseorang sudah lupa sekitar 50% informasi yang didapat, 75% setelah 6 hari, dan semakin menurun seiring berjalannya waktu. Wah, kalau begitu gawat nih. Lama-lama kita bisa nggak inget sama sekali apa yang pernah kita pelajari di sekolah. Padahal ujian akhir semester saja diadakannya 6 bulan sekali. Gimana bisa ingat pelajaran yang diberikan di bulan-bulan awal dong?
Tenang, nanti gue akan share cara-cara mengatasi lupa. Tapi, supaya lebih jelas, gue akan kasih tau dulu nih apa saja penyebab lupa menurut ahli.
Baca juga
Bagaimana Kondisi Otak Orang Marah?
Penyebab Lupa
Pertanyaan yang sering muncul biasanya tentang kenapa kita sering lupa. Sebenarnya ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab lupa, Sobat, tetapi menurut Anderson (2000), yang dianggap sebagai penyebab utama lupa adalah decay (kehilangan), interference (gangguan), dan no appropriate retrieval cues (tidak adanya petunjuk atau clue untuk mengingat).
Decay merupakan proses hilangnya sebuah ingatan dari short-term memory, Sobat. Proses ini terjadi ketika lo menerima suatu informasi baru dan otak mencoba memberikan ruang dengan cara membuang ingatan-ingatan yang kira-kira tidak akan digunakan lagi. Biasanya, informasi-informasi yang terbuang ini bertahan hanya dalam 15 sampai 30 detik saja di otak sebelum digantikan oleh informasi yang baru kalau Sobat tidak segera mencoba mengingat informasi tersebut. Jadi, karena informasinya dianggap tidak penting dan tidak ada upaya mengingat dalam waktu dekat hilang deh informasi itu dari ingatan.
Selanjutnya adalah interference. Interference ini ketika informasi baru yang diterima oleh otak ternyata malah mengganggu atau bersaing dengan informasi lama tentang hal yang sama di long-term memory. Alhasil Sobat jadi bingung deh mana informasi yang benar, yang lama atau yang baru. Contohnya seperti kalau Sobat membeli nomor telepon baru lalu suatu saat lo bingung dalam mengidentifikasi nomor telepon mana yang baru dan mana yang lama. Hal seperti itu wajar, Sobat. Untuk mengatasi hal seperti ini, peneliti (postman, 1960) menyarankan lo untuk sering-sering mencoba mengingat informasi yang baru itu.
Terakhir, teori no appropriate retrieval cues menjelaskan bahwa salah satu penyebab lupa adalah tidak ada petunjuk tentang konteks situasi yang dapat ditemukan tentang informasi yang ingin diingat. Hal, ini berhubungan dengan proses kita mengingat suatu informasi, Sobat. Ternyata, otak kita juga merekam situasi disaat kita mendengar atau mendapatkan sebuah informasi baru lho. Jadi, ketika lo mendapatkan informasi tentang proses pertumbuhan akar pada tumbuhan ketika keadaan di sekitar lo hujan. Nah, besar kemungkinannya ketika lo mengalami situasi yang sama, lo akan bisa mengingat informasi tentang pertumbuhan akar itu, Sobat.
Selain tiga teori diatas, ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan kita lupa, seperti tingkat pentingnya sebuah informasi itu untuk lo, cara penyampain informasi, dan faktor-faktor psikologis seperti stress, kurang tidur, hingga tanda-tanda alzheimer atau penyakit lainnya (Kumar, K., 2021).
Proses Terjadinya Lupa di dalam Otak
Penyebab-penyebab lupa di atas tidak terpisahkan dari proses kerja saraf yang ada di otak, Sobat. Karena itu, untuk memahami proses terjadinya lupa, kita mulai dulu penjelasannya dari proses terbentuknya memori atau ingatan yang ada di otak ya.
Menurut penjelasan dari Catharine Young pada sebuah video animasi Ted-Ed (2015), proses terbuatnya ingatan tentu dimulai dari menerima suatu informasi dari sebuah kegiatan. Contohnya saja ketika teman-teman mencatat penjelasan guru ketika di kelas. Kegiatan itu akan diterima tubuh dalam bentuk energi listrik, Sobat. Energi listrik itu pun diteruskan oleh sistem saraf menuju hippocampus, letak penyimpanan short-term memory untuk dibentuk menjadi sebuah informasi. Setelah beberapa detik atau menit, informasi yang ada di penyimpanan short-term memory ini pun dipindahkan ke cortex, bagian otak yang menyimpan long-term memory dan kemudian dilanjutkan ke tempat-tempat penyimpanan yang ada di otak.
Neuron, sistem saraf yang ada di otak, berfungsi untuk menghantarkan informasi di dalam otak. Neuron-neuron saling berkomunikasi melalui sebuah penghubung yang bernama sinapsis atau synapse. Komunikasi yang baik dan efisien antar neuron ini penting untuk memunculkan long term potentiation dimana informasi tersimpan untuk jangka panjang dalam bentuk kumpulan banyak sekali jejak-jejak memori atau engram. Masing-masing engram ini membawa informasinya masing-masing untuk saling melengkapi menjadi sebuah ingatan.
Walaupun sudah tersimpan, tetapi ingatan ini bisa hilang, Sobat. Kalau tadi Sobat sudah tau penyebab-penyebab kenapa suatu ingatan bisa hilang atau terlupakan, sekarang saatnya untuk lo tahu tentang apa yang terjadi di dalam otak saat proses terjadinya lupa.
Jadi, seperti yang tapi gue jelasin, ingatan di dalam otak disimpan dalam kumpulan engram. Kalau direfleksikan nih, dalam sehari aja mungkin lo belajar lebih dari empat mata pelajaran dengan jumlah informasi-nya masing-masing yang perlu diingat belum lagi hal-hal lain di luar pelajaran. Pasti lo bisa mengasumsikan tuh kalau jumlah engram yang dihasilkan dalam sehari saja itu jumlahnya buanyak sekali.
Karena banyaknya ingatan yang dibuat, otak pun memiliki sistem manajemen untuk menyederhanakan engram. Penyederhanaan ini dilakukan dengan menghapus ingatan-ingatan yang dianggap tidak diperlukan yang disebut proses active forgetting ataupun menghalangi usaha otak mengingat informasi yang diinginkan dalam proses passive forgetting. Ketika engram-nya hilang, maka disitulah terjadi apa yang kita sebut lupa.
Jadi, sebenarnya lupa itu hal yang wajar, Sobat. Dari proses terjadinya lupa, lo juga bisa mengetahui kalau penyebab yang paling umum kenapa suatu informasi dilupakan adalah karena dianggap tidak diperlukan seperti ingatan terhadap pengalaman buruk, atau hal-hal yang tidak pernah digunakan atau diingat dalam jangka waktu tertentu.
Sistem kerja otak memang sangat canggih dan dapat mendukung manusia bertahan hidup. Kalau lo penasaran tentang kerja otak lainnya, lo bisa juga baca artikel Zenius yang berjudul Aktivitas Otak Tengah.. Beneran Nggak, Tuh? atau Bedah Tuntas Mitos Otak Kanan / Otak Kiri.
Kalau otak melupakan hal-hal yang dinilai tidak penting atau hampir tidak pernah digunakan, lalu bagaimana caranya supaya informasi-informasi tentang pelajaran nggak ikutan hilang yah? Supaya nggak penasaran, langsung aja gue akan bagikan 5 cara untuk mengatasi lupa dalam belajar.
5 Cara Mengatasi Lupa dalam Belajar
Kalau Sobat masih ingat curva lupa dari Ebbinghaus yang ada di awal artikel ini, lo pasti ingat nih kalau tanpa upaya untuk mengingat, daya ingat kita akan suatu hal akan menurun secara drastis bahkan semenjak 15 detik setelah mendapatkan suatu informasi. Nah, supaya lo bisa mengingat materi pelajaran seperti isi dari tabel periodik, rumus-rumus, tanggal-tanggal penting, dan lainnya, untuk jangka panjang, simak 5 cara mengatasi lupa dalam belajar dibawah ini ya.
1. Terapkan Metode 5 Kali Review Ulang
Di artikel Zenius sebelumnya yang berjudul Cara Cerdas Menghafal yang Mudah Dilakukan, melakukan pengulangan informasi menjadi tips yang paling pertama dianjurkan. Pengulangan informasi dikatakan dapat membantu otak mengingat kata-kata yang didapat. Tapi, seberapa sering sih kita harus melakukan pengulangan ini? Ternyata, sebuah studi tentang curva lupa dari University of Waterloo, menyatakan bahwa tingkat ingatan kita bisa ditingkatkan dengan menerapkan metode mereview materi yang dipelajari sebanyak lima kali lho. Bagaimana teknisnya?
Jadi, Sobat Zenius hanya perlu meluangkan mulai dari 10 menit saja dalam satu hari untuk mereview materi yang dipelajari di sekolah. Namun lama waktu dapat disesuaikan dengan banyaknya materi yang dipelajari. Lalu kapan saja Sobat perlu melakukan review ini?
Pengulangan pertama: Dalam kurun waktu 24 jam dari waktu Sobat mendapatkan informasi pelajaran itu.
Pengulangan kedua: Setelah beberapa hari kemudian bebas selama masih dalam minggu yang sama.
Pengulangan ketiga: Tepat setelah satu minggu.
Pengulangan keempat: Setelah satu bulan.
Pengulangan kelima: Setelah beberapa bulan.
Nah, dengan menerapkan metode ini, lo akan bisa mengingat materi yang lo pelajari dalam jangka waktu yang lama Sobat. Lo juga bisa say good bye to sistem kebut semalam atau SKS yang hanya menyimpan informasi pada short-term memory saja. Kurva lupa Sobat semua juga tidak akan menurun tapi meningkat seperti gambar kurva dibawah ini:
2. Menggunakan Gambar untuk Belajar
Karena otak kita menyimpan suatu informasi beserta dengan konteks situasi yang didapatkan. Menggunakan gambar dapat sangat membantu nih untuk mempertajam ingatan lo. Jadi, kalau melihat gambarnya lo bisa terbantu dalam mengingat-ingat informasinya. Sebuah penelitian juga sudah membuktikan bahwa manusia lebih mudah mengingat sesuatu ketika membaca sekaligus melihat suatu hal dibandingkan hanya membaca atau melihat saja (2015).
3. Mengerjakan Latihan Soal Tes
Untuk melengkapi metode lima kali review ulang, lo juga bisa mencoba mengerjakan latihan-latihan soal ujian. Jadi, lo juga bisa mengetes tingkat pemahaman sekaligus ingatan lo terhadap materi yang lo pelajari. Penelitian juga sudah membuktikan, bahwa pengetahuan yang dites lebih dari satu kali lebih mungkin untuk diingat dibandingkan yang hanya satu kali saja.
Latihan soal pun tidak harus dalam porsi besar dan dinilai Sobat. Lo bisa membagi latihan soal itu untuk dikerjakan beberapa bulan. Kalau ingin lebih asik, lo juga bisa mencari latihan soal di platform digital seperti Kahoot.
4. Menggunakan Teknik Mnemonik/ Jembatan Keledai
Cara yang keempat adalah dengan mengaplikasikan teknik mnemonik (Ebbinghaus, 1885). Teknik mnemonik merupakan penggunaan pola dalam upaya mengingat suatu informasi. Penerapan teknik ini dapat menggunakan lagu, puisi, gambra, kerangka ide, atau singkatan. Contoh penerapan teknik ini adalah penggunaan jembatan keledai.
Biasanya nih kalau menghafal tabel periodik bagian IA jembatan keledai yang digunakan berbunyi “HaLiNa Kawin Rubi Cs Frustasi” untuk unsur kimia H (Hidrogen), Li (Lithium), Na (Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (Caesium), Fr (Fransium)
Sobat Zenius juga bisa mempelajari tentang teknik belajar menggunakan jembatan keledai, lagu, dan cerita dari artikel Cara Menghafal Catatan dengan Mudah dan Cepat.
5. Tidur Cukup
Mungkin banyak dari Sobat Zenius yang kuat begadang sampai pagi. Terkadang asyik juga sih begadang apalagi waktu malam tahun baru ya kan? Tapi, ternyata tidur yang cukup itu penting lho kalau Sobat ingin memiliki ingatan yang kuat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Matthew Walker (2017), seorang profesor ilmu saraf dan psikologi di Universitas Berkeley, gelombang lambat otak pada tahap ketiga dalam tidur (deep NREM sleep), mengangkut ingatan dari hippocampus ke tempat penyimpanan lain yang lebih permanen. Disebutkan juga pada website Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania (2020), bahwa peneliti lainnya mendapati bahwa tidur dapat meningkatkan ingatan sebanyak 20% sampai 40%.
Nah, itu lah 5 cara mengatasi lupa yang efektif menurut para ahli dan berdasarkan hasil penelitian. Adapun kalau Sobat Zenius membutuhkan cara-cara untuk menghafalkan teks panjang, lo bisa simak artikel Zenius yang berjudul Cara Menghafal Teks Panjang dan Dijamin Ampuh ya.
Penutup
Wah, pasti sekarang Sobat Zenius sudah lebih mengerti ya tentang kenapa kita sering lupa, proses terjadinya lupa, dan bagaimana cara mengatasi lupa supaya materi pelajaran sekolah melekat kuat di dalam otak. Kalau gitu sekarang mungkin merupakan saat yang tepat nih untuk Sobat semua mencoba menerapkan cara-cara yang sudah gue sediakan supaya tidak perlu bingung lagi kenapa selalu lupa unsur-unsur yang ada di dalam tabel periodik ya.
Sekian dari gue, selamat mencoba!
Leave a Comment