Halo Bapak/Ibu guru, kira-kira pernahkah Bapak/Ibu melihat atau membaca kasus ketimpangan sosial di televisi atau media lainnya?
Tidak hanya menyangkut masalah ekonomi, ketimpangan sosial bisa terjadi di berbagai bidang seperti pendidikan dan budaya. Contohnya di dunia pendidikan, sebagian sekolah di beberapa wilayah di Indonesia belum mendapatkan fasilitas yang memadai sementara sekolah di kota-kota besar dilengkapi dengan laboratorium, komputer, akses internet, dan sebagainya.
Hal ini menunjukkan belum meratanya pembangunan sarana prasarana pendidikan yang menyebabkan munculnya ketimpangan sosial.
Contoh yang paling baru terjadi adalah kesenjangan sosial di masa pandemi ini. Para pekerja informal yang umumnya memiliki pendapatan rendah lebih rentan terinfeksi COVID-19 karena tingkat kontak fisik mereka lebih tinggi dengan orang yang terinfeksi. Contohnya adalah pedagang di pasar, satpam, atau tukang becak yang masih harus bekerja dan bertemu dengan banyak orang. Sementara mereka yang bekerja kantoran memiliki kesempatan untuk bekerja dari rumah, dimana kemungkinan untuk berinteraksi dengan orang lain pun lebih rendah.
Dari kedua contoh di atas, kita bisa mengetahui gambaran ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Tidak hanya masyarakat luas, Bapak/Ibu guru juga bisa menemukan contoh lainnya di lingkungan sekitar.
Mengenal Ketimpangan Sosial di Masyarakat
Tahukah Bapak/Ibu guru kalau perubahan sosial, modernisasi dan globalisasi bisa menyebabkan ketimpangan itu terjadi? Sebagian orang merasakan dampak positif dari perubahan sosial tersebut, tapi ada juga yang hanya mendapatkan dampak negatifnya. Di situlah ketimpangan sosial terjadi.
Ketimpangan sosial juga dikenal dengan istilah kesenjangan sosial. Sebelum masuk ke pembahasan mengenai pengertian ketimpangan sosial, kita simak gambar di bawah ini yuk Bapak/Ibu guru.
Bisa dilihat ada dua kondisi yang berbeda dalam satu gambar. Terdapat gedung-gedung tinggi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Bangunan tersebut mungkin bisa digunakan sebagai tempat tinggal atau perkantoran, dimana penghuninya bisa mendapatkan akses ke berbagai sarana dan prasarana yang memadai. Sementara, bangunan rumah di depannya terlihat tidak terawat dan kurang layak huni. Sebagian besar menyebutnya sebagai pemukiman kumuh atau gubuk.
Perbedaan antara kondisi gedung bertingkat dengan gubuk-gubuk tersebut membuktikan adanya ketimpangan sosial di masyarakat.
Penyajian gambar kesenjangan sosial seperti di atas bisa juga Bapak/Ibu guru lakukan di kelas. Sebelum memulai penyampaian materi, ajak siswa untuk mendeskripsikan gambar dan menjelaskan kondisi yang terjadi. Dengan begitu, otak siswa terpancing untuk berpikir kemudian nantinya bisa lebih mudah menerima pembelajaran.
Setelah memahami konsepnya, sekarang mari kita bahas pengertian, lingkup, jenis, dan penyebab dari ketimpangan sosial di bawah ini!
Definisi Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial adalah kondisi ketidakseimbangan yang terjadi di masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Ketimpangan ini terjadi tidak lepas dari adanya perubahan sosial yang terjadi di masyarakat, atau dalam skala yang lebih luas terjadi akibat dari globalisasi. Semakin besar skala dari perubahan sosial, maka kesenjangan yang terjadi juga semakin tinggi atau lebar.
Di Indonesia sendiri, salah satu bentuk nyata kesenjangan sosial adalah adanya pembangunan yang tidak merata. Bisa dilihat di beberapa daerah belum mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dikarenakan lokasinya yang jauh dari pusat kota atau pusat ekonomi, contohnya daerah terluar, tertinggal, dan terdepan Indonesia.
Pembangunan yang tidak merata ini menjadi contoh adanya kesenjangan sosial di Indonesia, yang tidak hanya meliputi aspek ekonomi, namun juga teknologi, pendidikan, dan kesehatan.
Apa contoh ketimpangan sosial di Indonesia lainnya yang Bapak/Ibu guru ketahui? Coba tulis di kolom komentar ya!
Baca Juga: Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial
Dimensi Ketimpangan
Dimensi ketimpangan sosial merupakan aspek-aspek yang dapat diukur untuk menilai suatu ketimpangan yang terjadi. Dimensi ini dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu dimensi konsumsi, partisipasi, dan aksesibilitas.
1. Dimensi Konsumsi
Dalam dimensi ini, ada perbedaan kesempatan konsumsi atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan. Seperti yang kita tahu, terdapat kelas-kelas di masyarakat yang berbentuk hierarkis atau stratifikasi sosial. Orang-orang di kelas yang berbeda tentunya mempunyai kemampuan yang berbeda juga untuk memenuhi kebutuhannya.
Contohnya, ada kelompok tertentu yang bisa membeli telepon pintar untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sementara yang lainnya tidak.
2. Dimensi Partisipasi
Secara sederhana, ketimpangan ini terjadi saat ada kelompok tertentu yang bisa sementara yang lainnya tidak. Misalnya, di dalam parlemen jumlah perempuan yang ada di DPR hanya sebesar 20,5%. Data itu menunjukkan adanya ketimpangan partisipasi antara perempuan dan laki-laki di bidang politik.
Di sekolah atau bidang pendidikan, partisipasi untuk teman difabel juga masih rendah dikarenakan masih banyaknya fasilitas yang belum memadai untuk mereka.
3. Dimensi Aksesibilitas
Ketimpangan pada dimensi aksesibilitas dilihat dari adanya perbedaan untuk mengakses hak-hak dasar. Contohnya, ada masyarakat tertentu yang kesulitan mendapatkan air bersih, sementara yang lainnya air bersih melimpah ruah.
Baca Juga: 10 Contoh Permasalahan Sosial yang Terjadi di Indonesia
3 Jenis Ketimpangan Sosial
- Ketimpangan ekonomi, disebut juga ketimpangan pendapat dan harta. Dalam ketimpangan ini, terdapat perbedaan kekayaan, pendapatan, dan pembangunan. Contohnya ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin.
- Ketimpangan pendidikan, melibatkan akses pendidikan dan angka partisipasi sekolah yang nantinya berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Misalnya, ketimpangan kualitas dan fasilitas sekolah di desa dan di kota.
- Ketimpangan sosial budaya, umumnya meliputi perbedaan perlakukan, politik, dan keanggotaan.
Baca Juga: Pengertian dan Cara Implementasi Teori Belajar Sosial
Dampak Kesenjangan Sosial
Kalau dipelajari lebih lanjut, ketimpangan sosial membawa dampak yang beragam. Para ahli mempunyai beberapa pandangan tentang apa saja dampak dari ketimpangan sosial. Mungkin Bapak/Ibu guru juga memiliki pendapat tersendiri mengenai dampak dari kesenjangan ini.
Secara umum, dampak ketimpangan sosial antara lain:
- Perbedaan kesempatan hidup dan kompetisi yang tidak seimbang. Kesempatan hidup seseorang dibatasi dan menyebabkan ia harus bersaing dengan orang lain. Dampak ini bisa meliputi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
- Terjadi disintegrasi sosial, dimana masyarakat tidak menyatu atau terjadi perpecahan. Hal ini terjadi karena ketimpangan sosial mempengaruhi sikap, perilaku, dan pandangan seseorang yang bisa mengarahkan ke disintegrasi sosial.
- Meningkatnya kasus kriminalitas, terutama di daerah yang tingkat ketimpangannya tinggi. Menurut Bank Dunia tahun 2002, semakin tinggi tingkat kesenjangan sosial suatu wilayah semakin tinggi juga tingkat kriminalitasnya.
Demikian penjelasan tentang Ketimpangan Sosial yang masuk dalam salah satu materi ajar Sosiologi kelas 12. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak/Ibu guru dalam menyampaikan materi Sosiologi kelas 12 ke siswa.
Bapak/Ibu guru juga bisa mengajarkan materi Sosiologi kelas 12 lainnya menggunakan video materi yang ada di Zenius. Selain video materi, ada juga ribuan soal latihan yang bisa Bapak/Ibu guru bagikan ke siswa melalui LMS Zenius untuk Guru. LMS Zenius untuk Guru ini bisa Bapak/Ibu guru gunakan secara gratis. Informasi selengkapnya bisa Bapak/Ibu guru akses di sini, klik: Zenius untuk Guru.
Ada jg, ketimpangan agama. Dalam hal ini, kita tahu perdebatan ini seputar aliran agama tradisional dan modern, gerakan islamisme dan post islamisme, islam perdesaan dan islam perkotaan (maaf selain domain islam saya blm memahami dinamika nya scr detil).