Bener ga sih anak IPA lebih pintar dari anak IPS? Artikel ini membahas berbagai miskonsepsi tentang jurusan IPA dan IPS SMA.
Halo, guys! Buat lo yang sekarang di bangku SMA, pasti tau dengan istilah “penjurusan”. Penjurusan di SMA ini secara umum dibagi menjadi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Dulu sih masih ada beberapa sekolah yang masih memberikan opsi jurusan Bahasa (mungkin sekarang masih ada juga).
Sebelum itu, penjurusan di SMA bahkan dibagi menjadi lebih spesifik, ada jurusan Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa, dll. Tapi untuk pembahasan artikel kali ini, gua mau fokus untuk bahas tentang perbandingan jurusan IPA dan IPS.
Ngomong-ngomong soal penjurusan, sebetulnya apa sih tujuan dari penjurusan?
Katanya sih, penjurusan ini punya tujuan untuk bikin siswa jadi fokus sama salah satu rumpun ilmu pengetahuan tertentu. Berarti idealnya nih, lo yang belajar IPA akan lebih fokus belajar tentang ilmu-ilmu yang mempelajari bagaimana alam ini bekerja seperti Fisika, Kimia, dan Biologi. Sementara lo yang jurusan IPS akan lebih ngulik ilmu tentang interaksi sosial masyarakat seperti Sejarah, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi.
Cuma masalahnya, apakah betul pemisahan jurusan antar IPA dan IPS betul-betul merepresentasikan konsep itu?
Sebelum lanjut, gua mau cerita pengalaman kecil gua beberapa waktu yang lalu dicurhatin sama sepupu yang baru aja memutuskan jurusannya. Berhubung sepupu gua ini seneng debat ngikutin perkembangan politik dan ekonomi mancanegara, dia memilih IPS sebagai penjurusan di masa SMA-nya.
Setelah sebulan menjalani kegiatan belajar-mengajar, sepupu gue mengeluh bahwa dia selalu dibanjiri dengan pertanyaan sama teman-temannya.
“Eh kenapa sih masuk IPS? Padahal kan lo pinter!”
JREENG….!! Nah lho, pernah gak sih lo yang punya nilai akademis oke di jurusan IPS ditanyain hal yang sama? Emangnya kalau sepupu gue pinter, kenapa temen-temennya pada nanyain kenapa dia nggak masuk jurusan IPA? Emang kalau lo pinter harus masuk jurusan IPA, ya? Emangnya anak-anak di jurusan IPS itu nggak sepinter mereka yang di IPA yak?
Kalo mau bicara konsep ideal dari tujuan awal pemisahan antara dua rumpun ilmu tersebut, tentu saja jawabannya: nggak dong, anak IPA dan IPS kan punya ranahnya masing-masing.
Tapi kalo kita balik ke realita, nggak bisa dipungkiri bahwa emang ada fenomena ganjil dalam dunia pendidikan kita, dimana jurusan IPS dinilai lebih inferior dibandingkan jurusan IPA. Bahkan kalo dibedah, jurusan IPA seolah-olah dipandang sebagai jurusan yang berisi anak-anak yang rajin belajar, suka ngitung, anak baik-baik, pekerja keras, tapi kurang banyak bergaul karena kebanyakan waktunya dihabisin di tempat les/bimbel.
Sedangkan anak-anak IPS dipandang sebagai kumpulan anak yang males belajar, tukang main, lebih jago hafalan, punya kemampuan bergaul yang lebih oke dibandingkan dengan anak-anak IPA.
Pandangan seperti ini emang nggak cuma lo doang yang ngerasain di jaman sekarang ini. Miskonsepsi ini sebetulnya udah jadi semacam stigma nggak tertulis selama bertahun-tahun dari generasi ke generasi. So, jangan heran kalo stereotype semacam ini nggak cuma ada di pikiran pelajar SMA, tapi juga sampai ke kalangan orangtua bahkan beberapa guru tertentu.
Nah, dalam kesempatan kali ini, gua mau coba ngebahas beberapa miskonsepsi atau pandangan umum yang keliru antara jurusan IPA dengan jurusan IPS. Okay, langsung aja yuk kita mulai pembahasannya:
Mitos 1 – Jurusan IPA Lebih Superior dan Bergengsi daripada Jurusan IPS
Penyebab adanya miskonsepsi seperti ini bisa jadi bermacam-macam, dari mulai kualitas soal dan tingkat kesulitan yang jomplang antara pelajaran-pelajaran IPA dengan IPS, kualitas/kemampuan guru IPA dan IPS yang berbeda, sampai gengsi dari kalangan orangtua murid.
Hal-hal seperti inilah yang justru secara simultan menguatkan miskonsepsi ini dari waktu ke waktu. Tanpa sadar hal seperti ini yang membentuk stigma terhadap jurusan IPA maupun IPS. Sehingga siswa yang nilai akademiknya oke dituntut untuk masuk ke jurusan IPA, padahal mungkin sebetulnya ketertarikan minat dia adalah topik-topik yang berbau sosial. Cuma karena gak mau dicap sebagai “anak kurang rajin belajar jadi gak mampu masuk IPA” jadinya milih jurusan yang sebetulnya bukan minat dia.
Sebaliknya, siswa yang nilai akademiknya kurang oke jadi terpaksa masuk IPS karena standar nilai untuk masuk penjurusan IPA lebih tinggi daripada jurusan IPS, padahal mungkin sebetulnya minat anak ini lebih suka topik yang berkaitan dengan ilmu alam, cuma karena dia males belajar aja jadi terpaksa masuk IPS.
Nah, menurut gua sih idealnya baik lo yang mau masuk jurusan IPA atau IPS, dua-duanya harus punya standar sendiri-sendiri. Jadi, konsepnya bukan yang gak lulus jurusan IPA, langsung dimasukin ke jurusan IPS. Tapi dilihat dulu, apakah anak tersebut memang layak untuk masuk jurusan IPS atau enggak.
Intinya setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih jurusan-nya sesuai dengan minat mereka masing-masing, yang tentu cermin yang paling mudah untuk melihat minat adalah nilai akademis masing-masing pelajaran. Terlepas dari nilai akademis itu, emang sebaiknya penjurusan itu dikembalikan lagi pada keputusan masing-masing siswa.
So, dengan ada standardisasi dan konsep seperti itu, sebetulnya nggak perlu ada tuh jenjang superioritas-inferioritas di antara dua bidang tersebut. Baik IPA maupun IPS sebetulnya sama-sama membutuhkan kompetensi yang berbeda-beda dan setiap pelajar bisa jadi bener-bener jago di bidangnya masing-masing.
Mitos 2 – Anak IPA Kuat di Hitungan, IPS Lebih Kuat di Hafalan
Ini adalah salah satu stereotype yang dari dulu sampe sekarang awet banget nempelnya di masyarakat. Seolah-olah tingkat kecerdasan siswa itu cuma dibagi jadi dua tolak ukur doang: hitungan dan hafalan. Kalo lo jago hitungan ya itu tandanya lo cocok masuk ke jurusan IPA, kalo lo jago ngehafalin, berarti lo cocoknya masuk jurusan IPS. This is so wrong in so many ways!
- Nggak ada satu pun pelajaran hitungan di IPA, baik Fisika, Kimia, dan Biologi itu sama sekali bukan pelajaran berhitung. Kalau pun ada yang namanya pelajaran berhitung, yang paling deket itu ya pelajaran Akuntansi, itu pun malah dia lebih pas masuk ke jurusan IPS.
- Nggak ada satu pun pelajaran di IPS yang menuntut hafalan, kalo sekarang lo yang di jurusan IPS masih banyak ngehafalin materi pelajaran, berarti cara belajar lo yang keliru. Baik Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, maupun Geografi itu pelajaran yang menuntut pemahaman konseptual yang komprehensif. Sementara kalo lo udah ngerti konsepnya, dengan sendirinya juga lo akan hafal sama istilah-istilah yang digunakan.
Nih ya, gua mau bahas sedikit pembedahan tingkat kecerdasan yang jauh lebih bener daripada pembagian hafalan-hitungan. Berdasarkan Bloom’s Taxonomy, kemampuan manusia dalam domain kognitif terbagi menjadi tiga aspek, yaitu:
- Level 1: Knowledge, yang termasuk dalam knowledge adalah pengetahuan kita mengenai fakta-fakta atau terminologi yang spesifik, pengetahuan mengenai metode-metode tertentu, dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan teori-teori universal.
- Level 2: Comprehension, Sedangkan comprehension merupakan kemampuan kognitif yang melibatkan kemampuan untuk memahami konsep, membandingkan konsep, menginterpretasikan suatu fenomena atau abstraksi tertentu, dan dapat menyimpulkan main idea dari pembahasan-pembahasan tertentu.
- Level 3: Critical Thinking, terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: analysis, evaluation, synthesis.
- Analysis : menguji dan menguraikan informasi dan/atau pengetahuan dengan cara mengidentifikasi komponen-komponen dari informasi tersebut (misalnya: penyebab, efek, dan prevalensi)
- Evaluation: mengajukan dan mempertahankan opini dengan cara membuat penilaian mengenai informasi dari gagasan berdasarkan dengan kriteria-kriteria tertentu.
- Synthesis: mengumpulkan informasi-informasi terkait suatu gagasan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan dan menghasilkan gagasan alternatif
Suatu aktivitas pembelajaran dapat dikatakan efektif dan memberikan manfaat ketika aktivitas tersebut dapat membawa kita ke level 3: kognisi critical thinking. Ketika kita cuma itung-itungan dengan ngehafal rumus, atau tau istilah-istilah dengan cara ngehapal, maka lo hanya sampai ke level kognitif knowledge doang.
Nah untuk bisa belajar dengan cara yang bener, lo justru jangan cuma sampai ke level-1 doang, tapi lo juga dituntut untuk mengolah knowledge itu menjadi level 2: comprehension hingga ke level 3: analysis, evaluation, dan synthesis. Konsep inilah yang selama ini dibahas sama Glenn di artikel sebelumnya tentang perbedaan studying dengan learning.
Intinya, banyak dari kita yang hanya menerapkan studying, dan masih jauh dari learning. Kita masih banyak menghafal rumus, sedangkan harusnya kita udah menerapkan rumus-rumus tersebut bahkan menjadi sesuatu penemuan yang berguna.
So, menurut gue, baik ketika lo masuk jurusan IPA ataupun jurusan IPS, hafalan dan hitungan itu bukanlah hal yang patut lo pusingin. Justru hal yang harus lo pastikan adalah apakah lo paham dengan apa yang disampaikan oleh guru/apa yang sedang lo pelajari.
Ketika lo udah paham sama suatu konsep, secara otomatis lo akan familiar dengan konsep tersebut, dan tanpa intensi untuk menghafal, lo akan hafal istilah-istilah dan rumus-rumus itu dengan sendirinya. Pas SMA, gue punya prinsip “Yang penting ngerti dulu, kalau hafal mah itu bonus buat gue.”
Mitos 3 – Anak IPA Sudah Seharusnya Lebih Jago Matematika daripada Anak IPS
Miskonsepsi ini sebetulnya salah satu yang paling parah, bahkan di terjadi di kalangan guru sekalipun. Lo tau nggak sih kalo sebetulnya matematika ini bukanlah cabang dari bidang IPA (natural science), dan bukan juga IPS (social science).
“Lha, bukannya selama ini gua pikir matematika itu identik dengan jurusan IPA?“
Nope. IPA maupun IPS adalah science. Maksudnya science, itu artinya ilmu mempelajari hal yang konkrit, sedangkan matematika itu adalah ilmu abstrak, bukan konkrit. Jadi sekali lagi, matematika itu bukan science.
Istilah science artinya kita mempelajari ilmu yang bisa diamati dan bisa direpresentasikan dalam dunia nyata, pembuktiannya disebut dengan evidence. Sedangkan inti dari matematika itu adalah abstract modeling dari logika dimana pembuktiannya biasa disebut dengan proof. Jadi matematika merupakan ilmu pengetahuan murni yang bersifat abstrak dan dia bisa berdiri sendiri tanpa sokongan ilmu-ilmu lain.
So, Matematika itu sama sekali nggak identik sama hitungan apalagi jurusan IPA. Matematika itu gak nyambung sama sekali sama ilmu alam maupun hitungan. Jadi sebetulnya baik jurusan IPA maupun IPS harus sama-sama menguasai pelajaran matematika dengan baik, karena konsep-konsep dasar dari matematika bisa diterapkan untuk membantu cabang-cabang ilmu lainnya dalam proses pengembangan ilmu tersebut.
Mitos 4 – Anak IPA Bisa Masuk Semua Jurusan Kuliah, Anak IPS Cuma Bisa Soshum
Ketika gue UTBK, banyak temen gue yang ngeluh karena anak-anak IPA dianggap sering “mengambil lahan” anak-anak IPS ketika memasuki jurusan-jurusan pas mau kuliah.
Sebetulnya sih, hal ini ada benernya juga, mengingat banyak banget anak-anak yang dulunya berada di jurusan IPA tapi pas UTBK ngambil jurusan IPC supaya bisa ambil jurusan IPS pas kuliahnya. Termasuk gue juga dari jurusan IPA emang akhirnya milih ngambil Psikologi di UI, hehe..
Terus biasanya kalo anak-anak IPA yang ngambil IPC ada yang lulus pas UTBK-nya dalam ngambil jurusan seperti Psikologi, Ekonomi, atau Hubungan Internasional, langsung pada menggerutu seperti ini.
“Halah anak IPA kenapa sih masih ngerebut aja lahan anak IPS!? Padahal kan mereka udah punya jurusannya sendiri, kenapa gak dari awal aja kalo gitu mereka ambil jurusan IPS? Mereka kan pinter-pinter jadi gampang aja kalo mau ngambil soshum, sedangkan kita yang di IPS kan gak bisa segampang itu ngambil jurusan IPA.“
Nggak sedikit juga lho, lo ngedengerin komentar seperti ini, terutama nanti begitu lo yang di kelas 12 SMA udah mulai mikirin jurusan kuliah. Sebenernya sikap seperti ini mungkin lo anggep sebagai celotehan biasa aja, tapi jangan salah lho. Sikap seperti ini tuh bisa diterjemahkan sebagai sikap inferior yang juga berperan menambah pupuk paradigma yang salah tentang pembagian IPA maupun IPS.
Kita semua sebetulnya juga tau kan, kalo jurusan IPA maupun jurusan IPS sebetulnya bisa aja kok daftar IPC pas UTBK. Tinggal seberapa niat aja lo belajar sebelum UTBK dan seberapa siap elo untuk ngehadapin persaingan untuk mendapatkan jurusan di universitas tersebut. Jadi seharusnya nih, baik jurusan IPA maupun IPS ya kembali pada kompetisi yang fair dan sejajar sebagai sesama intelektual muda untuk bisa mendapatkan jurusan kuliah dan universitas yang diinginkan.
Sekilas info aja, sejauh yang gua tau para pengguna Zenius dari bertahun-tahun belakangan ini udah buanyaak banget kok yang berhasil lolos UTBK lintas jurusan dengan mengambil IPC atau malah langsung nyebrang (IPA ambil UTBK Soshum / IPS ngambil UTBK saintek). Intinya sih emang tinggal seberapa besar lo berusaha dan berjuang, berikut ini beberapa catatan perjuangan mantan murid zenius dari tahun ke tahun :
Catatan Perjuangan Murid Zenius yang Lolos UTBK 2020
14 Ribu Murid Zenius Berhasil Lolos UTBK 2020
****
So, in the end, gue cuma mau nekenin kalau sebenarnya IPA dan IPS itu bukanlah dua disiplin ilmu yang berlainan satu sama lain, bukan juga dua disiplin ilmu yang berada di satu kontinum yang sama (maksudnya gak bisa dibandingkan kalo ilmu X lebih baik dari pada ilmu Y). Setiap cabang ilmu pengetahuan menurut gue memiliki landasan berpikir masing-masing tapi ilmu-ilmu tersebut juga bisa terintegrasi satu sama lain dalam menjelaskan segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Pemisahan antara “alam” dan “sosial” sebetulnya hanyalah simplifikasi dan label untuk melihat suatu fenomena dari satu sudut pandang tertentu.
Misalnya gini deh, ketika kita meninjau kembali tentang fenomena wabah Black Death yang terjadi di Eropa pada abad 14, kita bisa meninjau fenomena ekstrim ini dari berbagai sudut pandang disiplin ilmu. Buat lo yang belum tau, Black Death merupakan pandemi (wabah penyakit) pertama di dunia, dengan total kematian diperkirakan hingga 200 juta jiwa! (itu hampir sama banyaknya dengan jumlah populasi penduduk Indonesia sekarang lho).
Penyebabnya cuma bakteri yang namanya Xenopsylla cheopis. Hal ini mungkin bisa ditinjau dari sudut pandang biologi tentang bagaimana wabah ini menyebar dengan sistem parasit 2 level. Tikus (Rattus ratus) yg diparasiti oleh Pinjal (Xenopsylla cheopsis) dan diparasiti lagi oleh bakteri pes (Yersinia pestis). Tapi, fenomena ini juga bisa ditinjau dari sudut pandang lain seperti perubahan sosiologi masyarakat Eropa yang berubah drastis. Sampai dalam sudut pandang politik dengan mulai dari berkurangnya kepercayaan terhadap otoritas Kerajaan Roma.
Nah, dari contoh fenomena wabah Black Death yang gua sedikit kupas di atas, kita jadi punya gambaran komprehensif terkait fenomena-fenomena tertentu di lingkungan kita dengan melihat dari berbagai macam sudut pandang, baik segi alam maupun sosial. Selain itu, kita juga bisa mengambil kesimpulan yang tepat terkait suatu fenomena kalau kita bisa menganalisisnya dari berbagai sudut pandang dan memilih sudut pandang mana yang paling pas dan bisa menjelaskan fenomena-fenomena yang kita analisis.
Akhir kata pesen gua cuma satu, bahwa sebetulnya yang namanya ilmu itu gak bisa kita kategoriin sebagai IPA atau IPS, itu sebetulnya cuma label agar memudahkan untuk dipelajari doang. Karena pada hakikatnya, alam semesta ini bekerja dan berinteraksi dalam satu kesatuan sebagaimana adanya kita lihat sekarang ini, dan pembagian ilmu itu hanyalah penalaran kita untuk memudahkan cara kita memandang suatu fenomena yang terjadi.
Berani sekalian ngetes Fundamental Skill lo? Nih, cobain Zencore! Dengan fitur adaptive learning, lo bisa tau seberapa jago kemampuan penalaran lo lewat kuis CorePractice, sekaligus upgrade diri biar makin cerdas. Lo juga bisa ajak temen-temen buat push rank. Klik banner di bawah buat cobain!
Keterangan Sumber
Huitt, W. (2004). Bloom et al.’s taxonomy of the cognitive domain. Educational Psychology Interactive, 22.
Carey, S. (2009), “Where our number concepts come from”, Journal of Philosophy 106 (4): 220–254
Keren nih pembahasannya, tapi rasanya emang sulit untuk merubah stigma tersebut dalam sekejap. Karena emang pemisahan seperti ini tanpa disadarin juga didukung sama sistem sekolah di seluruh Indonesia. Tapi psennya sih gw nangkap, intinya jgn ngeliat pemisahan ilmu dr IPA dan IPS doang krn sebetulnya ilmu itu saling berkesinambungan. Sip!
Gue merasakan hal tersebut, dan beginilah pendidikan di Indonesia, banyak keliru nya
Artikel bagus nih. Tapi jadi penasaran juga, kalau Matematika itu ga identik ke jurusan apapun, kenapa kompetensi Matematika di IPS sama IPA itu beda ya?
Harusnya bedanya cuma di jenis matematikanya aja sih, bukan tingkat kesulitannya. Matematika yang dipakai sama anak-anak Ekonomi, Psikologi, dll rada beda emang jenisnya sama yang dipakai sama anak-anak Teknik, Fisika, dll.
Btw, lo pernah denger orang ngomong gini nggak di sini: “Wah, matematika lo kan jago banget, kenapa nggak ambil ekonomi aja?” Orang yang ngomong gitu kedengerannya aneh, tapi kalau di luar negeri sih katanya obrolan kayak gitu itu biasa aja. Kita berasa aneh cuma karena di sini matematika sama IPS itu kayaknya nggak nyambung. Padahal ya nyambung buanget.
Murid gue yang sekarang kuliah di Ekonomi juga berasa kok kalau di sana banyak matematikanya. Contoh, konsep mencari nilai maksimum di program linier yang lagi dipelajarin sekarang di kelas 12 SMA, itu kan konsep yang ekonomi banget. Nanti itu bisa dikembangin lagi pakai Lagrange Multipliers (pakai kalkulus). Peraih nobel Ekonomi juga rata-rata jago matematika sih.
Oh, jadi gitu. Bener juga sih kalau dipikir-pikir. Hehe. Thank you 🙂
Betul sekali. Saya selalu bilang dengan murid2 saya, di luar negeri ahli ekonomi dan sosial merupakan ahli matematika juga lho, mereka pada ga percaya.
Kirain kalau masuk sosial, matematika ga berguna.
Bahkan ada yang bilang, percuma saya belajar matematika, toh nantinya saya ambil hukum. Padahal di hukum ternyata juga memakai matematika. hahahahahahaha
sebenernya emang buat masyarakat indonesia saat ini masih nganggep anak ips sebagai kelas dibawah ipa tp seharusnya itu semua jgn sampe buat anak ips berkecil hati/ngrasa takut lahan ips diambillah diitulah bla bla bla… jujur gue anak ips lulus tahun ini(2015). waktu kelas xi dulu emang gue shock berat ketika dimasukin guru ke kelas ips tp ya itu sementara toh emang dr kelas x gue lebih suka pelajaran ips, nah kelas xi sampe kelas xii gue udah mantepin emang ips itu jalan saya. buat anak ips jgn ngrasa takut atau apalah… ips itu menyenangkan kalo liat prospek kerja emang lo gabisa jadi dokter di rumah sakit tp paling ngga lo bisa jadi dokter di suatu perusahaan atau mungkin lo bisa jadi yg punya rumah sakit, intinya asal niat belajar dan usaha itu satu kuncinya, so ipa atau ips sama aja gak ada bedanya kalo kita ngrasa nyaman sama jurusan kita 🙂
satu lagi gue saranin kalo misal n kalian ngrasa emang kurang seneng sama plajarannya coba blajar lewat zenius gue jamin lo smua bakal betah di jurusan kalian
udah, saya aja yang masuk jurusan keagamaan tenang-tenang saja, hehe..
klo agama ada penjurusannya lagi ya?
masuk fiqih waris, kudu hafal rumus dan bisa bagi2..
hhe..
Berarti anda msk MAN yg jurusan nya agama.. ye kan..
Ya iyalah anak IPS itu jarang mau lintas jurusan IPA, soalnya lahan IPA itu sempit. mereka yang baru masuk SMA masih ingusan belom tau apa-apa nah pas mau lulus baru lah sadar ternyata lahan IPS itu berlimpah ruah terutama Akuntansi dan Menejemen. yang mereka denger kan katanya kalo lulus IPA itu kesempatan kerjanya lebih besar dan tenyata ngooook! mules gue liat anak IPA yang belagu waktu SMA tapi pas mau kuliah bingung malah ngemis ke IPS waks banget!
Kalau lo mau ke jurusan IPA kita anak IPA ga ngelarang kok :)))))
satu kursi SBM itu mah sama, sama-sama pnya sda, sama-sama banyak direbutin juga nah yang jadi perbedaan cuman yang brani brtanding dan enggak. msa ga brani sih lawan anak IPA yang 3 tahun ga blajar IPS sm sekali dengan lo yang uda 3 tahun? wkwkwk seharusnya lo menang dong dan ga takut gni hehehe
Emang lu gak bisa masuk sesuai dengan jurusan loe???dasar belagu!!!
kenapa lo ngurusin idup dia, kalo cita citanya baru muncul pas kelas 3 sma gimana :p
sudah-sudah jangan berteman 😀 hehe
mau nambah info dan klarifikasi. saat SNMPTN/jalur undangan tahun 2014, ada beberapa Universitas yang hanya menerima jalur IPA saja, dan siswa IPA bisa lintas jurusan, namun tidak demikian dengan siswa IPS pada saat SNMPTN 2014. gue belum tau kebijakan kedepannya gimana. tapi berdasarkan data kuota SNMPTN tahun 2014, gue bisa klarifikasi bahwa lahan Siswa SMA IPA tidak sempit.
ini semuas ih tergantung sama keseriusan yaa. lo belajar agama ap enggak kan da Manjadda Wajadda. siapa yang berusaha di akan berjaya. jadi itu mungkin karena lo gak keterima di jurusan ips yg lo inginkan itu dan lo kalah sama anak ipa. berarti itu emang lonya yg nggak serius dibanding anak ipa tsb.
dan masalah lintas gw anak ipa lintas bahasa german dan temen2 gw juga banyak anak ipa yg lintas geo oder eko. memang kelas lm ipa sama lm ips jauh bgt bedanga. sebenernya anak ipa/bhs yg ambil lintas ips itu justru berusaha gimana sih dia bisa mengetahu apa yang dipelajari anak ips. berbeda dgn anak ips yang beranggapan bahwa ah pelajaran ipa nih gajelas atom aja di itung2 keliatan juga enggak wujudnya. mereka yg seperti itu berarti tidak ingin tau ipa itu belajar apa sih.
Dan akutansii dan manajemen itu memang pilihan unggulan anak ips. tapi anak ipa memiliki pilihan prodi yang lebih banyak bukan drpd ips? krn yg ipa pelajari lebih luas. ex perminyakan emang di ips itu belajar di geo tapi cuma sekilas tapi di ipa di perdalam apa aja penyusunnya dsb.prospek ipa yang terbesar perminyakan&pertambangan. sementara anak ips selalu ngincer yang paling terkenal ex manajemen. mereka mau yg paling enak dan gatau berapa banyak peluang yang bisa mereka dapatkan kalo mereka darfat di jurusan itu. sebenernya carilah urusan yang jarang diminati contohnya sastra jawa atau bisnis islam lagian kalian kan bisa transfer SKS juga jadi gak masalah kalo ambil jurusan yang jelek awalnya tapi kalo selanjutnya potensi lo makin baik ya pasti bisa ngelanjutin yg lebih bagus dan gak merasa anak ipa itu ngemis masuk jurusan ips. itu kebijakan univ kalee. univ juga nyeleksi dulu, jadi anak ipa yg potensinya bener2 bagus utk masuk di bidang ips itulah yang bisa diterima
Halo Karen …
“sebenernya anak ipa/bhs yg ambil lintas ips itu justru berusaha gimana sih dia bisa mengetahu apa yang dipelajari anak ips”
Percaya tidak, kalau kata2x anda ini merupakan self-defensif anda, ya, anda seperti berusaha menghibur diri anda. 🙂
Sebenarnya, tidak ada masalah mau anda IPA atau IPS, dan saya setuju dengan pendapat anda yang mengatakan bahwa kita harus berjuang dan harus serius. Tetapi yang dikatakan Devita juga benar, jika anda adalah seorang siswa IPA yang memiliki kompetensi, maka bersainglah secara elegan, bersainglah dengan sesama anak IPA, nah, untuk masalah anak IPA bisa ngambil jurusan anak IPS itu juga benar, tapi coba bandingkan siswa IPA, siswa IPS yang bergelut di dunia IPS sendiri, kita ambil contoh di Fakultas-Fakultas “IPS”, seperti Hukum, Sospol, Ekonomi. Anda akan melihat bagaimana perbedaannya. Muncul pertanyaan, lah kenapa harus Hukum, Sospol, Ekonomi, jawabannya, negara kita, adalah negara hukum, anda memiliki kemampuan didalam bidang Hukum, Sospol, Ekonomi, maka anda akan lebih berjaya dari cita-cita masa kecil seluruh siswa IPA, “Dokter”.
Untuk itu, jika berusaha meluruskan sesuatu, jgan memojokkan salah satu subjek, carilah keseimbangan diantara keduanya, agar tidak terjadi konflik. Trims 🙂
Iya bener banget
info penting nii tambah tambah pengetahuanii
gue masuk jurusan mia dengan alasan pengen masuk ptn teknologi tapi nilai nilai gue bagusnya cuma di kimia doang, sedangkan gue ngeliat pelajaran pelajaran ips gampang gampang kecuali geografi. jadi menurut lu gimana?
Ah masa gampang banget? Jangan terlalu menggampangkan. Paradigma saya pas masuk ips jg gitu. “ah, paling ips mah pelajarannya gitu2 doang” alhasil pas masuk saya baru tahu kalau pelajaran ips butuh pemahaman logika yang konseptual dan seperti misalnya ekonomi dan sosiologi yg kebanyakan pertanyaan ketika ulangannya semacam study cases which is hampir nggak pernah sama. Jd kalo nggak faham ya ngga bisa. Intinya ngambil jurusan itu waktunya look inside your deepest heart dan jgn dengerin kata2 org.
Misi min…. gue mau sharing dikit nih. gue angkatan pertama yg pake k13. untuk k13 sendiri kan jurusan berdasarkan MINAT. waktu itu sempet sih ada test, tapi test nya gak buat nentuin kita di IPS/IPA. tapi cuma sebatas tes pemantapan kita mau masuk kemana. alhasil, disekolah gue ada 7 kelas IPA. dan 3 Kelas IPS. guru gue sempet bilang kalo aja ditentuin berdasarkan hasil test, justru kelas IPS yang ada 7 dan IPA yg cuma ada 3. Masalahnya, banyak ( walau gak semua ) temen temen gue di ipa yang ngeliat prestasi gue belajar di ips termasuk bagus. dan mereka dgn entengnya bilang “Ya enaklah lo anak ips gitu secara gampang ya dapet nilai gede gak kaya kita kita susah bro saingannya.” padahal, walau di ips gue tetep ada lintas peminatan kimia dan biologi kok. dan walau gue ips tapi gue suka kedua pelajaran itu,gue masuk ips karna emang minat dan bakat gue ada di ips. Tapi tetep aja walau nilai kimia dan bio gue gede mereka anggep nya remeh gitu. padahal materi yg dipelajarin sama aja… dan (maap) org yang bersangkutan itu juga masuk ipa cuma karna gengsi dan gue tau bgt karna dia temen gue dari smp. gimana sih buat ngejawab pertanyaan-pertanyaan kaya gitu dgn kata2 yang ‘benar’ ? mohon pencerahannya min, agak gerah juga liat orang yang kaya gitu. mau di ‘frontalin’ juga gak enak yah sama temen sendiri wkwkwk alhasil cuma bisa senyum kalo diomongin ky gt
kalo saya jadi situ yaa,. bilang aja “ini bakat saya, takdir saya, jalan saya, kalo menurut kalian gampang, kenapa gak ikut ambil? kenapa harus ngeremehin?”
dan juga gua liat, belajar ips itu gampang,. tapi gua, anak ipa, bakat gua gk disitu, gampang bukan berarti bisa ya wks, ya gua bisanya di ipa, biarpun itu susah tapi seru wkwkw
kalo gw sih “sebenernya kita nggak ada beda, mungkin lo emg gak serius ngikutin pelajarannya” btw gw anak ipa dan temen gw di ips banyak banget. Jadi kalo gamau pertemanan kalian hancur sih leih baik lu merendah aja. kalo lagi ngumpul2 ex 8 orang itu biasanya cuma gw sendiri yg ipa. tapi ya kalo mereka ngejek2 gitu ya selo aja.
Aah iya. Aku juga angkatan pertama pake k13 tapi aku baru mau masuk SMA. Sebenernya bingung, sih, buat milih jurusan karena dari awal kita masuk, kita harus milih IPA/IPS. Aki cuma takut minat aku aja yang ternyata ga cocok sama pilihan. Kan percuma juga kalo ga minat, akhirnya gabakalan nangkep sama materi yang diajarin.
Yah… Bener sih bro. Senyumin aja. Dia terlalu nggampangin IPS. So,sabar aja.
Padahal mah sebenernya ya emang bener kalo IPA dan IPS itu kedudukannya setara dan nggak ada yang lebih tinggi atau pun rendah. Btw, saya juga anak IPA hehehe tapi alasan saya masuk IPA ya keran saya sudah punya cita2 di mana cita2 tersebut megharuskan saya untuk masuk peminatan MIPA. Kalo di lihat sih cukup miris juga yak yang masuk ke IPA hanya karena gengsi.
Halo, ak masuk ips by choice, hasil test dan nilai raport menyarankan msk ipa, untungnya sekolahku dulu ngebolehin sih kami pilih yg kami rasa paling sreg, toh nanti pas kuliah semua sama kok, intinya semua pasti belajar lagi dari awal 🙂 agak susah sih ya klo mau ngejawab omongan yg begitu, secara ngubah opini orang kan ga semudah membalikkan telapak tangan haha , tapi tinggal buktiin aja bahwa diri kita mampu bersaing dan berprestasi, itu aja sih
Saya sendiri udah pernah nyoba kedua jurusan.
i like this comment hahah
lha, jadi siapa nih yang membuat stigma ini menjadi eksis n turun-menurun sampai generasi sekarang? kalau begitu terus, kuantitas anak2 IPA gak berarti apa2 dong karna tidak diiringi dgn kualitas mereka.
btw ayoo kita opinikan bahwa “jurusan IPA/IPS itu beda” (ke ortu utamanya) itu hanya mitos, supaya anak2 yg cenderung minat n bakatnya ke IPS bisa masuk sesuai keinginannya ;))
#sayaanakMIA
Fisika itu hitungan 😀
kak sori OOT. Aku kemarin jalan2 di universitas bergengsi di Bandung. Aku pengen banget bisa masuk ke sana. Kayaknya keren gitu kalau bisa masuk. Tapi sampe sekarang aku ga berminat sama jurusan2 di sana. Gimana nih? Aku pengeeeen banget bisa masuk!
note:aku masih SMP. Apa ini terlalu dini memikirkan ttg kuliah (?)
bisa jadi terlalu dini, bisa jadi nggak… karena akan byk hal yg terjadi di waktu SMA dan mungkin akan mempengaruhi pemikiran kamu. Sebetulnya kalo skrg kamu masih SMP, lebih baik kamu fokus untuk bisa enjoy sama belajar segala hal. Nanti kalo kamu udah bisa nikmatin belajar banyak hal, pasti ada satu bidang yg lo merasa tertantang dan bikin penasaran. Nah kalo udah kamu temuin, baru deh kamu tentuin jurusannya (bukan universitasnya yah). Kalo universitas sih, banyak banget yg keren dimana-mana, yang susah itu nentuin jurusan – bukan universitas. 🙂
setuju . jurusan nya itu yang pusing .
true story si, gak ortu, gak tetangga, pas tau lulusan smp gua yang msk IPA cma gua sama temen gua yang nem tertinggi di smp gua, mereka langsug ngerespon “kok yang masuk ipa cma 2 si? yang laen gimana??” kayak nganggep IPS rendah gtu, kalo gue si ya emang dari SD gua suka sama yang namanya ngitung sama konsep alam di banding interaksi sosial :v
min.. ane mau cerita dikit ya..
waktu lebaran kemarin ane ditanya tanyain sama keluarga besar ane tentang penjurusan..
nah sodara ane Masuk IPA semua, sedangkan ane IPS sendiri…
waktu itu om ane tanya
“kenapa kamu malah masuk IPS?? nilai UN IPA kamu aja 90 kan?? masa kamu kalah sama zidan (sodara ane) sih yang nilai IPA nya 83 bisa masuk IPA”
“iya dong masuk IPS… karena kalo belajar IPA sebenernya agak kurang nyaman aja belajarnya apalagi belajar Fisika..”
“Kurang Nyaman gimana?? tuh kamu dapet 90”
“gini om.. kalo belajar IPA aku harus belajar&mahamin konsepnya lebih lama dari pada belajar pelajaran IPS yang cuma belajar 30 menit langsung ngerti..”
“tapi kan tetep aja jurusan anak IPS itu sempit banget dibanding anak IPA yang banyak jurusannya dan bisa masuk jurusan IPS”
“Kata siapa jurusan IPS sempit om?? jurusan IPS sebenernya sama aja luasnya dgn IPA buktinya anak IPS juga ttp bisa kok ngambil Jurusan IPA dgn ngambil SAINTEK pd saat SBMPTN”
“tpi kan tetep aja malu.. kamu disini anak IPS sendirian..”
“duhhh.. om ini gak ngerti banget sih hahaha.. yaudah deh serah… aku udh males jelasinnya”
pas ditanya tanyain kayak begitu ane heran banget knp sih banyak buangeett orang yang ngeremehin jurusan IPS.. om ane, sodara sodara ane, temen SMP bahkan ojek langganan ane juga ngeremehin ane..hahaha
tapi gpp sih.. didalam hati gw sebenernya udh tertanam kalimat “I am who I am. You can say whatever you want about me. I won’t change and your approval isn’t needed” (gw tetaplah gw. lu bisa aja ngomong sesuka hati lo tentang gw. tapi gw gak bakal berubah pikiran dan gw gak butuh persetujuan dari lo)
ntar liat aja 3 tahun lagi.. ane bakal nunjukin bukti bahwa persepsi mereka sama anak IPS itu salah besar!!!
setuju, gak lama lagi juga kita jadi makanan jasad renik. jadi jalani hidup ini sesuai dengan apa yg kita mau. jangan biarkan orang lain yang menentukan arah petualangan kita 🙂
OP banget om
🙂
Sekarang udah 3 thun
munkin karna orang pikir mm,fisika,kimia dll itu ilmu penting :3
ada yg tau sejak kapan ipa/ips ini dipisahkan..???
eang penting nanti bisa buat lapangan pekerjaan :cool
ga peduli ipa ips
Jadi ingat masa pendaftaran SNMPTN tahun ini. Anak IPA dan IPS berantem sampe twitwar gara2 ada anak ipa yg ngambil jurusan kuliah soshum
Hahaha.. serius lo? pada rame dimana sih? sampe masuk trending gak?
ank STM ngga di buat kaka
Haha bener nih. Aku dulu milih jurusan IPS padahal nilai IPA memadai. Tp ya krn emg kurang nyaman sama pelajarannya, dan emg lebih suka pelajarin kehidupan sosial. Sempet berantem sama ortu karena ga pilih jurusan IPA dan dibilang “Itu karena kamu aja males belajar jd pilih IPS” duh, sedih bgt sebenernya ortu sendiri ga bisa (atau ga mau) nerima pilihan anaknya dimana. Pernah juga pas temen nanya jurusan apa, pas dibilang IPS dijawab sm temen “HAH?! IPS lu? Wkwk mau jadi apa lu nanti kalo masuk IPS?!” astaga direndahin bgt deh pokoknya. Udh tamat sama kata2 begitu pas SMA. Maklum Indonesia kan lebih terpengaruh dengan “katanya”. Sekarang aku kuliah ambil jurusan seni yang sama sekali ga pake IPA dan IPS. Lebih direndahin lagi, karena di Indonesia sendiri ‘seni’ itu kayak ga ada nilai sama sekali, pdhl aku ambil jurusan dkv. Sudah, inget aja orang yang banyak direndahin nantinya jadi orang yang paling tinggi. Tinggal kita aja tunjukin.
http://zenpencils.com/comic/128-bill-watterson-a-cartoonists-advice/
gue anak ipa awalnya gue milh ke jurusan ips tapi ketrimanya di ipa awalnya gue prngen pindah ke kelas ips tapi setelah gue jalanin ternyata ipa itu gak seburuk apa yg gue fikir. dan disitulah gue mulai ngembangin bakat gue. ALLAH ITU MAHA ADIL GUYS
Not so serious comment
Gampangnya mah bray, (gue sebagai anak IPS) kalo anak IPA suka ngerendahin anak IPS, gue jawab aja… ‘elu kerja nanti juga dibayar sama orang-orang IPS pea!’ dan bungkam :’V
halo Andy, sebetulnya pemikiran ini juga agak keliru lho. Dari pengalaman gua kerja di dunia professional selama 3 tahun, kenyataannya boss di perusahaan2 besar dan CEO2 keren itu porsi-nya cukup berimbang latar belakang pendidikannya, dari mulai IPA maupun IPS. Kebetulan dari pengalaman gua, boss gua itu selalu berlatar belakang dulunya anak teknik/engineer.
gak semua anak ips yang membayar anak ipa. sebagian besar anak ipa yang mengambil jurusan metalurgi misannya dia akan mengambil jurusan bisnis di bidang pkerjaan dia agar bisa membuat perusahaan yg baru dan dia berhasil menjadi JM dan pastinya itu contoh dari anak ipa bayar anak ipa.
Hanya ingin meluruskan, psikologi itu ranah IPA, karena berhubungan dengan ilmu tentang sistem saraf dan bagaimana caranya bekerja. Emosi manusia, perasaan, dll diatur oleh sistem saraf pusat blablabla… maka dari itu masuk ranah IPA.
Masalah Matematika lebih berat di IPA, itu karena 2 dari 3 mata pelajaran IPA sesungguhnya (Fisika dan Kimia) akan banyak menggunakan matematika “aneh” di tingkat perkuliahan.
Saya sih setuju kalau banyak anak IPA “abal-abal” yang akhirnya malah nyeleweng ke ranah IPS. Banyak teman saya yang seperti itu dan parahnya lagi, satu di antaranya masuk peringkat 10 besar paralel.
Saya juga menambahkan, maaf kalau mengulang, semua pelajaran IPA perlu hafalan. Biologi jelas hafalan dan nyatanya, hanya sedikit yang bisa cukup dimengerti. Fisika jelas perlu pengertian mendalam, tapi banyak variabel yang harus dihafal. Rumus-rumus kimia dan blablabla teorinya dan blablabla lainnya juga hafalan mati. Bahkan, anda juga harus menghafalkan rumus matematika.
Yang saya tidak setuju dgn sistem pendidikan Indonesia adalah geografi masuk ranah IPS, padahal banyak aspek di dalam pelajaran satu ini yg lebih cocok masuk IPA. Bukankah lipatan-lipatan bumi itu fenomena alam? Kok masuk sosial? Apa korelasinya dong?
NB: Anda tidak bisa cukup mengerti dalam bab jaringan dasar di Biologi. Anda harus hafal bentuk, nama, dan lokasi… and that’s ain’t easy to do -_-
Klo cukup waktu dan kemauan untuk coba2 belajar Bahasa Latin, biologi is no problem bro.. Kebiasaan aja pada ngafal. Artiin dong istilah2nya biar yg dipake itu jalur pemahaman, bukan afalan
Kalau ngerti konsepnya sih pasti dengan sendirinya bisa hafal. EH, btw baca artikel ini sampe selesai gak? kok masih ngebedain ilmu pengetahuan dengan “hafalan” dan “hitungan”?
orang2 disini terlalu mempermasalahkan hal itu yang padalah semuanya sama. ipa juga ngafal kok, ips juga ngitung kok. tapi masalahnya bukan di hafal atau hitung. sebenernya itu paham atau tidaknya
Eh be
Eh bego kenapa lu bego banget si, kalo lu bisa berpikiran kenapa geo masuk ranah ips seharusnya lu mikir geo itu ga semuanya tentang alam, geo itu melajari peta, tanah, juga lapisann lapisan bumi dampaknya bagi manusia apa gitu… kalo lu berpikiran kayak gitu gue juga seharusnya bisa berpikiran kenapa biologi sama kedokteran masuk ipa?? Padahal mereka mempelajari manusia dan anatomi manusi, padahal mempelajari manusia adalah ranah ips, dan lu thu melajari alam ga anatomi manusia
Nice info.. ^^b
Pembahasannya jelas banget. Dulu aku waktu masuk sma juga minatnya ips (iis), tapi waktu dibagi kelas, aku malah masuk mia (ipa), Aku ga mau, solanya aku lenih tertarik ke sosial, terus banyak temnku yang pada ngeluh masuk mia. Ada matematika peminatan lah, kimia, fisika, bahasa inggris peminatan dll. Aku pikir2 lagi. IPA sm IPS sama bagusnya, mereka punya keahliannya dibidang masing2. Jadi, menurutku IPA sama IPS ga bisa dibandingin, karena mereka punya kelebihan dan kekurangannya masing2. Makasih.
setuju nih ipa jiwa ips
Aku dari jurusan IPA. Tapi seneng juga sama sejarah terus sering ngikutin perkembangan politik juga 😀
Yup, emang harusnya sih semua anak IPA juga seperti itu 🙂
enak gan jurusan bahasa gk ada beban 😀
seandainya ada jurusan seni juga, gw pasti masuk seni :v
ortu gw sih, ngelarang gw masuk stm
Makanya, masuk jurusan di SMA sesuai minat, jangan karena gengsi. Masuk IPA karena gengsi ujung-ujungnya pas kuliah ngambil jurusan IPS. Padahal waktu SMA menganggap sebelah mata anak IPS. -_-
Pilih sesuai passion dan keinginan. 😉
Btw, saya sebenarnya alumni SMK.
Damn cool !
Pertama2, musti liat dulu pemerintahnya, liat aja kurikulumnya. Matematika IPS jelas materinya jauh lebih ringan dibandingkan matematika MIPA (Peminatan). JAUHHHHHHHHHHH BEDAAAAnyaaa..
Kemudian, SEBAGIAN BESAR anak IPS merupakan anak2 yang sebenarnya malas sekolah, tapi ya dipaksa sekolah dengan alasan yang kurang jelas seperti DEMI MASA DEPANMU yang tidak pernah dipahami anak.
Coba lihat kembali materi ujian nasional anak IPS dan anak IPA. Bandingkan keduanya. BEDA JAUH KAN???
Coba lihat cara mengajar KEBANYAKAN guru IPS dan IPA. KEBANYAKAN guru IPS main HAPALAN (padahal gurunya aja sendiri ga hapal).
Gitu deh… kadang REALITA tidak selalu sama dengan KEBENARAN…
kak tapi kenapa matematik di ipa lebih mendalam dibandingin sama matematik yang jurusan ips
karena nanti beda jurusan pas ambil matakuliah. kan mtk ipa gak digunain utk ekonomi nantinya. mtk ipa malah mengarah ke Matematika teknik dan kalkulus yang perhitungannya sangat berbeda dgn ips. sementara ips mtknya ya yg umum2 aja dan lebih diperdalam di ekonomi jadi kayak peminatan di ipa itu ekonomi di ips. kurang lebihnya sih gitu. tapi naik/engganua jurusan tergantung yg ngejalanin aja dan jurusan itu dipilih sesuai potensi dan minat
kira2 tips lintas jurusan IPA ke IPS apa ya ka? dibuat artikelnya ga? kalau blm, boleh tuh dibuat ka hehe
kak pengen nanya nih . Gua dari kelas IPS , tapi lebih cocok dengan jurusan IPA . Niatnya mau ngejar lewat SBMPTN . Apa bisa ? IPS ke IPA lwat SBMPTN ?
Misalnya nih aku kan sekarang jurusan IPA, tapi pas kuliahnya ngambil di bahasa bisa gak? Aku belum ngerti sitemnya gimana 🙂
umumnya jurusan sastra dan bahasa gabisa diambil anak ipa.
dekat malaysia malaysia pun 2 kali 5 je . haha . be taff memasing , aku dilema nak pilih sains ke sains sukan ke akaun ke ert ke ict fml ., #sadlyf
tapi act aku rasa sama jje memasing. kena pandai pilih aliran ah . kalau pilih standard tersungkur ahh . lagi lagi kalau tk minat 🙂
Hahaha bener banget ini.
Gue kebetulan sma di kelas akselerasi, ipa. Ada 2 tmen gue yg ngundurin diri & kabur ke ips. Katanya, gangerti sama ipa…
Temen kuliah gue, di kedokteran, ada yang dulunya anak ips. Lintas jurusan tuh. Ngambil lahan anak ipa lain tuh
Sayangnya pembahasan diatas tidak terlalu menyinggung Jurusan Bahasa, Kendati Tidak banyak sekolah yang membuka Jurusan ini, namun Jurusan Bahasa Cukup diperhitungkan…
Saya sebagai Alumni Jurusan Bahasa, memiliki pandangan berbeda, Kendati rivalitas IPA VS IPS seringkali diangkat kepermukaan, namun Bobot pelajaran sama saja, mau Bahasa, IPA, IPS tergantung minat siswa..Yang sekarang perlu dirubah itu Mindset berfikir kita..Bahwa tidak ada Jurusan yang jelek. Pengalaman sy dulu Jurusan Bahasa juga Bobot mata pelajarannya terbilang sulit. Teman sy ada yg tidak kuat, kemudian minta Pindah Ke IPS. Nah Problematika sekolah2 saat sekarang. Menilai Angka2 Akademik sbg Tolak ukur bukan Peminatan lagi. Padahal Ada potensi2 yang dini yang pada dasarnya seorang siswa memiliki kapasitas di salah satu Jurusan. Misalnya memiliki nilai tinggi Mate-matika tak lantas siswa tersebut di proyeksikan ke IPA. Begitu Kompetensi masing2 Jurusan…
Saya termasuk yang bangga walau secara akademik sayad diatas rata2 syarat untuk masuk IPA, namun tetpa memilih Bahasa karena potensi dan minat saya memang disana. Dan sy harap sekolah muali aware melihat peminatan siswa-siswinya.
Satu lagi, Pemerintah melalui departemen Pendidikan sebaiknya mengkaji ulang utk menggalakkan kembali Jurusan Bahasa di Tiap2 Sekolah yg ada d seluruh Indonesia, kendati siswanya sedikit tak masalah, Agar Pendidikan berjalan lebih adil sesuai yg di rancang oleh Pemerintah.
Aku lagi bingung nih, aku masih 1 sma tapi bingung ntar mau masuk ipa atau ips. kalo menurut orang orang sih aku jago matematika dan aku cocoknya masuk ipa tapi aku kurang suka biologi ama kimia. Seandainya ntar aku masuk ips trus kuliahnya masuk jurusan matematika bisa bisa aja kan?
mohon sarannya ya Kakak. jadi ane nih masih kls X sma, dan bakalan hadapi penjurusan ini. ane bingung, mau masuk IPA atau IPS. ane ngerasain kalo ane nih balance, bisa di IPA juga bisa d IPS. tapi, ane rencananya mau masuk k salah satu Sekolah Tinggi. nah yang ane denger, di sekolah tinggi itu banyak diterima anak IPA, padahal jurusannya jurusan IPS; akuntasi. jadi harusnya ane gmn ya kak? mohon bantuannya ya.
Mungkin ada pengaruhnya juga dengan ekspetasi. Ekpetasi rendah yang diberikan ke anak IPS terkadang membuat murid IPS jadi malas belajar, “toh mereka nggak mikir kita pinter”, katanya.
Kakak-Kakak Zenius sekalian, yang pertama saya berharap ada Kakak yang membaca komen saya ini sekaligus bersedia menjawab. Saya Ghina, kelas 9 SMP, baru saja selesai menghadapi UN, dan sedang akan mulai mengurus untuk masuk SMA impian. Tapi saya masih punya satu kebimbangan dalam hati; IPA atau IPS. Karena itu saya googling barangkali di Zenius blog sudah ada artikel yg membahas tentang hal ini, dan ternyata benar adanya.
Pertama, orangtua saya adalah orang yang sangat menjaga tontonan anaknya, tv yg umum diputar di rumah adalah MetroTV dan tvONE. Sehingga tak jarang saya (awalnya terpaksa) ikut menyaksikan berbagai berita ekonomi, politik, sosial, dan hal-hal lain yg sejenis. Lama-lama saya tidak lagi merasa terpaksa dan justru mulai menemukan cinta dengan hal yg berbau sosial. Sayapun sempat ikut Olimpiade IPS (bukan OSN, tapi lomba yg diadakan sebuah sekolah ternama di Provinsi saya) tingkat prov., walau hanya sampai final, menyisihkan ratusan orang lain, yg saat itu jumlah peserta terbesar dari semua bidang adalah IPS.
Tapi untuk mengambil IPS di SMA hati saya belum mantap, walaupun untuk kuliah nanti saya tertarik sekali dengan HI, Psikologi, Sastra, dll. Masalahnya adalah saya tidak cukup rajin membaca buku pelajaran, semua kesenangan dan pemahaman terhadap IPS saya dapat dari mendengar. Saya lemah IPS di Geografi.
Satu sisi saya juga suka IPA. Saya bisa tapi saya harus paham konsepnya untuk IPA, dengan arti kata lain saya butuh usaha lebih keras untuk memahaminya, saya bukan anak pintar yang sekali dijelaskan mengerti, bahkan faktanya ada beberapa materi Fisika yang saya baru paham sudah sangat dekat UN, itupun karena bantuan Zenius. Saya kurang bisa harus membuka buku sendiri, memaksa membaca, lalu memahami. Tapi saya masih yakin saya mampu di IPA asal saya berjuang sekuat tenaga. Sayapun sejauh ini masih ingin jadi Dokter karena banyak faktor, terlepas cita-cita yang berkaitan dengan soshum.
Jadi interest saya seimbang.
Menurut Kakak, keputusan apa yang harus saya ambil dan dasar apa untuk memantapkan mengambil keputusan tersebut? Terima kasih sebelumnya.
Ibu saya IPA namun kini jadi dosen Ilmu Ekonomi. Ayah saya IPS dan jadi dosen Ilmu Ekonomi juga. Kakak saya IPA, dan reaksinya ketika tahu saya mulai ‘bergaul’ dengan IPS adalah, “Kok IPS?”, begitu pula Ibu saya. Tapi Ayah saya mendukung saja apapun keputusan saya.
Mengutip salah satu komentar di atas,
“kalo belajar IPA aku harus belajar&mahamin konsepnya lebih lama”
ntar endingnya juga.
anak ips yg ngatur bagi gaji,
anak ipa yang kerja di lapangan.
Ane lgi bingung nihh kan skarng udh kelulusan SMP ane bingung mau ngambil SMK jurusan analis kesehatan atau SMA? Ane suka di pelajaran biologi dan kimia tpi ane paling benci di pelajaran fisika dan mtk tpi pas ada paktek kimia mupun fisika gua paling suka.. kra2 gua cocok msuk mna yah??
Aku msih binggung mau milih ipa atau ips
sedikit banyak saya paham sama pembahasan di atas, saya juga setuju dengan itu,, tapi bagaimanapun pandangan itu sulit untuk di ubah, seperti saya yang mendapat ceramah panjang dari banyak orang karena masuk ips, padahal mendapat nilai bagus dan peringkat memuaskan di MIA dulu, awalnya saya down, tapi setelah kembali membaca posting ini, saya sadar ipa maupun ips itu derajatnya sama, dan ngga ada yg salah dengan pilihan saya karena minat dan kelebihan saya memang adanya di ips,makasih
-ane bingung napa ipa bergengsi + harus pinter masuk sana setelah baca ane dapet 1 hal yaitu standart ipa lebih tinggi dari pada IPS jadi IPA bisa dikatakan lebih pinter
– anak IPA kuat hitungan karna anak IPA tu otak KIRI klo IPS otak kanan,pelajaran kimia, fisika tu bukan sekedar hitung hitungan tapi pemahanan konsep klo fisika sama kimia tu banyak trik,sama cara cepatnya klo udah tau konsep
-di sekolah ane bukan IPA tapi MIPA (matematika IPA)
-anak ipa bisa masuk jurusan apa aja? kayanya ni terlalu berlebihan contohnya anak ipa susah masuk sosiologoli,dan lain lain
Keren banget artikelnya dan bebner bener ngebantu gue banget, jujur sekarang gue lagi bimbang buat nentuin jurusan SMA di sisi lain gue minat ke IPA tapi gak pinter matematika, setelah gue baca ini artikel, gue udah bener bener yakin sama pilihan gue masuk ke IPA.
Saya jga jurusan ipa .. sebenarnya sih ini tergantung keyakinan kita aja sih.. toh anak2 dari ipa ada yg sukses ada jga yg enggk.. anak2 ips jga gtu.. sekarang tergantung gimana kita yakin dgan jurusan yg kita ambil dan menekuninya.. masalah ipa dengan ips pinteran mna ? Ya.. jelas beda dong.. ranah nya aja sdah beda. Kalau anak ipa di tes geografi pasti megap.. demikian sebaliknya.. jdi intinya ya tdi.. kita gk bsa asal blang anak ipa lebih pintar matematika dari pada anak ips.. toh teman saya anak ipa bnyk jg yg matematika nya lemah..
Gtu sih kalau menrt saya…
Salah cara berfikir aja ni masyarakat zaman sekarang…
Gimana ya… nasib jurusan Bahasa dan Agama?
Proudly IPS
hahahaha gilagilaaa bener banget dah ini artikelnya – kalo udah terkait IPA vs IPS ini emg gak ada abisnya buat menyatakan pernyataan2 yg cenderung rasis bgt, tapi ya pd kenyataannya emg bener begitu. jujur sih ya, stlh baca artikel ini dan nginget2 artikel2 pelurusan mengenai IPA-IPS ini, walau udh bbrp kali ditekankan bahwa “IPA-IPS tuh sama aja!”, tetep aja, sebagai anak IPS, ada gt hati kecil dan alam bwh sadar gue bilang “ih iya ya, anak ipa gitu. beda bgt sm ips yg begini [maksudnya yah, ipa lbh “uwaw” drpd ips].” iya sih, gue tau itu emg stereotip yg, beuh, seharusnya udh bisa gue cabut dr diri sendiri mengingat gue ya, udh bener2 paham akan ekualitas dr dua disiplin ilmu ini, tp yah, oh man, jgnkan di Indonesia, di luar negeri sana juga kentara sekali pembedaan dan kerasisan ilmu-ilmu gitu, walau biasanya sih ya yg dipermasalahkan yg macem IPA vs seni (art, music, language) gitu. jadi, yah, emg sih kalo buat topik begini, mungkin sampe seterusnya juga akan ttp menjadi pembahasan yg, sekali lagi, gak ada abisnya – thanks to these stereotypes yg udah mengakar, berbatang, berdahan, dan bercabang tinggi sampai ke generasi skrg ini. :))
lagi, mengenai pernyataan ini “jurusan IPA seolah-olah dipandang sebagai jurusan yang berisi anak-anak yang rajin belajar, suka ngitung, anak baik-baik, pekerja keras, tapi kurang banyak bergaul karena kebanyakan waktunya dihabisin di tempat les/bimbel. Sedangkan anak-anak IPS dipandang sebagai kumpulan anak yang males belajar, tukang main, lebih jago hafalan, punya kemampuan bergaul yang lebih oke dibandingkan anak-anak IPA”, bagi gue itu benerrrrrrr banget, like, 1000% true, dr penglihatan gue, ATAU setidaknya dr sekolah dan lingkungan kota gue tinggali. entah sejak kapan ya pernyataan – atau kalo boleh gue bilang FAKTA – itu muncul. rasanya gue udh geleng2 kepala aja – bingung mau nganggep itu sebagai ‘pujian’ atau justru sebaliknya ‘hinaan’ yg gk langsung. ckck
terus juga soal PTN nih…, baca bagian itu di artikel ini jg bikin gue emosi wkwkkw. kesel emg skrg kyknya anak IPA enak aja gt ngambil lahan IPS. cih. berasa, oh man, lo kyk gak niat bgt dah udh masuk IPA, bukannya perjuangin lg di PTN, eh malah ngambil jurusan org lain. ergh, rasanya pengen marah2 ajadeh. soalnya kesannya tuh malah merendahkan dan meremehkan anak IPS -_-
gue sendiri sbnrnya adalah salah satu anak IPA gk jadi nih btw wkkwwk. gue inget jaman isi form tes peminatan, mau gue dan bokap-nyokap milihnya IPA. but then, guess what – hasil tesnya justru kebalikan dr opsi pertama gue itu. gue dapet IPS. ya, IPS – menghentakkan bonyok, keluarga, dan teman2 dekat gue. krn apa? ya krn mrk pikir gue bakal masuk IPA, mengingat betapa dulu jaman TK & SD gue mau jd dokter dan jaman SMP gue pengen masuk IPA dan ya emg not bad lah nilai2 IPA gue dulu. begitupula gue. gue sendiri juga kaget stgh idup napa gue masuk IPS. sumpah, gue inget bgt kesan pertama gue pas di hari pertama bljr sbg anak IPS: pandangan dan pikiran gue kosong, saking masih gk percayanya gue masuk IPS. apalagi nyokap pake sempet numpahin kekecewaannya ke gue dan ‘protes’ ke guru BK krn gue gk masuk IPA. -_-” tp ya, di samping itu gue bersyukur bgt masuk IPS, jurusan yg emg aslinya gairah gue di situ. jaman kls 8 SMP gue nyadar gue minat bgt bahasa, yg artinya gue akan masuk IPS, tp ya krn stereotip ortu dan lingkungan gue ikut2 pengen IPA. bersyukur skrg ini gue gak tersesat dan alhamdulillah berada di tempat yg emg seharusnya gue berada 🙂
intinya, iya, iya, iya – balik ke diri masing2!! ikuti minat dan gairah masing2! jangan sampe gr2 gengsi dan stereotip org2, eh lo malah salah jurusan-_- kalo udh begitu, bener2 udh dipastiin dah lo gabakal enjoy dan ngerasa berat bgt buat belajar untk ke depannya.
haha anak ips kalo udah tolol ya ngalah lah haha
Mantap nih.
Jadi gk keliru lagi milih jurusan soalnya saya baru Melangkah Ke SMA
Kalau aku itu memilih apa yang membuat ku itu bisa
jadi sekarang saya itu milih jurusan IPS
Soal saya itu suka yang nama nya Berdiskusi , menhafal , apa lagi Mempresentasikan Suatu yang telah saya bahas
Tapi pembahasan kak SASA keren
yah anak IPA malah terpojokan
hai kAk kalo kita mau ngambil jurusan piskologi sama pendidikan anak luarbiasa bagusnya ipa atau ips ya kak??
Artikel ini udh cukup jawab pertanyaan yg terus muter2 dikepala “IPA IPS” :v Thnk u 😀
Emang bener sih. Sebenernya nggak ada bedanya mau IPA atau IPS,yang bikin beda itu cuma niat masing2 orangnya buat belajar sama minat mereka. Pengalaman 3 tahun di SMA kemarin ya tentang IPA dan IPS dalam hal matematika,nggak semua anak IPA jago matematika. Malahan,nggak sedikit anak IPS jago matematika. Mereka “terpaksa” masuk IPS,karena ada nilai di salah satu mapel IPA yg di bawah rata2 gara2 mereka sering nggak ikut pelajaran buat ngurusin lomba,nah si guru yang ngajar mapel itu nggak suka kalo ada anak yang jarang ikut pelajarannya,makanya,gantinya ya nilainya deh. Sedangkan aku,juga sebenernya “terpaksa” masuk IPA karena permintaan ortu. Ya gimana lagi,dan dulu mikirnya “seenggaknya jago di kimia,lainnya belajar lagi”. Tapi,setelah dirasain ya rasanya kaya terpaksa,nggak ikhlas2 banget ngejalaninya. Tapi ya gimana lagi? Udah terlanjur memilih… Jadi penting banget buat ngikutin kata hati,bukan kata orang lain. Soalnya kalo belajarnya dari hati,pasti bakal seneng dan ikhlas. Semoga nggak ada deh adek2 kelas yang jadi nyesel karena salah pilih jurusan☺️☺️☺️
Kalo disekolah sepupu saya, masuk jurusan itu ditentukan melalui tinggi IQ mereka. Yang diatas rata rata masuk IPA yang rata rata di IPS. Mungkin itu yg bikin org berfikir kalo “anak IPA itu pinter dibanding IPS”
wihh keren nih artikelnya, yang saya alami sendiri saya bnyak ikut lomba atau olimpiade matematika dan ipa tapi di sisi lain saya suka pelajaran sosiologi dan ingin menjadai psikolog. menurut ka sasa saya sebenarnya lebih baik ke jurusan IPA atau IPS ?
Bpk.DR.SULARDI. MM beliau selaku DEPUTI BIDANG BINA PENGADAAN,
KEPANGKATAN DAN PENSIUN BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya
selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg
ingin seperti saya silahkan anda hubungi bpk DR.SULARDI.MM Tlp;
0813-4662-6222. Siapa tau beliau mau bantu
kereenn 😀 Emang gitu lah kenyataannya, yang terpenting tu cara berfikir dan ketekunannya masing”. aku mau ambil jurusan IPS ajaa 🙂
Kak. Aku mau tanya. Apakah anak ips bisa mendapatkan jalur undangan untuk masuk kuliah?
saya bukan admin, tapi hahaha ya iya dong, asal waktu 3 tahun dipake buat belajar yang bener. setiap jurusan juga punya calon pemimpin masa depan. yang saya lihat di salah satu sma, kebanyakan masuk HI, sastra bahasa, akutansi, dan manajemen. cuma itu yang saya inget sih, tapi pertanyaan ini kesannya kaya meragukan anak ips bisa bersaing sama jurusan lain. lol ah~
sebenernya emang buat masyarakat indonesia saat ini masih nganggep anak ips sebagai kelas dibawah ipa tp seharusnya itu semua jgn sampe buat anak ips berkecil hati/ngrasa takut lahan ips diambillah diitulah bla bla bla… jujur gue anak ips lulus tahun ini(2015). waktu kelas xi dulu emang gue shock berat ketika dimasukin guru ke kelas ips tp ya itu sementara toh emang dr kelas x gue lebih suka pelajaran ips, nah kelas xi sampe kelas xii gue udah mantepin emang ips itu jalan saya. buat anak ips jgn ngrasa takut atau apalah… ips itu menyenangkan kalo liat prospek kerja emang lo gabisa jadi dokter di rumah sakit tp paling ngga lo bisa jadi dokter di suatu perusahaan atau mungkin lo bisa jadi yg punya rumah sakit, intinya asal niat belajar dan usaha itu satu kuncinya, so ipa atau ips sama aja gak ada bedanya kalo kita ngrasa nyaman sama jurusan kita 🙂 oh iya sebenernya gue telat banget baru blajar lewat zenius dulu gue gak suka sosiologi tp berkat liat video pembahasan sosiologi di zenius gue jadi suka malah kata gue pelajaran paling nyenengin itu sosiologi. Jadi buat kalian yg mau ngrasa nyaman sama jurusannya sama buat mantepin coba blajar lewat zenius dijamin masalah kalian terpecahkan(ini bukan promosi suerrr emang pengalaman gue walaupun gue baru tau zenius h-1bulan un hehehe alhamdulillah nilai un sosiologi gue lumayan)
Anak SMK ga ada ya kak :v
Wah akhrinya lagi pusing milih jurusan nemu artikel ini. makasih banyak kak gue jadi nggak bimbang lagi milih jurusan nih! Gue yakin udah mantap masuk IPS ^^ MAKASIH KAK 😀
Mau tanyaa memastikan. Kalo mau masuk Hubungan Internasional berarti ips yaa?
Kak, gimana kalau aku bingung milih MIA atau IIS? Nilai IPAku sih lumayan. Aku suka mempelajari biologi, fisika, mtk, tp ga suka kimia. Tapi aku juga punya minat besar di ilmu sosial, kaya sosiologi sama sejarah, tp ga yakin bisa geografi atau engga. nilai ipa dan ipsku waktu smp sih seimbang (ga beda jauh dan selalu kejar-kejaran). cita2, aku masih bingung mau jadi apa, tapi punya gambaran pingin jadi Psikolog. kalau psikolog unpad kan IPA, kalau UI setahuku IPS kak. jadi aku bingung banget milih yang mana. dan aku juga pernah tes DMI, perbedaan otak kiri dan otak kananku cuma 2% (49:51)
makasih bang zen, seru juga nih udah baca hampir finish ke bawah :v ada yang saling defend ranah mereka juga ada yg satu sama lain memojokkan. gue sekarang baru duduk di kelas 3 sma guys. gue cuma mau ngingetin terserah backgroud jurusan di sma apa aja, lo berhak untuk memilih sesuai hak asasi manusia dan ga bisa orang lain memaksakan atau bahakan menjadi penghalang satu sama lain. yang ingin ambil jurusan bar-ips dari ipa kan sudah ada kebijakan sesuai ptn yg dituju begitu juga sebaliknya yang dari ips mau ngambil yang berbau- ipa ada kebijakannya. gua sih cuma ingin lo enjoy sama pilihan yg diambil daan ingatt kita2 semua loh penerus bangsa, lupakan latar belakang lo dan sebagai warga negara yang baik lo harusnya bertanya pada diri lo sendiri “apa sih yg udah lo kasih buat negeri ini” itu kan lebih penting daripada mmempermasalahkan anak ipa atau ips suka nyerobot lahan ipa atau ips, sory kasih masukan aja
Ah bener banget, saya baru sehari setelah pengumuman kelas dan masuk IPS ( ya karena mengisi selebaran peminatan, pilihan 1 saya ke IPS), dan stereotype sudah bertebaran dimana-mana. “Kenapa gak MIA aja? Lo kan pinter.” “KOK IPS SIH?! KENAPA GAK IPA AJA BISA KEMANA-MANA.” atau, yang paling parah, “Pasti gak bisa masuk MIA ya?” Hft. Sejujurnya, ya memang minat saya di IPS. Dulu sih pas SMP minat banget sama jurusan IPA. Sampe saya mau bercita-cita jadi engineer. Saya bisa dibilang lumayan bagus di IPA seperti Fisika dan Biologi, tetapi cukup payah di Kimia dan Matematika. Saya gak bisa maksain diri juga. Pas dapet IPS mama saya kayak sedikit gak rela gitu, kenapa saya gak di IPA aja? Katanya di IPA lebih banyak jurusannya dan lebih menjanjikan. Begitu pula kakak saya, yang dulunya anak IPA dan nyimpang malah ngambil jurusan seni, bilang ke saya, “Lah lo kenapa masuk IPS? Lo ngira pasti karena persaingannya gak terlalu kuat kan? Lo pasti bakal liat banyak anak IPA ngambil jurusan anak IPS.” Sumpah saya sendiri capek dengernya. Tapi akhirnya dia ngedukung pilihan saya ke IPS. Kalo ayah saya, yang dulunya anak Bahasa, langsung membela saya bilang di IPS juga gak kalah banyak jurusan yang bisa diambil. Aku seneng banget kalo semua orang gak saling membeda-bedakan antara 2 jurusan itu dan gak menganggap rendah diantaranya. Karena pasti masing-masing sudah ahli di bidangnya ya kan? Untuk semua, tentuin ya sesuai minat kalian dan jangan karena paksaan atau gengsi. Nanti malah gak jadi dua-duanya lagi, heheh. Good luck, everyone! 🙂
Apa benar mulai tahun ini jurusan ipa nanti nek boleh ngambil jurusan ips waktu daftar k
Fakultas??
Atau ngak semua jurusan di fak bs di ambil kue ipa waktu sma
makasih ya kak sasa untuk artikelnya yang bagus, saya juga sadar dari dulu stigma ini memang susah lepas dari masyarakat kita, mereka yang cuman karna gengsi akhirnya masuk ipa dan karna mereka pikir anak ips pergaulannya banyak yang gak bener. akhirnya pas belajar malah keblinger dan pusing sendiri karna gak ada passion disitu, akhirnya pas lulus ambil jurusan ips. wkwkwk. kalo saya sendiri sih masuk ipa karna saya gak suka ngafal, pdhl kan ipa kan juga banyak juga hafalannya, apalagi biologi, dan hitung-hitungany cuman sekedar buat menyatakan dengan data scr matematis. gak nyesl sih masuk ipa, cmn nyesel aja karna pas sma saya gak maksimal belajarnya, baru kelas XII niat belajar, itu pun karena zenius lewat video-videonya yang anti mainstream yang bisa buat kita ngerti sampai batas critical thinking, bukan cuman sbg knowledge aja. alhasil sih saya lolos sbm tahun ini walau gak dipilihan pertama
wahh~ gue juga anak IIS/IPS . awal pengumuman penjurusan ntu gue nggak mau masuk IPS sampe2 gue mau minta pindah jurusan sama kepsek tapi, gue pikir2 lagi “buat apa gue mohon2 ke kepsek cuma untuk pindah jurusan? yah,, mau digimanain lagi basic gue memang udah cocok ama IPS ntar kalau gue paksain ke IPA dan gue nggak sanggup untuk mengimbangi pelajarannya bisa2 gue bakal tinggal kelas hadehh -_- itu malah bikin kacau cita2 dan karir gue” itu pemikiran gue saat galau nggak bisa masuk IPA tapi, setelah gue jalanin di IPS rasanya juga sama dengan IPA yaitu sama2 belajar dengan giat, ketemu soal2, dan bersaing secara sehat bersama teman2 seperjuangan . kebetulan gue juga punya sepupu yang satu SMA dengan gue tapi beda jurusan dia jurusan IPA/MIA dan gue IPS/IIS . sekarang gue udah merasa enjoy and comfortable dengan IIS dan buat apa gengsi2-an masuk IPS? dan buat apa coba anak IPA merasa mereka yang paling unggul dalam bidang akademik ilmu pasti? dan masalah lintas jurusan itu menurut gue sih fear2 aja selama anak IPS masih kebagian bangku kuliah 😀 kan universitas di indonesia dan di luar negeri nggak hanya 1 . tapi, pas gue baca komen salah satu di blog ini yg merasa IPA lebih baik dari IPS dengan menggunakan kalimat yg lumayan pedasss gue rada2 kesel juga nggak selamanya anak IPA itu mampu untuk bangun sendiri seperti pepatah diatas langit masih ada langit jadi, jangan pernah untuk menyombongkan diri percuma juga kita pintar2 tapi tak diimbangi dengan kejujuran, kedisiplinan, dan sikap. sebenarnya, IPA dan IPS bisa berbagi ilmu supaya dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan bisa saling berinteraksi melalui interaksi secara kelompok kn lumayan bisa dapat ilmu tambahan, teman2 bertambah, dan yang terpentinggg mendapatkan pahala karena menyatukan tali silaturahmi nahhh kn keren juga tuuuh 😀 XD . dan kata wali kelas gue, “kita semua adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tak bisa hidup sendiri seMandirinya seseorang tetapi dia PASTI akan memerlukan bantuan dari orang lain” nah gue jadiin itu sebagai contoh bahwa IPS dan IPA saling membutuhkan dan kedua ilmu yang berbeda itu dapat kita pelajari dan pahami jadi, disaat kita mulai memasuki kuliah secara lintas jurusan kita nggak perlu takut untuk tidak lulus tes jika kita bisa mempelajari kedua ilmu itu dengan baik dan benar 🙂 sekiann :D.
X IIS 1 🙂
kak saya baru masuk SMA nah tahun saya ini penjurusannya pake tes psikotes, nah saya keterima di ipa baru diliat dari nilai rapot smp sama nilai UN, karena nilai psikotes belum keluar, jadi saya belajar di kelas ipa sementara doang, sewaktu hasil psikotes sudah keluar tenyata saya masuk ips, saya lebih kuat di hitung hitungan, dan recana awal saya kalo lulus ipa, mau ambil kedokteran, atau dosen fisika/mtk, di ips kan ada mtk, nah kira-kira peluang saya buat masuk ptn jurusan mtk itu susah enggak ? soalnya denger cerita temen katanya misalkan nilai kita masuk kriteria buat masuk ptn yang jurusan mtk, tapi ptn lebih milih anak ipa walupun nilai saya sama anak ipa itu sama, bener enggak itu kak?
dulu waktu sekolah w ambil jurusan nya IPA
tapi untuk ekarang w lebih seneng ke hukum dan sosial
tapi kuliah w jurusan FIKOM .. hahahha ngawur gak sih ??
masuk IPA karena tuntutan ortu bukan keinginan sendiri
mau coba minta saran, aku baru kelas 11,udah mulai liat2 jurusan buat kuliah. kebetulan aku masuk jurusan ipa, tapi kenapa ya kalau urusan belajar lebih minat ke ipa? tapi waktu coba mikirin jurusan, yg terpikir malah jurusan2 ips?
saya bingung dengan sistem kurikulum SMA Di Indonesia. Padahal kedua disiplin ilmu itu sangat berguna ke depannya. Dan di luar negeri pun gak ada yang sistem penjurusan kayak IPA atau IPS atau apalah itu. semoga kementerian pendidikan memikirkan masalah ini.
Gue pengen banget kuliah ilmu ekonomi, otomatis kan harus sma ips tuh soalnya lintas jurusan susah, tapi masalahnya gue cupu banget di ips, sejarah, geografi apalah itu, nahhhh makanya gue bingung parah
ane jurusan bahas dan budaya 🙂
Nah, gimana kalo ada guru yg makin manas2 in hubungan antar anak ipa dan ips -__- tempat gue dulu waktu masuk pertama jurusan ips, guru gue langsung bilang “buat apa sih jadi anak ipa, buat apa pula ngitung2 jarak buah pohon jatuh, kalo jadi ipa ntar jarak dari rumah ampe ke tujuan ngapain di itung2 mending ips lah, jarak gak usah2 diitung! simple tinggal pergi.” dulu ane sempet kemakan sama ni omongan guru ane dan temen2 ane , kakak kelas, adek kelas tiap yg masuk ips dibilangin gini. Sekarang ane sadar semenjak kenal Zenius, omongan kek guru gue diatas bahaya bangeeett. #curcol
Itu yg saya rasakan wkt SMA. dulu ambil IPS dan berasa kuping budek banget tiap orang ngatain hal yg sama pas nanya “ambil jurusan apa” kebetulan saya kembar, saudara saya ambil IPA semenjak itu selalu dibanding2in nggak saudara, teman, kerabat. (Alhamdulillah ortu mah ngertiin) dan itu berlangsung sampe mau ambil jurusan kuliah. padahal ga seburuk itu buktinya rangking 2 sedangkan saudara saya 10 besar pun nggak haha. inget kata guru akuntansi “lebih baik jadi ‘kepala’ di IPS’ daripada jadi buntut di IPA. kebukti sih anak2 yg males dan masuk IPA ya keteteran gitu. nah sekarang kuliah di fakultas ekonomi jurusan manajemen, banyak anak IPA masuk manajemen, dan pas ada matkul pengantar akuntansi ya mereka ga paham jd belajar dari awal banget dari anak2 yang dulu nya IPS. #curhat haha
Dan ada satu hal yang terus2 nari dipikiran gue, as we know math itu bukan ipa ataupun ips.. Math itu ilmu yg tersendiri. Terus kenapa ada yang namanya fakultas mipa ya? I mean knp math gak ada fakultas tersendiri gitu?
keren bngt pembahasannya, yg kometar jga keren2, mereka tegus pa pendiriannya masing2, salut deh, btw saya tahun ini 2016 baru lulus SMP, setelah saya baca artikel ini cukup puas rasanya, apalagi kometarnya, sebenarnya sya pengen masuk jurusan IPS, entah knp melintas di pikiran sya, tapi ortu,keluarga, dan teman2 (kebanyakan) menyuruh sya ke IPA, mungkin karena nilai UN IPA saya 100 (maaf klo terkesan sombong) tpi entah mengapa dipiran sya terlintas masuk ke IPS, dan setelah saya mencari refrensi ke alumni dan jga di internet, akhirnya sya TAMBAH PUSING MILIH IPA/IPA, mungkin boleh kasih sya sedikit saran??
Rencana lo setelah SMA mau jadi apa?.
Kalo emang cita-cita lo ada di rumpun ips, yaudah ikuti aja apa yang lo inginkan. Yang pasti ikuti minat lo aja!
rencananya setelah lulus SMA saya bakal didaftarkan di STAN (sekolah tinggi angkutansi negara), tpi kata almuni saya “STAN emang mengarah ke ips, tapi STAN lebih bnyk nerima siswa ipa dibandingkan ips” ,nah disitu saya makin bingung, tpi akhirnya sya nurutin apa kata ortu dlu, yaa masuk ipa
Lebih enak masuk mana nih min masih bingung? Kata tmen si sya bakat di ipa tetapi NEM sya gak mencukupi untuk masuk ipa? Mohon penjelasannya untuk orang awam kaya sya:)
Setuju ni kak, pengalaman aja, saya sekarang baru kelas 1 sma di semarang, saya dulu pengennya jurusan ipa berhubung cita cita saya adalah dokter… tapi semenjak saya masuk jurusan ips semangat saya sempet down padahal prestasi, nilai rapor antara ipa sama ips bagusan ipa, test juga mengtakan saya masuk ipa, tp entah karena apa mungkin ALLAH punya rencana lain, saya jalani aja ternyata saya emang sangat berbakat dibidang IPS, bahkan saya dapet lintas minat fisika sama kimia juga saya bisa ngikutin juga sejarah sosio geo eko juga bisa saya ikutin, pengalaman kakak saya juga sama, dulu kakak saya sma nya sama kayak saya, dia masuk ipa padahal minatnya ips alhasil waktu kuliah dia ambil managemen padahal di ipa dia rangking 3 besar dikelas, sekarang saya dan kakak saya berargumen ga ada bedanya kok antara ipa maupun ips, buktinya kakak saya anak ipa bisa mengambil ekonomi dengan mudahnya, saya anak ips bisa menaklukan matematika, fisika, kimia… jadi ipa ato ips itu tergantung dari kita menghadapinya dan menanggapinya aja
realitanya sekarang gue kelas 11 menjelang semester 2 di jurusan ips, berhubung gua pindahan di kelas 11 ini awal2nya emg tes psikotest dlu. berdasarkan hasil gue cenderung ke ips dan emang minat gue ips. di ipa gue bisa ngikutin cuma gua kurang bisa mainin konsep hitung2ngannya, jadi cenderung ngapalin berbagai model soal. tapi pelajaran2 di ips gue emg bner2 minat banget dan suka. klo gue jadi pindah ips di kls 11 ini, kesempatan gua bisa dapet SNMPTN bisa ga ya min ?
Gua dulu anak IPS tp kuliah di jurusan Farmasi tp enak” aja tu.. padahal farmasi mengutamakan pelajaran” dari IPA tp gua bisa” aja toh ngikutin pelajarannya walaupun agak keteteran.. yupps betul semua trgantung niat kita aja mau bljar atau ga..
Gue SMA ips kuliah ambil geografi masuk di kampus mipa alhamdulillah mata kuliah fisika,kimia,biologi bisa di lalui
SMK rumpun Teknologi dan SMK rumpun pariwisata/ekonomi juga mengalami hal tsb, bedanya cuma gender, eh elu kan cowok, pinter ngapain di smea jurusan akuntansi? Kenapa ga ambil stm teknik mesin? Eh kamu kan cewek pinter, tapi kok ngambil teknik mesin? Kenapa nggak yang halus aj macam perkantoran atau minim TKJ
Saya mau kasih satu cerita yg pernah saya alamin… bukanya ngeremehin anak IPS tapi baca dulu kisah yg saya pernah alamin…
Saya adalah alumni jurusab IPA, pas kenaikan kelas dari kls 10 ke kls 11 ada penjurusan kan, nah saya dan banyak temen saya masuk IPA, tapi yg anehnya setelah seminggu ikut pelajaran banyak malah minta pindah ke jurusan IPS karena tak mampu bersaing dengan anak2 IPA, alhasil setelah mereka pindah jurusan salh satu temen saya pas yudisium berhasil juara umum untyk kategori jurusan IPS.
Dan saya juga cuman mau pastiin….tadi di atas diktkn bahwa IPA itu tdk endemik dgn perhitungan. Tapi buktinya fisika kimia dan sedikit tentang pelajaran biologi ada konsep menghitungnya…
Bahkan pembljrn matematika untuk anak IPA tingkatanya berbeda jauh dengan anak IPS perbandinganya mungkin 80:20…
Banyak lomba sain di ringkat kab. Provinsi maupun nasional yg diadakan…tapi disekolahku hampur semua yg ikut cabang lombanya dari anak IPA.. karna disekolahku dibuka seleksi untuk semua jurusan yg mau ikut lomba, dan terserah mau ikut lomba dibidang apa, dan alhasil selama tiga tahun saya sekolah di Madrasah selama itu pula jurusan IPA selalu mewakili sekolah saya memang ada yg dari jurusn IPS yg mewakili tapi memang cuman 1 dari 10….
Mau cerita juga di provinsi gorontalo di sekolah yg menjadi saingan berat sekolah saya pas saya sekolah di madrsah dulu yakni di MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO malahan jurusan IPS lebih dipandang baik dari jurusan IPA. Jadi gak senmmua sekolah berpandangan demikian…
☺☺☺☺
Wuuiiihhh kak Sasa hebat nih bisa ngebuka otak gw lebar² :v tapi gw masih ada yg ganjel nih ka, yg so luckynyaa gw skrg lagi galon²nya ambil jurusan SMA nih ka, kalo kita mau ambil jurusan itu menurut gw gimana cita² kita kaann?? Nah sekarang cita² gw itu jadi guru Mtk, Mtk itu kan ilmu abstrak, jadi bingung bgt nih gw harus ngambil jurusan apa, tapi lagii gw minat sama sosiologi, gimana cara kita berhubungan dengan orang lain, karena itu hal yg wajib kita punya gituu, ya jadi siapa yg gk minat gitu lhoo, euumm btw, kalo emang gw gk lulus jadi pns nanti, gw udh pasti mau jadi pegawai bank, nah kalo gitu gw pikir gw ambil IPS aja kan yaa??hehe tapi gini lhoo.. ntar kalo gw udh lulus SMA, gw harus ambil jurusan mata kuliah apaa?? Komunikasi kah atau MATEMATIKA langsung??gw bingung bgt nih kaa, bantu yaa kasih gw solusi gituu hehe, makasih nii sebelumnyaa, gw harap sih pertanyaan gw di jawab sama ka Sasa, amin..
kak, kalo tes ptn harus kekampusnya langsung atau bisa di daerah masing-masing?
Menurutku yg paling menderita ya anak bahasa sih, mau ke ips ataupun ipa mereka harus tetep belajar keras nyentuh pelajaran² yang sama sekali 3 tahun ga pernah dipegang .. lah terus kenapa harus ada jurusan bahasa kalo toh tes universitas gapernah ada jalur tes bahasa wkwk .. its always Soshum and saintek .. thank u
sekarang udah nggak ada ya jurusan bahasa? padahal kalau masih ada mungkin nanti kalau udah di sma mau masuk jurusan bahasa..
gue dulu IPA, tapi sebenernya dalam hati kecil pengen IPS..
hasilnya ambigu, walaupun mapel IPA cukup, tapi kayak kurang bisa menghayati gitu..
nggak begitu nyesel sih, tapi kalau ada mesin waktu, mgkn gue bakal balik ngasih tau diri gue yg dulu buat milih IPS aja..
haha..
Mau nambahin kasih pendapat nih
Sebenarnya untuk 2 jurusan tersebut sama saja. Apalagi sekarang udah makek k13 nih jadi ada yang namanya pelajaran lintas minat dimana masing-masing jurusan akan mencoba pelajaran dari jurusan lain misal nih anak ips ada juga pelajaran kimia sama biologi atau fisika ya tapi dipilih juga sih maksudnya gak seluruh nya paling 1/2 begitu juga dengan anak ipa mereka juga belajar geografi atau ekonomi ataupun sosiologi. Jadi pada dasarnya menurut aku sih sama saja.
Aku lagi bingung nih ka… Aku kan mau masuk sma… Aku bingung pilih jurusannya apalagi buat masuk nya sekarang passing grade nya besar… Nah aku tuh minat ya kalo pelajaran ke mtk ka.. Tapi kalo ipa aku ga terlalu ka soalnya pusing gt ngadepin rumus yg beda”.. Dan kalo ips aku takutnya di sejarah gt takut ga terlalu hafal… Gimana ka cara ngatasinnya???
Sebelumnya saya minta maaf,,
Saya lulusan smk,,, namun jika saya harus menerima tantangan yang di berikan anak” ipa,,, saya kira,,, mereka yang akam menyerah,,, bukannya sombong,,, saya pernah mempraktekkan,,, ( log 3 ) karena saya tidak mengerti,,, maka saya menanyakan,,, dari manakah anda mendapatkan hal seperti itu,,,, ( orang yang saya tanya balik mengatakan,,, dari sononya ) pintar siapa,,,,??? kalau saya di tanya 3+3 ya saya jawab 6,,, dan sayapun memberikan pertanyaan 1+1 dia menjawab 1,,, tapi menurut saya 1 dan 1-1 kata dia 0 menurut 2 tidak ada yang salah,,, yang saya maksut,,, obat nyamuk yang di bakar,,, 1+1 y jdi 1 kalau tidak percaya praktekan saja sendiri,,, tapi ingat,,, harus yang baru,,, woke”
Mohon maaf,,, siapakan yang lebih lihai,,,????
SMA (IPA / IPS) ATAUKAH SMK,,,,???
jangan pernah memandang sebalah mata smk,,,, ?????✋✋✋✋✋✌✌✌✌✌✌✌✌✌✌
Salam damai,,,
artikel ini bagus banget. tapi aku masih bingung banget karena aku baru mau masuk sma. waktu smp, aku menjalankan tes peminatan dan hasilnya aku cocok masuk di mipa. padahal nilai ipa ku ga bagus-bagus amat. malah matematika yang paling bagus. padahal matematika ngga identik sama jurusan ipa. terus temen-temen juga bilang kalau sma ambil jurusan mipa, kesempatan memilih jurusan saat kuliah jadi lebih gampang. dan kalau ips pemilihan jurusannya sempit. terus ada yang bilang ips itu isinya menghafal dan aku tipe orang yang mudah lupa. aku jadi bener bener bimbang antara ipa atau ips:(
numpang nanya nih. kalau kuliah di luar negri jurusannya ditentuin ipa/ips juga nggak?
Bentar lagi mau kelulusan. Udah pasti mau lanjut ke SMA. Tapi penentuan jurusan yang mau diambil nih. Sebelumnya aku paham dunia ini dipahami dengan menggabungkan semua ilmu baik konkrit dan abstrak. Maka dari itu sikap stereotip itu ga mempan. Sempat bingung untuk menjelaskan bahwa aku yakin mau masuk jurusan IPS. Mereka itu dua bagian yang sama keren dan berguna. Pikiran mereka membuatku terganggu. Terima kasih Kak Annisa(tutorzenius) Pemahaman ku jadi bertambah
Yessss!!!! such a nice article 👌
aku ini mau milih jurusan sma aku suka ips tapi sifat pembelajaran di sekolah yg kutuju gabaik kek gak sebagus di jurusan ipa dan terpaksa aku harus ambil jurusan ipa sih kayanya, keluarga juga bilang ke ipa tapi hati tetap stay di ips yah mau gimana lagi
Mantap banget sih penjelasan nya cuman kadang tuh ips selalu dianggap jelek bahkan hampir seluruh org yg beranggapan gitu