Hi, Sobat Zenius pejuang gap year!
Gimana kabar elo? Semoga elo sehat dan semangat terus dalam menjalani aktivitas elo. By the way, apakah elo udah punya rencana kegiatan untuk seleksi universitas tahun yang akan datang?
Kalau sudah, good! Tapi, kalau belum pun, nggak apa-apa, guys. Zenius akan membantu elo merencanakan dan mempersiapkan diri selama masa ini, supaya elo bisa merasakan manfaat gap year dan punya cukup amunisi untuk menghadapi dunia perkuliahan nanti.
Nah, elo bisa gunakan Gap Year Manual dari Zenius dengan klik link di bawah ini!
Download Gap Year Manual di Sini!
Sobat Zenius, klik gambar di bawah ini untuk download Gap Year Manual.
Menjawab Berbagai Keraguan tentang Gap Year
Sobat Zenius, seberapa sering elo mendengar tentang gap year?
Di Indonesia gap year memang kadang dipandang sebelah mata. Pilihan ini memang nggak begitu populer bagi lulusan SMA/SMK/MA sederajat. Banyak yang menghindari nunda kuliah setahun dan memaksakan diri harus kuliah hanya untuk menghindari berbagai stigma.
Padahal, banyak perguruan tinggi terbaik dunia, seperti Harvard University, yang memberikan pilihan untuk menunda kuliah setahun bagi calon mahasiswanya, supaya mereka merasakan manfaat gap year dengan maksimal. Nah, meskipun konteksnya nggak sama persis dengan di Indonesia, tapi esensinya kurang lebih sama.
Pertanyaannya, kenapa gap year disarankan, ya? Memang, ada manfaat gap year? Terus, apa enaknya nganggur setahun? Bukannya kalau kita nganggur setahun tertinggal dari temen-temen se-angkatan? Belum lagi, gimana kata orang-orang kalau nganggur setahun?
Nah, kali ini gue akan berbagi beberapa insight yang menarik tentang gap year, sekaligus menjawab semua pertanyaan dan kebingungan kita tentang gap year.
1. Gap Year = Nganggur Setahun?
Sobat Zenius, seperti yang udah kita tau, gap year adalah tahun jeda. Waktu gap year bisa digunakan untuk mengambil rehat atau istirahat dari jenjang pendidikan formal. Bayangin, selama 12 tahun berturut-turut, dari SD atau bahkan dari TK, kita sekolah tanpa henti. Pasti ada saatnya kita jenuh atau capek dengan rutinitas formal yang gitu-gitu aja.
Selain itu, selama kita mengikuti pendidikan formal, kita nggak selalu punya kesempatan untuk mengembangkan bakat di luar hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. Gap year pun bisa kita manfaatkan untuk mengeksplor diri dan mencari hal yang kita sukai.
Intinya, ketika kita jeda, kita bisa kembali pivoting banyak hal. Kita bisa kembali bertanya,
“Apa yang mau gue lakukan di masa depan?”
Pertanyaan ini sederhana banget, tapi jawabannya sama sekali nggak sederhana. Jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan langkah-langkah kita yang selanjutnya dan persiapan apa yang perlu kita lakukan untuk melangkah.
Ya, mikirin hal kaya gitu kan nggak sampe setahun, Zen~
Eits, kita perlu ingat, berhenti sejenak atau istirahat dari sekolah bukan berarti kita juga berhenti belajar. Gap year jadi waktu yang tepat buat kita mengenal bahwa kanal belajar itu nggak hanya melalui pendidikan formal. Kita bisa belajar dari buku, video, kursus, atau terjun langsung ke lapangan. Kita bisa explore semua kanal belajar yang belum sempat kita coba di sekolah
Persiapan Menuju Seleksi PTN
Nah, sekarang gue mau kasih lihat data persaingan UTBK dari tahun 2021.
Dari data di atas, kebayang nggak seberapa besar effort yang perlu kita lakukan untuk bisa lolos seleksi PTN? Masuk PTN impian itu memang nggak mudah. Makanya, banyak siswa yang nggak hanya mengandalkan UTBK atau SNBT sebagai satu-satunya jalur seleksi.
Yang masih sekolah, berjuang supaya punya kesempatan untuk mendaftar SNBP. Ada juga yang mencoba ujian mandiri di berbagai PTN. Dan bagi sebagian siswa, akhirnya lebih memilih untuk mendaftar PTS dengan berbagai pertimbangan.
Nah, sebagai pejuang gap year, kita tentunya udah nggak bisa mencoba jalur undangan atau SNBP. Makanya, kita perlu mempersiapkan diri sematang mungkin untuk menghadapi SNBT dan jalur mandiri. Mumpung kita masih punya waktu yang cukup panjang, pergunakan waktu-waktu ini untuk memilih tempat kuliah yang tepat, menyusun strategi belajar, belajar, dan menguji apa yang udah kita pelajari.
Kesimpulannya, setahun itu nggak panjang, guys. Dengan banyak pilihan kegiatan yang bisa elo lakukan, waktu nggak akan terasa lama. Makanya, rencanakan kegiatan elo dengan sebaik mungkin, dan tentunya jangan lupa menyiapkan diri untuk menghadapi SNBT atau UTBK tahun berikutnya.
2. Gap Year = Tertinggal Setahun?
Nggak sedikit yang berpikir, kalau gap year artinya otomatis tertinggal setahun dari temen-temen yang udah kuliah duluan. Benar nggak, ya?
Nah, sebenarnya jawaban dari pertanyaan ini cukup kompleks dan luas. Gue akan coba bahas dari beberapa aspek, deh.
Lama Waktu Kuliah Ditentukan oleh Kita!
Pertama, kita bahas dari segi kuliah. Jadi, kuliah itu berbeda dengan sekolah. Seperti yang elo tau, di sekolah kita belajar dengan menggunakan sistem paket, artinya mata pelajaran (mapel) yang elo pelajari sudah ditentukan oleh sekolah dan berlaku sama untuk semua siswa satu jurusan dan satu tingkatan.
Kalau di kuliah, kita akan punya kebebasan untuk memilih mata kuliah, namun kita harus memenuhi jumlah tertentu untuk mulai mengerjakan tugas akhir. Jadi, kita bisa mengambil, menunda, nge-drop mata kuliah di tengah jalan, atau nambah mata kuliah kalau udah memenuhi persyaratan untuk ikut mata kuliah selanjutnya.
Selain itu, beberapa kampus juga menerapkan batasan jumlah mata kuliah sesuai dengan indeks prestasi (IP) kita. Misalnya, untuk mahasiswa yang IP-nya kurang dari 3 hanya bisa mengambil sekian mata kuliah, nggak akan bisa melebihi mahasiswa yang IP-nya di atas 3. Jadi, semakin jelek nilai kita, maka akan semakin lama juga masa kuliah.
Itu baru dari segi nilai, belum lagi segi tugas akhir. Mengerjakan tugas akhir kuliah itu nggak sedikit tantangannya (mulai dari data penelitian yang sulit, hingga rasa malas tak berkesudahan), makanya waktu pengerjaanya bisa beragam. Ada yang 6 bulan udah selesai, ada juga yang 2 tahun masih stuck di pendahuluan. Yup, dunia perkuliahan memang lebih bebas dan individualis dibanding SMA.
Intinya, prestasi seorang mahasiswa tergantung pada kemauan, ketekunan dan semangat masing-masing mahasiswa. Atau, kalau kita kembalikan ke konteks di atas tadi, lama kuliah ditentukan oleh pilihan dan performa mahasiswa itu sendiri.
Baca juga:
Apa Bedanya Kehidupan Kuliah dengan Masa SMA?
Duluan Kuliah ≠ Duluan Berkarier
Terus gimana kalo soal karier atau pekerjaan? Ada bedanya juga nggak?
Wah, kalau dunia pekerjaan justru lebih individual lagi. Apa yang elo capai dalam pekerjaan, tentu tergantung pada kemampuan saat bekerja. Ada orang-orang yang sebelum usia 30 tahun sudah jadi manager, bikin perusahaan startup yang sukses, atau punya usaha dengan client.
Apakah orang-orang itu selalu kuliah dan selesai dengan tepat waktu? Belum tentu juga. Beberapa dari mereka justru mulai meniti karier dengan mengembangkan bakat semasa kuliah. Skill mumpuni dan mental baja juga diperlukan untuk membangun karier.
Semua hal tadi bukan ditentukan dari seberapa lama kita kuliah, atau apakah kita langsung kuliah setelah sekolah. Semua hal tadi ditentukan dari gimana kita explore pembelajaran kita, gimana kita mencari pengalaman, dan gimana kita memanfaatkan semua resource yang ada saat kita menempuh pendidikan.
Jadi, mari manfaatkan gap year dengan baik. Mulai pikirkan langkah kehidupan kita untuk masa depan, karena bisa jadi kita malah menemukan cita-cita yang nggak pernah kepikiran sebelumnya atau menemukan career path yang nggak disangka-sangka.
3. Gap Year = Aib?
Benarkah gap year adalah aib? Bentar… kalau ada pertanyaan kayak gini, cobalah menjawab dengan pikiran terbuka. Menunda sesuatu bukan berarti gagal, dan tentunya bukan aib.
Ketika memutuskan untuk mengambil gap year, mungkin elo merasa tertinggal dengan temen-temen yang udah lebih dulu kuliah. Tapi, setiap orang punya ukuran keberhasilan dan jalan hidup yang beda-beda. Bukan berarti ketika orang lain memulai lebih dulu, berarti elo gagal dan hidup elo menjadi buruk.
Justru, ketika elo memutuskan untuk gap year, artinya elo berani mengambil keputusan yang besar dan nggak biasa. Elo jadi punya waktu untuk merencanakan langkah-langkah untuk menuju keberhasilan yang lebih besar dari saat ini.
Ingat, hidup itu proses yang nggak akan berhenti. Hari ini, mungkin kita ngerasa nggak berhasil, tapi hidup kita nggak ditentukan hanya dari pencapaian hari ini. Take a rest, calm down, and start again.
Terus, kalau pemikiran ini datangnya dari diri elo sendiri… hmm ayok mulai ubah cara berpikir elo. Nggak perlu overthinking dan memikirkan anggapan orang tentang diri elo. Toh, yang paling tau diri elo ya elo sendiri.
Selain itu… bisa jadi mereka emang nggak memikirkan apapun tentang keputusan elo. Atau mungkin malah mau bantuin elo dan kasih semangat. So, coba minimalisasi pikiran negatif dan mari jalani hari-hari ke depan dengan penuh semangat.
Manfaat Gap Year
Seperti yang sempet gue singgung di awal artikel, beberapa universitas top dunia seperti Harvard, Princeton, Tufts, dan New York University merekomendasikan bagi mahasiswa barunya untuk nunda kuliah setahun. Harvard University telah merekomendasikan opsi ini selama lebih dari empat dekade.
Sebenernya, apa alasan universitas-universitas ternama di dunia ini merekomendasikan mahasiswanya untuk gap year? Yup, karena ada banyak manfaatnya. Salah satunya, siswa gap year mengaku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga yang tidak didapatkan di sekolah formal.
Banyak penelitian yang menunjukkan dampak positif terhadap mahasiswa yang mengambil gap year.
Di Australia dan Inggris, para peneliti menemukan bahwa siswa yang mengambil gap year memiliki prestasi akademis yang signifikan setelah masuk di perguruan tinggi (Birch dan Miller 2007; Crawford dan Cribb 2012).
Penelitian lain lagi, di Inggris dan di Amerika Serikat, tercatat siswa yang mengambil gap year memiliki kemungkinan lebih besar untuk lulus dengan nilai rata-rata lebih tinggi daripada yang siswa yang tidak (Crawford and Cribb 2012, Clagett 2013).
Coba elo perhatikan grafik di atas. Salah satu manfaat paling besar pada masa jeda adalah mereka jadi punya waktu untuk melakukan personal reflection atau refleksi diri. Seperti yang udah gue bilang berulang kali juga, refleksi diri adalah salah satu cara untuk menemukan potensi terbaik dalam mereka sehingga memudahkan mereka menentukan tujuan selanjutnya.
Ngomongin tentang manfaat, ternyata selain refleksi diri masih banyak keuntungan lainnya yang bisa elo dapatkan, langsung cek di bawah ini aja ya.
1. Gap Year Buat Elo Jadi Lebih Matang dan Dewasa
“Siswa gap year dianggap ‘lebih dewasa, lebih mandiri dan percaya diri’ daripada siswa non-gap year” [Birch, “The Characteristics of Gap-Year Students and Their Tertiary Academic Outcomes”, Australia, 2007].
Gap year kuliah akan ngajarin elo bagaimana menentukan goals dan bagaimana elo berusaha mewujudkan goals tersebut. Mulai dari mengambil keputusan, mengatur waktu, menentukan prioritas hingga berkomitmen terhadap apa yang sedang elo rencanakan.
Tekanan sosial dari lingkungan akan membuat elo terbiasa dengan hal tersebut sehingga elo akan lebih cuek dengan berbagai omongan orang lain. Bagi yang melakukan gap year kuliah karena terpaksa (nggak lolos SNBT atau Ujian Mandiri PTN), gap year bakal ngajarin elo bagaimana menerima dan berusaha bangkit kegagalan.
2. Gap Year Artinya Elo Bisa Punya Waktu yang Banyak Buat Refleksi Diri
Dengan padatnya waktu dan kegiatan kelas 12, sekolah pagi sampai sore, malamnya bimbel atau belajar, begitu terus selama hampir setahun.
Ini membuat banyak anak-anak kelas 12 terjebak dalam rutinitas, tanpa sempat memikirkan atau merenungkan secara mendalam pertanyaan yang lebih penting dan mendasar seperti:
“Apa sih minat dan bakat gue?”
“Hal-hal apa nih yang menarik untuk gue eksplor?”
“Apa karir yang pengen gue capai ya?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas, kebanyakan nggak sempat elo cari jawabannya di dalam diri elo sendiri karena rutinitas dan tekanan belajar selama kelas 12.
Dengan menyendiri dalam waktu yang cukup lama, elo jadi punya banyak waktu buat menilai kemampuan serta merencanakan hidup elo jauh ke depan.
Nah, tahap menyendiri ini bisa didapat ketika elo memilih untuk gap year.
Perlu elo tau bahwa kuliah sendiri merupakan proses pembelajaran yang panjang. Di kampus, elo bakalan benar-benar mempreteli secara detail bidang yang elo tekuni.
Jadi apabila elo nggak ada rasa minat atau keinginan untuk mengeksplorasi bidang yang akan elo tekuni tersebut, maka waktu bertahun-tahun yang akan dihabiskan ketika kuliah mungkin bakalan terasa sangat berat.
Dalam sudut pandang yang lebih luas, mengutip laporan Tempo, saat ini hanya 30% dari pelajar Indonesia yang bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Maka sangat disayangkan kalau jumlah minoritas tersebut diisi oleh anak-anak yang salah jurusan atau anak-anak yang nggak punya motivasi tinggi dalam belajar.
Kalau keputusan yang elo ambil tepat, kemungkinan elo bisa lebih menikmati kuliah. Lebih jauh lagi, kemungkinan bisa lebih menikmati pekerjaan dan karir elo kelak.
“Kalo ga ngambil gap year, mungkin gue bakalan kejebak pengen jadi guru, karena gue ga tau apa yang bener-bener gue pengen, gue cuma mikir gue harus bermanfaat buat orang lain, dan guru adalah hal sederhana yang bisa gue lakukan.
Padahal, gue bisa jadi bermanfaat sekaligus mengejar bidang yang emang gue suka, dan akhirnya, gue ketemu bidang ilmu yang menantang intelektualitas gue.
Percayalah, gap year memberi elo lebih dri sekedar waktu buat ngejar test. Gap year ngajarin elo tentang hidup.“ – @aisyahlian
3. Gap Year Artinya Elo Punya Banyak Waktu Buat Eksplorasi Hal Baru
Rutinitas sekolah yang sangat padat membuat banyak siswa yang nggak sempat mencoba hal baru dan mengeksplorasi hal yang nggak diajarkan di sekolah.
Kalau selama ini keinginan belajar elo “dihambat” sekolah, saat gap year adalah saat elo punya waktu untuk mempelajari apa pun yang pengen elo pelajari.
Dengan gap year, elo punya waktu buat menambah atau meningkatkan skill yang dimiliki. Elo bisa ikutan kursus atau magang untuk menambah pengalaman.
Untuk pertama kalinya dalam hidup, elo punya kebebasan buat melakukan kegiatan apapun yang elo pengenin yang selama ini terhalang rutinitas sekolah.
Gue mau cerita dikit nih, soalnya bisa dibilang gue ini adalah anak gap year juga. Cuman gap year-nya setelah selesai kuliah hehe.
Setelah lulus dari STAN tahun 2011, angkatan gue sempat “nganggur” selama kurang lebih setahun karena menunggu untuk diangkat CPNS.
Banyak temen-temen angkatan gue yang mengeluh dengan keadaan tersebut. Namun banyak juga yang akhirnya mengisi waktu dengan magang, kerja atau pun kursus lagi.
Karena gue punya minat di pendidikan, gue akhirnya mengisi waktu dengan bikin twitter @halokampus.
Setiap hari, selama berbulan-bulan gue ngasih twit-twit informatif seputar persiapan masuk kuliah termasuk buat para-alumni yang sedang gap year.
Hal tersebut memaksa gue untuk belajar hal-hal lain, seperti marketing, membuat website, dll. Dan ternyata itu semua seru juga.
Singkat cerita, akhirnya followers twitter gue mencapai ratusan ribu dan gue diajak buat gabung kerja di tim Marketing Zenius Education.
Dari sebuah eksplorasi pada masa nganggur setahun, sekarang jadi pekerjaan yang gue jalani.
Jadi, daripada mengeluh atau sedih dengan keadaan, manfaatkan gap year buat benar-benar eksplorasi minat dan bakat elo yang selama ini nggak sempat elo lakukan.
4. Gap Year Artinya Elo Punya Banyak Waktu Buat Belajar SBMPTN
Gap year dan ingin melanjutkan kuliah di PTN impian tentunya bisa banget.
Dengan waktu belajar lebih lama yang didapatkan dari gap year, tentu saja elo punya waktu banyak buat mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN di tahun berikutnya.
Dengan spare waktu yang lebih ini, elo punya kesempatan buat mengulang dari awal lagi alias nguatin di bagian fundamental.
Sehingga nantinya elo lebih enak ketika mempelajari materi-materi tingkat lanjut.
Tapi, kira-kira elo tau gak sih idealnya gap year berapa tahun?
Rata-rata alumni SMA di Indonesia itu melakukan gap year selama satu tahun, tapi bisa maksimal dilakukan selama dua tahun, kenapa?
Karena elo hanya punya tiga kesempatan untuk ikutan SNBT. Misalnya elo lulus tahun 2022, berarti kesempatan terakhir elo ikut SNBT adalah pada tahun 2024.
Tips dan Trik Supaya Gap Year Berkualitas
Oke, sampai di sini, gue harap elo udah mulai ngeh kan apa itu gap year dan faedah apa aja yang bisa didapatkan selama menjalani gap year.
Tapi, terlepas dari semua faedah itu, nggak ada jaminan dengan mengambil gap year elo bakalan semakin matang dan dewasa, menemukan minat dan bakat, atau lolos di perguruan dan jurusan yang diinginkan tahun depan.
Tentu keberhasilan ini ditentukan dari seberapa berkualitas gap year yang elo lakukan.
Oleh karena itu, elo harus merencanakan dengan matang apa yang bakal dilakukan selama setahun ini dan berkomitmen dengan rencana tersebut.
1. Merencanakan Kegiatan Gap Year
Supaya gap year kuliah berjalan sesuai dengan harapan, elo nggak bisa menjalani dengan cara mengalir begitu aja.
Setahun emang kesannya adalah waktu yang banyak. Tapi ketika menjalaninya, tau-tau udah pendaftaran UTBK SBMPTN aja.
Makanya, penting banget untuk bikin list apa aja yang akan elo lakukan selama gap year, lalu bikin jadwal kegiatannya.
Kalau elo gagal merencanakan dan memanfaatkan gap year dengan baik, maka sama aja dengan menyia-nyiakan usia emas buat belajar dan malah jadi gak produktif.
Dari segi non akademis, ada banyak hal yang bisa elo lakukan untuk menambah pengalaman sekaligus meningkatkan soft skills yang mungkin sebelumnya nggak pernah dipelajari di sekolah.
Misalnya elo menggunakan waktu gap year jadi relawan suatu kegiatan, traveling, bikin project, bikin usaha, hingga ikutan magang.
Dalam survei American Gap Association kepada siswa gap year, ada beberapa aktivitas yang menjadi pilihan para siswa selain belajar untuk mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, antara lain:
Banyak kok ide buat ngisi kegiatan selama gap year kuliah. Kalau yang gue ambil dari Gooverseas.com, ada beberapa kegiatan yang bisa jadi inspirasi.
Kayak ikut kursus bahasa asing, jalan-jalan sendiri ke tempat-tempat eksotis, jadi relawan di event-event keren, sampai cari duit dengan jadi penerjemah.
2. BeberapaSkills yang Wajib Elo Pelajari Selama Gap Year
Selain kegiatan non-akademis di atas, jangan lupakan kegiatan akademiknya, karena tujuan awal elo gap year kan supaya bisa diterima di perguruan tinggi tahun depan kan?!
Beberapa skills yang penting untuk kamu pelajari selama setahun gap year adalah:
1. Fundamental Skills
Fundamental skills selama gap year adalah kemampuan yang mencakup thinking skills, basic mathematics, dan basic scientific thinking.
Dengan fundamental skills yang lebih oke, diharapkan pola pikir elo jadi gokil dan justru jadi lebih gampang untuk belajar SBMPTN.
Elo wajib banget khatamin materi zenius.net yang legendaris ini terkait fundamental skills: Fundamental Skills
2. Bahasa Inggris
Dunia kita dibatasi dengan sejauh mana kita menguasai bahasa. Sebagai bahasa komunikasi internasional, sebagian besar ilmu pengetahuan saat ini tersedia dalam bahasa Inggris.
Mulai dari artikel di Wikipedia, textbook perkuliahan, e-book, sampai jurnal ilmiah; jumlahnya sangat jomplang antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Itu baru dibandingkan secara kuantitas, belum kualitas. Keterbatasan penguasaan Bahasa Inggris akan sangat menghambat proses belajar ketika elo kuliah nanti.
Makanya skill lain yang bisa elo asah saat gap year adalah kemampuan Bahasa Inggris.
Sebagai bahan belajar, kamu bisa nonton materi Bahasa Inggris berikut ini:
3. Materi SBMPTN
Menjadi seorang alumni yang harus melakukan gap year adalah hal yang gak mudah. Ditambah kesempatan elo buat buat masuk universitas lewat jalur undangan, seperi SNBP tuh udah pupus.
Jadi kalo elo masih punya pertanyaan, apakah gap year bisa ikut SNMPTN?
Jawabannya, enggak. Soalnya nilai raport untuk mendaftar SNMPTN hanya bisa diinput oleh pihak sekolah (SMA sederajat) tempat elo bersekolah.
Bahkan akun LTMPT untuk SNMPTN itu dibuatin sama pihak sekolah lho. Jadilah kalo gap year, elo cuman punya kesempatan masuk lewat jalur tes (UTBK SBMPTN) atau mandiri.
Tapi gapapa, karena perjuangan elo sebagai alumni yang sedang gap year itu akan terbayarkan asalkan elo sungguh-sungguh dan berkomitmen belajar dengan giat.
Buat membantu elo belajar, nih udah gue rangkum materi SBMPTN lengkap. Langsung libas semua di sini ya: Materi Lengkap SBMPTN
4. Important Insights
Important insights itu hal-hal penting yang sebaiknya elo ketahui agar bisa melihat dunia dengan kacamata baru yang berlandaskan nalar yang solid dan pengetahuan sains yang gokil.
Berbagai insightful knowledge ini bisa elo dapet melalui buku atau video dokumenter.
Coba deh selain belajar buat SBMPTN, bikin jadwal juga buat baca buku atau tonton video dokumenter selama masa gap year.
Kalau elo nggak suka atau cepat ngantuk saat baca buku, elo bisa pilih nonton video. Intinya belajar atau cari insights sebanyak-banyaknya saat gap year.
Zenius sudah pernah nih bikin list buku dan film rekomendasi yang bisa jadi pilihan elo saat suntuk belajar SBMPTN:
- Buku yang Gua Berani Jamin 100% PASTI Keren! – Part 1
- Buku Klasik Dunia yang Gua Jamin PASTI Keren! – Part 2
- 14 Film dan 10 Buku untuk Mengisi Liburan Sekolah
- Rekomendasi Sabda: Buku yang Mengubah Hidup Gue
- Rekomendasi Youtube Channel
Gue pribadi, sebagai pemula, suka baca buku big history atau big picture dari suatu konsep agar bisa dapet gambaran besarnya dulu.
Misalnya Kosmos karya Carl Sagan yang ngomongin alam semesta, Sapiens karya Yuval Harari yang ngomongin sejarah peradaban manusia dari prasejarah sampai modern.
Atau Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda karya Ernst Gombrich. Untuk dokumenter, elo bisa cari di Youtube, Netflix atau Curiositystream (berbayar sih, tapi ini gue rekomendasikan banget).
3. Menjaga Komitmen Selama Gap Year
Buat yang ngambil gap year, elo harus pinter-pinter memotivasi diri sendiri. Bagi yang gagal berkomitmen, sangat mudah buat elo kehilangan fokus dan tujuan di awal gap year. Ngomongin fokus dan tujuan, Zenius sudah bikin artikel yang relate banget nih.
Langsung baca di sini ya: Tips Agar Kita Konsisten terhadap Komitmen yang Sudah Kita Bikin
Salah satu cara yang gue rekomendasikan banget untuk menjaga komitmen saat gap year adalah dengan mencemplungkan diri di lingkungan yang sama-sama berjuang untuk SBMPTN tahun depan.
Sekarang ada banyak banget grup-grup belajar bahkan khusus anak-anak gap year, baik offline maupun online yang bisa elo ikuti.
Sebagai penyemangat lain, elo bisa baca-baca pengalaman beberapa pengguna Zenius ketika gap year:
Salah satu cara yang aku rekomendasikan banget untuk menjaga komitmen saat gap year adalah dengan mencemplungkan diri kamu di lingkungan yang sama-sama berjuang untuk SBMPTN tahun depan. Sekarang ada banyak banget grup-grup belajar, baik offline maupun online.
Sebagai penyemangat lain, kamu bisa baca-baca pengalaman beberapa pengguna zenius ketika gap year:
- Cerita Citra: Gap Year dan Lulusan SMK bisa Jadi Mahasiswa HI di UI
- Pengalaman Tiwi: 2 Kali Gagal, Akhirnya Diterima di FK Unpad
- Cerita Alif: Semangat Menjalani Gap Year dengan Video-Video Zenius
- Farah si Pejuang Gap Year – Zenius Merubah Cara Belajarku!
- Cerita Grace – Lulusan SMK juga Bisa Jadi Mahasiswa ITB
Oke, sekarang elo udah ngerti kan apa itu gap year dan manfaat apa aja yang bisa elo dapet saat melakukan gap year kuliah.
Semoga pilihan gap year tahun ini bisa bermanfaat untuk masa depan elo dan bisa jadi investasi yang sangat berharga.
Jadi nggak usah malu atau minder apabila kalo elo dianggap “nganggur setahun” sama orang-orang.
Buat mahasiswa eks gap year yang ingin sharing pengalamannya selama gap year, bisa tulis pengalaman elo di kolom komentar ya.
Elo juga bisa menonton cerita, suka-duka dan perjuangan teman-teman yang memutuskan untuk gap year di Youtube Channel Zenius ini ya:
Originally published: June 2, 2021
Updated by: Sabrina Mulia Rhamadanty
Komplit banget,udah kayak jamu,keren deh …!!!
makasih zen dan kak ari buat artikelnya, buat temen2 yg lagi gap year semangaaat!! <3
selamat siang,
saya disini ingin bertanya, sebelumnya saya merupakan lulusan smk tahun 2018 sempat mencoba daftar kuliah namun nasib berkata lain.
akhirnya setelah itu saya memutuskan untuk berkerja disalah satu perusahaan hingga saat ini, lalu saya berpikiran untuk melanjutkan pendidikan
kuliah di salah satu universitas swasta dengan mengambil D3 Rekam Medik.
yang saya ingin tanyakan apakah saya bisa melanjutkan pendidilkan ke D3 dengan Gap Year yang cukup lama tersebut
Sekiranya mohon untuk solusinya.
kalo bisa indentitasnya saya dirahasiakan.
Terimakasih
thank u udh bikin ini ngebantu dn memotivasi bngt