Bingung sebaiknya fokus belajar atau aktif di organisasi? Artikel ini menjelaskan sisi positif dan negatif keduanya untuk menyimpulkan mana yang lebih baik.
Halo guys… apa kabar nih liburannya? Buat lo anak kelas 12 & alumni mungkin lagi harap-harap cemas ya nunggu pengumuman SBMPTN 2016. Atau mungkin ada juga yang masih sibuk ikut beberapa Ujian Saringan Mandiri sebagai alternatif lain masuk kuliah selain SBMPTN & SNMPTN. Nah, terlepas dari hasil pengumuman SBMPTN, gua mau cerita-cerita dikit nih tentang dunia perkuliahan di kampus. Jadi bagi lo yang sebentar lagi masuk ke dunia perkuliahan, atau bagi para alumni zenius yang sekarang lagi menempuh kuliah di semester awal kuliah, kemungkinan topik yang akan gua bahas ini bakalan cocok dan bersentuhan banget sama keseharian lo.
Oke, lo mungkin udah bisa nebak sendiri apa yang mau dibahas dengan ngeliat judul artikel di atas. Yak, kesibukan di dunia perkuliahan emang macem-macem deh! Dan hal itulah yang membuat mahasiswa seringkali harus memilih kegiatan apa yang mau dijalaninya. Ada tipe mahasiswa yang memang fokusnya cuma kuliah, ngerjain tugas, belajar buat ujian, dan mengejar nilai akademis (baca: IPK) setinggi mungkin. Ada mahasiswa yang malah fokus sama organisasi kemahasiswaan, ada juga tipe yang sibuk dengan UKM (unit kegiatan mahasiswa) dan kerjaannya ikut lomba ini-itu atau pertukaran pelajar sampai ke luar negeri. Belum lagi, tipe mahasiswa yang suka asik-asikan aja ikut kepanitiaan acara fakultas. Wah, macem-macem deh pokoknya!
Nah, biasanya nih… bagi para mahasiswa baru di awal-awal semester, bakalan ngerasa kaget banget dengan segudang jenis kegiatan yang bisa mereka pilih. Tapi di sisi lain, timbul juga dilema untuk fokus mau ngerjain apa. Sampai biasanya muncul 2 macam pendapat yang kurang-lebih bunyinya seperti ini:
- Kuliah itu beda sama waktu SMA, jangan cuma dihabisin waktunya buat belajar & fokus dengan nilai akademis aja. Pengalaman di organisasi dan prestasi di UKM nantinya akan jauh lebih menentukan kesuksesan lo dan kematangan lo di dunia kerja!
- Ah organisasi & kepanitiaan cuma bikin sibuk ga puguh! Ujung-ujungnya waktu kuliah cuma abis untuk rapat panitia melulu. Gara-gara sibuk kepanitaan, ada yang sampai bela-belain bolos kuliah, ga ngerjain tugas, sampai nilai ujian semester berantakan semua. Namanya lagi kuliah, berarti nomor satu itu belajar dan kuliah yang bener! Bukan malah sibuk ga jelas tapi nilai akademis ancur lebur.
Nah, bagi lo yang udah kuliah… gua yakin lo ga asing lagi dengan 2 tipe pandangan di atas. Bagi yang belum atau sebentar lagi mau kuliah, gua harap tulisan ini bisa jadi tips lebih awal untuk menghadapi dinamika kehidupan kuliah. Khusus buat lo yang belum pernah nyentuh dunia perkuliahan, mungkin agak asing dengan istilah IPK, UKM, terus apa bedanya organisasi dan kepanitaan (waktu SMA kan cuma ada 1 doang, namanya OSIS). Oke, berikut di bawah ini adalah penjelasan singkatnya:
- IPK: Singkatan dari Indeks Prestasi Kumulatif. IPK merupakan alat ukur prestasi lo selama lo kuliah di kampus lo. Kasarnya, keseluruhan nilai lo tuh bakal direpresentasikan dengan angka (indeks) dari skala 0.00-4.00 dan besarnya IP tersebut ditentukan dengan nilai mata kuliah lo (dari nilai A – E) dikali dengan bobot sks masing-masing mata kuliah tersebut. Nantinya, kalo IP lo setiap semester (istilahnya IP/IPS) digabung sampai semester akhir kelulusan, dan menjadi IPK.
- ORGANISASI: kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Biasanya, organisasi punya periode kepengurusan yang relatif lebih lama daripada kepanitiaan (rata-rata 6 bulan sampai 1 tahun). Kemudian, anggota kepengurusannya juga diwariskan dari angkatan lama, ke angkatan baru (ada kaderisasi). Contoh organisasi: BEM, Himpunan Mahasiswa, dll.
- KEPANITIAAN: Keanggotaan yang berisikan panitia. Panitia di sini merupakan kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mempertimbangkan atau mengurus hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan acaranya. Contohnya panitia seksi acara, seksi dokumentasi, seksi dekorasi, dll. Biasanya, kepanitiaan dibentuk untuk ngurusin acara-acara kampus seperti seminar, talkshow, event bursa kerja, ospek fakultas, dll.
- UKM: Singkatan dari Unit Kegiatan Mahasiswa. Kalo gampangnya sih ini seperti semacam extrakurikuler waktu di SMA, tapi cakupan kegiatannya lebih serius dan skalanya bisa sampai internasional. Contohnya UKM pecinta alam, debat, musik, olahraga, bahasa, dll. Kalo UKM kampus tersebut punya sejarah prestasi yang bagus, ga jarang bisa sampai didanai kampus untuk ikutan lomba sekelas internasional di luar negeri lho!
Oke, gua harap sekarang lo udah paham ya apa bedanya organisasi, kepanitiaan, UKM, dll. Nah sekarang kita balik lagi nih ke masalah utama kita.
Benarkan ikut organisasi dan kepanitiaan bisa menyita waktu kuliah lo?
Jawaban gue: tergantung. Tergantung sama banyaknya mata kuliah yang lo ambil, organisasi/kepanitiaan yang lo ambil, dan kegiatan-kegiatan di luar kampus yang harus lo jalanin. Berdasarkan pengalaman gue secara umum: IYA, organisasi dan kepanitiaan di kampus cenderung akan menyita waktu kuliah.
Hal ini bakal kerasa banget terutama untuk para mahasiswa baru (semester awal) yang masih belum paham dengan porsi kesibukan di dunia kuliah. Ada mata kuliah tertentu yang cenderung santai, ada yang matkul lain yang emang terkenal sibuk banget… dan hal-hal kayak gitu cuma diketahui dari pengalaman atau cerita temen kampus yang udah ngambil mata kuliahnya. Masalahnya nih, biasanya mahasiswa baru itu (termasuk gue juga jaman dulu) rada-rada gak mikir panjang untuk ngambil tawaran ikut organisasi dan kepanitiaan. Hahaha, kesalahan gua itu jangan ditiru yah!
Jadi, sebelum lo mau ambil kuliah atau memutuskan ikut kepanitiaan, gua saranin lo coba tanya-tanya kakak angkatan dulu apakah mata kuliah atau acara kepanitiaan tersebut sibuk atau nggak. Dengan begitu, lo jadi bisa ngira-ngira porsi kesibukan yang wajar untuk semester tersebut.
Sebetulnya lebih penting mana, sih? Fokus ke akademis (IPK) atau ikut kepanitiaan dan organisasi?
Jawaban gue lagi-lagi: tergantung. Tergantung keputusan lo sendiri mau fokusin kehidupan kuliah lo ke mana. Inilah bedanya dunia kuliah dan dunia SMA. Waktu SMA mungkin lo terbiasa ‘ngikutin arus’ aja sama temen-temen sekelas. Karena emang alur kegiatan jaman SMA cenderung lebih seragam dan terstandarisasi dari pihak sekolah. Nah, masalahnya lo ga bisa pakai mindset itu waktu kuliah. Kalo lo ‘ngikut arus’ aja (baca: nerima setiap tawaran kepanitiaan acara) bisa-bisa tanpa sadar lo terikat sama tanggung jawab dan kesibukan di luar batas kemampuan dan nguras waktu lo habis-habisan. Jadi sekali lagi, lebih penting yang mana itu justru harus lo sendiri yang putuskan. Lo mau punya prestasi akademis yang bagus dengan pengalaman organisasi yang cukup, atau lo mau punya pengalaman organisasi segudang dengan nilai akademis yang standard? Ga ada yang lebih jelek/bagus karena semua itu tergantung tujuan hidup lo ke depannya mau kemana.
Sekadar bocoran, kalau lo emang mau fokus dalemin bidang disiplin ilmu lo, terus lo mau ngelanjutin S2 di luar negeri dan berharap untuk dapetin beasiswa. Lo harus hati-hati sama nilai akademis karena seleksi dalam bidang akademis cukup ketat. Rata-rata mereka (kampus luar negeri) pasang standar minimal lo punya IPK 3.00, bahkan, beberapa universitas besar dan ternama pasang standar IPK minimal 3.7 supaya lo bisa dapet beasiswa full di luar negeri. Tapi selain itu, ada beberapa tes juga yang harus lo lalui mencapai standar angka tertentu. Tes-tes itu misalnya TOEFL/IELTS, GRE, GMAT, dll. Jadi, kalau misalnya IPK lo gak gede-gede amat, jangan berputus asa dan patah harapan. Selama lo bisa kompensasi itu dengan skor-skor tes lo yang lain, trus lo punya surat rekomendasi dan surat motivasi yang meyakinkan, lo masih punya kemungkinan untuk keterima di universitas yang ternama.
Di sisi lain, ikut kepanitiaan dan organisasi bisa nambah pengalaman elo, baik dalam segi komunikasi, terutama juga untuk nambah networking. Dari aktif di organisasi, kepanitiaan, dan UKM… lo bisa mencerminkan sisi kualitas lain seperti integritas, kedisiplinan, kerja keras, dan tanggung jawab… yang bisa jadi bikin lo dapet banyak kesempatan ke depannya. Gak jarang juga lho, mahasiswa yang aktif di organisasi, kepanitiaan, & UKM bakal dapat kesempatan lebih awal, seperti pertukaran pelajar ke luar negeri, lomba paduan suara sampai ke Eropa, didanai kampus untuk naik gunung Everest bersama tim pecinta alam, sampai tawaran posisi tertentu dalam organisasi politik.
Jadi, lo mau kehidupan kuliah yang seperti apa? Terserah lo tapi yang pasti jadikan tujuan lo itu sebagai patokan untuk menentukan prioritas lo. Pastiin lo nentuin rencana lo habis lulus mau ngapain. Menurut gue, sah-sah aja kalau lo mau fokus ke akademis doang, dan sah-sah aja kalau lo mau fokus ke organisasi dan kepanitiaan. Selama lo bisa mempertanggungjawabkan apa yang lo lakuin, kenapa enggak?
Kesalahan Umum Bagi Mahasiswa yang aktif di Organisasi, Kepanitiaan, dan UKM.
Mungkin beberapa di antara lo ada yang mulai mikir dan berkontemplasi, kira-kira kehidupan kuliah lo mau diarahkan kemana. Nah, khusus buat lo yang emang berminat aktif dalam kegiatan non-akademis, gua mau ceritain sedikit beberapa kesalahan umum yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa.
Oke, sebelum gua masuk ke kesalahan umum mahasiswa, gua mau ceritain dikit tentang dunia organisasi di kampus gue (Universitas Indonesia) sebagai refleksi atau gambaran buat lo. Kalau lo baca artikel gue tentang seluk-beluk kuliah di UI, gue sempet nyinggung tentang skor kegiatan UI yang belakangan ini lagi anjlok menurut Kemenristekdikti. Wah kenapa bisa gitu ya? Singkatnya sih, berdasarkan UURI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, merupakan kewajiban Perguruan Tinggi untuk mengadakan kegiatan yang berkaitan sama pendidikan, penelitian, dan pengabdian ke masyarakat atau biasa disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal inilah yang harusnya dijadiin “landasan utama” mahasiswa untuk ngadain kegiatan atau aksi-aksi di kampus.
Nah, dari prediksi gua sih… salah satu hal yang membuat peringkat UI menurun itu karena acara di kampus UI tuh terlalu banyak, dan (sayangnya) secara umum, gue ngeliat banyak acara-acara di UI yang gak ada urgensinya sama Tridharma Perguruan Tinggi dan gak well-executed. Padahal, panitia-panitianya udah capek mempersiapkan acaranya sampai harus ngorbanin waktu buat nugas dan kelas. Tapi ga jarang kalo dipikir-pikir lagi, tujuan acaranya itu sebetulnya ga penting-penting amat bagi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Gak jarang juga, acara-acara di kampus kebanyakan masih pakai pola pikir :
“Oke, kita udah bikin acara ini nih, seru juga ternyata. berikutnya kita bikin acara apa lagi ya?“
Jadinya bikin acara kampus cuma jadi ajang seru-seruan doang, tujuannya dibikin-bikin aja supaya dana dari rektorat turun. Padahal menurut gua sih, seharusnya sebelum bikin acara, jauh lebih tepat kalo dimulai dengan pertanyaan: “Sejauh mana acara kita nanti akan bermanfaat? Bakal guna gak sih? Efek positif bagi yang dateng ke acara kita apa? dll” Nah, jangan sampai acara kampus itu terus dilaksanakan tanpa adanya refleksi dan evaluasi hanya karena “tradisi”.
Nah, dari cerita singkat gua di atas, gua harap bisa jadi acuan buat lo yang mau ikutan acara kepanitiaan di kampus. Intinya sih, kalaupun lo memutuskan untuk ikut organisasi/kepanitiaan, pastikan bahwa hal tersebut bisa bermanfaat bagi elo, bisa ngembangin skill yang lo punya, bisa mengasah kemampuan leadership lo, atau minimal sekadar bisa menambah pengetahuan lo tentang bidang tertentu lo. Intinya sih jangan sampai lo sibuk dengan berbagai acara yang ga ada manfaatnya, & tanpa sadar cuma buang-buang waktu lo doang.
“Wah, kalau gitu sia-sia dong organisasi dan kepanitiaan yang ada di kampus? Mendingan gak usah diadain aja apa ya?”
Jangan dipukul rata semua gitu sih. Menurut gue, adanya organisasi dan kepanitiaan di kampus tuh penting banget sebagai wadah bagi mahasiswa untuk nyalurin minat dan bakat mereka. Cuma ya kalau kegiatannya gak ada esensinya sama sekali, mahasiswa gak akan dapat apa-apaan selain dapetin rasa capek dan omelan dari kepala bidang/divisi mereka. Nah, berikut di bawah ini adalah beberapa ciri organisasi dan kepanitiaan akan menurut gua bermanfaat bagi mahasiswa:
- Tujuannya jelas, latar belakang diadakannya organisasi/kepanitiaan tersebut berlandaskan kebutuhan dunia riset, atau bermanfaat bagi mahasiswa/masyarakat.
- Manajemen sumber dayanya jelas. Siapa yang mendukung adanya acara tersebut, dananya turun dari mana, siapa aja yang aktif dalam kegiatannya. Gimana sejarah latar belakang aktivitasnya. Semuanya menurut gua harus lo telusuri dulu.
- Penempatan anggota sesuai dengan minat dan bakat. Gue sering banget ngedenger temen-temen gue yang narikin anak-anak (terutama mahasiswa baru) untuk masuk ke kepanitiaan/organisasi mereka karena mereka kekurangan sumber daya manusia. Mereka yang ga tau apa-apa, disuruh pegang seksi keselamatan & rescue, atau mereka yang ga biasa pegang kamera, disuruh jadi seksi dokumentasi. Intinya sih, sebelum lo memutuskan untuk gabung ke kepanitiaan atau jadi pengurus organisasi, pastikan dulu lo tau lo bakal ngapai-ngapain aja dan pastikan bahwa lo siap untuk nanggung konsekuensi yang akan lo terima kalau gabung.
Kesimpulan
Kalo kita balik ke pertanyaan awal:
“Lebih baik ngejar IPK tinggi atau Aktif Organisasi / Kepanitiaan?”
Jawaban gue: suka-suka lo. Tergantung sama prioritas lo. Banyak-banyak aja ngobrol sama senior, atau konsultasi ke dosen pembimbing ketika lo bingung. Dan yang paling penting, pastikan lo tau betul kenapa lo ikut organisasi atau kepanitaan tersebut. Jangan sampai lo terpaksa ikut cuma karena sekadar ikut-ikutan temen doang. Mungkin waktu SMA, setiap kegiatan sekolah dilakukan barengan, tapi dunia kuliah tuh beda, lo ga harus ikut2an temen2 lo lagi ngelakuin apa. Lo bebas menentukan kegiatan lo sendiri. Lo betul2 punya kebebasan fokus untuk belajar ngejar prestasi akademis atau ikut kegiatan2 tertentu.
Jadi prinsipnya: tentukan prioritas lo sendiri! Kalau lo ikut kepanitaan, pastikan tujuannya emang bermanfaat buat lo, entah itu koneksi, entah itu pengalaman kerja, dll. Kalo lo mau fokus akademis, boleh juga. Pastikan lo mau fokus ngejar nilai akademis karena emang lo mau ngejar ilmunya, karena lo mau berkarya di bidang disiplin ilmu lu. Karena target lu nanti jadi ahli / pakar yang handal, atau senggaknya lo mau kerja di tempat yang membutuhkan pemahaman yg mendalam terhadap ilmu lo. Mantepin bener-bener pilihan elo. And good luck for that!
****
PS. Semua yang gue tuangkan dalam tulisan ini sepenuhnya adalah opini pribadi gue dan gak mewakili pandangan Zenius Education secara umum. Mungkin temen-temen yang kuliah di UI atau universitas lain punya pendapat berbeda terkait hal ini. Tapi seperti yang sudah gue singgung di poin pertama, perbedaan pendapat itu wajar, mari kita diskusi baik-baik di kolom komentar yang tersedia di bawah artikel ini. 🙂
==========CATATAN EDITOR===========
Kalo ada diantara kamu yang mau ngobrol atau diskusi sama Sasa tentang dunia perkuliahan di UI, langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini. Bagi kamu calon mahasiswa yang pengen tau dunia perkuliah, berikut di bawah ini adalah beberapa artikel rekomendasi yang bisa jadi cocok buat kamu:
Ngejar jodoh aja saya kak.
Ngejar IPK tinggi atau Aktif Organisasi / Kepanitiaan atau ISYANA ?
aaarrgghh tidaakkk !!! ini pilihan yg sulittt, so complicated :v !!!!
Hahaha iya. Makanya, sebelum “terjerumus” masuk ke dalam dunia perkuliahan, ada baiknya lo tentuin dulu prioritas lo apa, terus tanya-tanya juga ke senior lo supaya lo dapat gambaran tentang kehidupan kampus lo kayak gimana. Good luck with that! 🙂
thx artikel ea kereeen, kak kalo fokus nya mau dapet beasiswa S2 keluar negeri kan butuh ipk tinggi, tapi kata org pengalaman organisasi juga diliat, itu pengalaman organisasi dibanding ipk lebih diliat yg manah ???, nah kira kira porsinya jadi harus condong kemanah ???
Kalo setahu saya, pas mengajukan beasiswa S2 yg dilihat adalah pengalaman kerja. Jadi kebanyakan pemberi beasiswa kasih syarat kita harus udh kerja yang sesuai bidang program master yg diambil minimal selama 2 tahun. Ada juga yg nggak pake syarat gitu sih. Tp kayaknya kebanyakan ada syarat 2 thn pengalaman kerja. CMIIW
kalau organisasinya masih berelasi terhadap prioritas pasti organisasi (y)
Ya tergantung sama tujuan lo juga sih. Menurut gue, banyak juga kok organisasi yang bakal bermanfaat buat kegiatan akademis lo. Contohnya kegiatan debat, kegiatan riset, dan lomba-lomba gitu.
Kalau IPK & aktif di organisasi-nya seimbang mungkin ga sih?
Seimbang sih bisa-bisa aja. Dua-duanya sama-sama pas-pasan :p
Well, menurut gue bisa-bisa aja sih dua-duanya sama-sama bagus. Bisa juga dua-duanya sama-sama anjlok. Tergantung sama kemampuan elo dan gimana elo bisa manajemen waktu dan sumber daya yang lo punya.
akhirnya blog zenius ngangkat tema ini. menurut gw ini tema yang klasik banget bagi mahasiswa. ada yang ngotot di bidang akademis. ada yang ngotot di organisasi. setelah baca ini gw seneng banget kalo zenius / kak Sasa (cie kakak) ngasih pendapatnya netral / gak condong ke salah satu. karena selama gw baca tentang masalah 2 hal ini, rata2 penulisnya condong ke salah satu. misalnya:
“penting organisasi lah. ipk tinggi tapi gak punya skill percuma di dunia kerja”
“tujuan utama kuliah kan untuk belajar akademis. jangan sia2kan waktu untuk ikut organisasi”
btw kuliah kak Sasa dulu gimana? banyak ikut organisasi juga kah?
Fokus IPK vs. ikut kegiatan kampus memang jadi perdebatan sejak dari dulu. Waktu dulu gue masih maba, gue juga sering ngedenger pendapat senior dan temen-temen gue yang rata-rata condong ke salah satu (dan ujung-ujungnya malah terkesan nyeramahin); padahal kan tiap orang tujuan dan prioritasnya bisa aja beda-beda. Di sini juga gue mau menekankan kalau setiap orang tuh bebas milih mau fokus ke mana, yang penting ya lo tau konsekuensi atas prioritas lo apa dan mau bertanggung jawab atas hal tersebut.
Kuliah gue? Organisasi dan kepanitiaan lumayan banyak, terutama pas dua tahun pertama, karena gue gak pake mikir panjang untuk ikut kegiatan (sempat gue singgung di artikel). Cuman sejauh ini gue gak pernah ngerasain keteteran di bidang akademis (at least gak ada kelas yang ngulang/gak lulus, meskipun nilai gue gak outstanding). Butuh effort dan manajemen waktu trus tenaga juga sih. Tapi worth it banget, kok. Hehehe.
Ngomongin beginian di kepala gue cuma terlintas, “Jalanin dulu aja kuliahnya kayak gimana. Udah mulai nyaman ama suasana belajar, cus nyari insight di luar lewat UKM atau organisasi.” Eh gak yakin juga deng.
Sama nih pikirin gw juga kayak begitu ?
Jujur aja gua lagi mikir tentang dua hal yang ada diartikel ini. Jujur gua masih bingung buat nentuin sekrang. Masih butuh banyak referensi buat nentuin gimana kedepannya.. hehe 😀
Pertama-tama sih, mungkin lo bisa mulai dengan bikin gambaran rencana, kira-kira entar lo habis lulus mau ngapain, sehingga lo bakal tau mau fokus ke mana dan ikut kegiatan-kegiatan apa aja pas kuliah. Mungkin lo bisa minta share pengalaman dari senior lo yang fokus ke nilai akademis, fokus ke kegiatan, fokus kedua-duanya, dan gak fokus kedua-duanya (alias nongkrong-nongkrong doang di kampus) supaya lo bisa dapat gambaran enak-gak enaknya kayak gimana. Good luccckkk!!! 🙂
Akhirnya dibahas juga nih….
Kalo pingin lanjut S2 ke luar negeri mending fokus yang mana yah ka? ato ikut apa gtu?
Well, kalau pingin S2 ke luar negeri ada baiknya kalau kamu cari tahu dulu universitas yang kamu mau itu persyaratannya apa-apa aja. Kebanyakan dari mereka sih pasang persyaratan minimal IPK 3.00 (yang menurut gue gak terlalu tinggi-tinggi amat). Nah, habis itu ya tergantung elo-nya lagi bisa mencapai IPK segitu apa enggak kalau misalnya ikut organisasi.
Selain itu, kalau misalnya kamu mau apply beasiswa, kalau gak salah ada beberapa institusi pemberi beasiswa yang ngewajibin kamu untuk ikut organisasi terlebih dahulu. Good luck.
Sebenernya tergantung manajemen waktu masing-masing sih. Berdasarkan pengalaman, saya bisa aktif organisasi di kampus dan mempertahankan IPK agar tetap tinggi. Gak bisa dipungkiri, organisasi memang penting (akan mempermudah dalam memperoleh beasiswa dan sangat bermanfaat di dunia kerja juga), tapi kuliah juga penting. Jadi, pinter pinter manajemen waktu aja. 🙂
Setuju. Well, to be quite honest, persyaratan pertama dalam memperoleh beasiswa adalah saingan IPK dulu sih, baru pengalaman lo yang diliat 🙂 (tergantung juga sih beasiswanya apaan. Ada beberapa beasiswa yang gak terlalu mentingin IPK. Hanya saja, sejauh yang gue tau, kebanyakan pasang IPK sebagai persyaratan utama eligibilitas pendaftar beasiswa)
Terlebih lagi, menurut gue gak semua orang bisa memanajemen waktu dan sumber daya yang mereka punya, sehingga ya mereka harus ngorbanin salah satu dan lebih fokus ke hal yang mereka prioritaskan untuk mereka capai. Kalau lo bisa manajemen waktu dan sumber daya, ya itu adalah hal yang plus.
Belum lagi biasanya tiap fakultas dan univ punya standar yang beda-beda dalam kompetensi akademis mereka. Contohnya aja, di fakultas gue, temen-temen gue nganggepnya nyari nilai tuh susah banget, tugasnya juga berat-berat -sehingga kalau ikut kegiatan terlalu banyak, mau gak mau nilai akademis bisa jadi terbengkalai. Jadi mau gak mau untuk nambal nilai ya harus lebih fokus ke bidang akademis dibandingkan kegiatan 🙂
Sbnernya sih pengen bagi waktu buat keduanya kak, tapi klo lebih mentingin organisasi nanti malah badan sering drop. N akademis terbengkalai . Enaknya gimana ya kak ? Apalagi klo ada niat lanjut keluar negri . ngejar nilai akademis supaya ipk tinggi . sarannya kak ?
Saran dari gue sih: Atur porsi kegiatan setiap semester sesuai dengan kapasitas fisik lo. Ga jarang dulu waktu gua kuliah & emang niat aktif di organisasi, khusus utk semester itu gua cuma ambil 18sks. Jadinya kuliah agak santai, tapi nilainya tetep bisa optimal. Nanti semester berikutnya pas gua lg ga sibuk organisasi, gua bisa sekalian ambil 22 sks & emang smster itu gua fokusin buat kuliah doang. Intinya sih atur waktu sesuai kapasitas diri aja.
ka tolong dibahas dong tentang beasiswa/dana bantuan utk calon mahasiswa yg tidak mampu .. yg lewat jalur sbmptn
Informasi tersebut sudah pernah kita ulas secara mendalam di artikel ini, coba kamu baca deh >> https://www.zenius.net/blog/11702/biaya-kuliah-beasiswa-universitas-ptn
Kalo lewat jalur mandiri bisa ikut program bidikmisi gak kak ?
kak glenn, katanya kalo dunia perkuliahan itu lebih kejam daripada SMA
kalo pas SMA mah setia kawan yang utama
kalo di dunia kuliah itu saling sikut
contohnya pembunuhan akseyna di kolam ui
menurut pandangan kak glenn gimana?
Seiring berjalannya waktu, manusia akan dihadapkan pada spektrum sosial yang lebih kompleks. Tentunya pergaulan di dunia kuliah agak berbeda dgn masa SMA. Mungkin waktu SMA byk yg berasal dari daerah lokal yg sama, komunikasi bisa lebih nyambung dgn bahasa daerah masing2. Waktu kuliah, temen2 kita akan campur2 dari berbagai propinsi di Indonesia. Ada tantangan yang lebih dalam berkomunikasi, ada juga peluang yang lebih luas dalam bergaul. Kasus pembunuhan Akseyna mungkin ga bisa dijadikan acuan karena contohnya sangat ekstrim. Dunia kuliah secara umum ga sekejam itu sampai bunuh2an segala. Asalkan kita bisa punya kemampuan asertif yang baik & menghargai kepentingan orang lain, harusnya ga akan sulit utk diterima oleh lingkungan.
Gua saranin coba lu baca artikel ini deh >> https://www.zenius.net/blog/4853/gaul-komunikasi-efektif
saya udah nentuin tujuan nih, pengen kuliah s2 di luar negeri (di kampus top dunia), jadi saya semangat untuk kejar IPK tinggi dan pengen aktif juga di organisasi (paling enggak ikut 1 lah). bisa nggak kak? untuk ikut kegiatan/organisasi harus langsung ikut di semester awal (pas maba) atau bisa ditunda di semester lain nggk?
Kalo kuliah di politeknik apakah sama suasananya dengan universitas? bisa milih buat Ngejar IPK tinggi atau Organisasi / Kepanitiaan juga kah? mohon pencerahannya
sama aja bro poltek dg universitas, yang beda yaa sistem pembelajarannya aja
Kalo aku sih pengennya gak ikut organisasi dulu pas semester awal tapi di kampus mewajibkan ikut minim 1 ukm selama dua semester, jadi ya gitudeh. Tapi artikel ini ngebantu gimana nanti pas bener-bener udah jalanin, harus fokus ke yang mana heheh thanks ya kak
nah, keren banget ini tulisan dulu awal-awal gue kuliah mencoba merasakan dunia kepanitiaan dan keorganisasian alhasil waktu gue kesita sana sini #rapatdarisoresampepagi dan akhirnya gue memutuskan itu sebagai pengalaman aja wkwk, buat gue juga IPK itu bagian dari tanggung jawab, jadi ga usah ngejar IPK garis keras, karena itu bagian usaha (usaha ga ngehianatin), yang penting sih komitmennya aja sih, kaya yang dijelasin diatas ‘tergantung kamu mau jadi gimana’ yang pasti hormatin temen2 yang lain sih…
Kak, gue ikut ikadin pspd nih. Abis kelar sekolah gue mesti mengabdi ke daerah gue. Tp gue juga pengen lanjutin sekolah gue, kalo bisa sampe ke LN. Kalo persyaratan buat sekolah di luar negeri apa mesti punya pengalaman berorganisasi jg? Dan gue mau tanya dong sama kakak-kakak yg sekarang udh kuliah nih ya, menurut lo di PTN yang lo jalani sekarang, UKM apa yg emang beresensi tinggi dan ga cuma “menguras tenaga dan waktu lo doang”?
Gimana buat anak FK yang kuliah pake sistem blok? Katanya berangkat pagi pulang sore tiap hari. Itu apa masih cocok buat ikut organisasi?
Aku kena karma kali ya…
Selama kelas 2 SMK aku terlalu banyak ikut organisasi dan kadang dikirim keluar kota buat jadi perwakilan sekolah, dan akhirnya boom… nilai ku anjlog,.. padahal dah happy banget di organisasi jadi lupa belajar.
Bagus artikelnya. Cuman mau nambahin ajenih.
Kata mawapres di kampus gue kaya gini
Tahun 1 waktunya kita mengenal dunia kampus, adpatasi dan perbanyak temen
Tahun kedua waktunya kita berorganisasi
Tahun ketiga waktunya kita berprestasi (kar a organisasi di tahun kedua itu ya)
Tahun keempat waktunya kita fokus skripsi
Soal belajar, memang tujuan awal kita kuliah untuk menuntut ilmu. Jadi, gak usah di tanya lagi tentang belajar
Nah kalo mau fokus sama akademis sekalian aktif organisasi/kepanitiaan kesulitan ngga sih?
Cukup dah kayanya di SMA gw udah ikut organisasi ini itu, jadi ketua ekskul, jadi ketua panitia ini itu, jadi panitia acara ini itu, and I think its enough, walau tetep bisa dapet nilai akademis memuaskan juga sih di SMA, tapi serius bener2 keteteran banget menyeimbangkan akademis dan organisasi, but honestly, it was fun!
Kuliah ini rencana mau fokus akademis aja dah, tambah gw masuk teknik yg katanya padet banget, bener ga sih ‘katanya’ anak teknik itu kuliahnya padet banget dan terkesan gaada waktu buat yg lain?
Tapi gimana iniii, takutnya jiwa organisasi gw malah kembali menguasai dan terakhir gw terlena lagi dengan organisasi-___-
Entahlah, whatever will be, will be…
kenapa harus satu satu ? kalau bisa ngatur waktu pasti bisa ngelakuin keduanya lah :vvv
pengen dua duanya euyyy susah yaaaa urgh
btw masuk universitas aja belom lol huhehe akademis dulu deh :’)
Kak kan ini dasar opininya karna kuliah di UI, bikin yg kalo di ITB dong… kayaknya beda ngga sih budayanya? ato sama aja?
Kak saya suka sama bagian perhitungan mate suka , fisika lumayan , kimia gak terlalu tapi saya bingung saya mau masuk jurusan apa ? tolong di bantu ya kak dan kak bagaimana cara melihat kalau jurusan yang kita pilih itu benar ?
‘balik lagi ke tujuan hidup lo’ tapi 22 nya mendukung jd gimana
Ntab!
Salah engga sih bang kalo fokus buat PTN sebelum masuk SMA? Kayaknya kalau ngeliat kakak2 kelas 12 seru banget soal PTN.. mulainya dari mana ya bang kalo minat IPA?
Telat engga sih kak kalo aku belajar buat PTN sebelum mulai SMA? Kayaknya kalau ngeliat kakak2 kelas12 seru banget soal PTN apalagi SBM 2019 nanti kayak gimana ya 🙁 aku mulainya dari mana ya kak kalo minat di sains?
dari tpa aja kan cukup mudah tuh kayak psikotes, terus bahasa indonesia sama bahasa inggris karena dari dulu udah belajar itu kan. 🙂 sainsnya belajar otodidak aja dulu. 🙂
mending bagian TPAnya di mantepin dulu, dan pahamin konsep setiap pelajaran yang udah lewat biar pas belajar sbmnya gak susah
baru mau masuk kuliah nih dan jujur masih clueless banget sama dunia perkuliahan meskipun udah baca2 artikel tapi tetep aja masih blm ngerti banget gitu hehe mungkin karena blm ngerasain langsung juga. aku bingung mau pilih organisasi apa yang cocok dan ga terlalu sibuk tips memilih kegiatan organisasnya gimana ya?
Kak btw aku udah kuliah di salah satu PTN aku sebenarnya ga terlalu aktif organisasi gmn ya kak buat kedepannya aku udh smt 5 skrg
whaa kak you should have posted this article like a year ago 🙁 bener banget. udah semester 3 sekarang dan ngerasain gimana capeknya kalau terlalu banyak kepanitiaan, belum lagi kuliah yang padat dan tugas yang banyak. makasih insightnya, kak! jadi bahan introspeksi untuk bisa milih2 kepanitiaan dan fokus (lagi) di akademik 🙂
mohon di bahas dong tentang tips dan trik atau mungkin gambaran mendapat beasiswa s2 di luar negeri
dan di sinilah letak nyesek di hatinya coba waktu bisa dikembalikan ke tingkat 1, dan buat calon maba mesti ubah pola pikir ketika masuk kuliah jangan terjebak dogma organisasi lebih penting ketimbang IPK sudah banyak yang terjebak dogma tersebut. ya itu aja sih yang gue sampein harus benar2 memperbaiki semuanya dari perbaikan nilai matkul yang kacau segala macam :’)
Kak kan gue belom kuliah masih sma, karena gue baca artikel lo gue jadi bener2 berpikir mateng2 buat nyeimbangin akademis sama organisasi, sebelumnya makasih ya kak. Nah, yang mau gue tanyain adalah di kegiatan kuliah itu misalnya kegiatan debat, atau sejenis UKM lainnya misalnya kayak robotik atau catur itu sama anak2 ekskulnya itu bakal diajarin ga kak? atau hanya bagi orang2 yang udah bisa aja? soalnya di sekolah gue gitu kak, iming2nya bakal diajarinlah apalah eh kesininyae ngga kak, malah lebih fokus ke buat2 eventnya, kan tujuan gue berkecimpung kesana adalah buat dapet apa yg gue mau biar gue bisa gitu, ya itu juga bagus sih tapi yaa masih kurang aja kak, kek kena ketipu loh kak. Jadi, kak tolong masukkannya ya dan jawab pertanyaannya 🙂 .
yap betul, di kampus gue terutama fakultas gue, kalo ada ngangkat acara, ntu acara ya cuman buat have fun doang.. manfaat ke diri sendiri aja gak ada,, apalagi ke masyarakat sekitar.. tapi cendrung kalo yg gue liat,, mereka yang gak ikut kepanitiaan ato organisasi gitu sering dipandang sebelah sama mata
Kak kalau misalkan udah smester 5 ga ikut organisasi apa2 gimana?
ikut sih ada 2 organisasi tapi nggak aktif soalnya nggak nyaman jadinya ada namanya doang ? skrg2 ini mikirin itu terus..sy telat nggak sih?
Gue berusaha aktif di organisasi, ukm dan ikut kepanitiaan tapi gue udah ditolak 3 kali. Jadi intinya gue berusaha aktif di organisasi tapi selalu gagal, gimana dong? :”))
Btw gue maba2017
Apakah mahasiswa Kedinasan penting untuk mengikuti organisasi?
Kk.
sya anak undana..
Sya rasa yg kk bilang btul
Ikut organisasi sesuai bakat..
Tpi ikut akademis jga tdk terlalu susah..
Yg penting kerja tugas,ikut ujian dan rajin ke kampus nilai udah bagus..
Juju aja saya sekolah hanya untuk tau…. penting sih karna kita hidup dlam dunia yg pake ukuran..
Komonikasi..
Iyaa betul…
“ikut organisasi sesuai bakat”. Tapi sampe skarang aku masih bingung mau ikut apa ?
klo di kuliah ada dispensasi kayak di SMA ga sih?
“Pengalaman di organisasi dan prestasi di UKM nantinya akan jauh lebih menentukan kesuksesan lo dan kematangan lo di dunia kerja”
Ga setuju nih. Saya sama sekali ga pernah ikut UKM di kampus dulu. JAdi painitia juga cuman 1x pas pameran karya 😀 tapi pas kerja ga ada masalah tuh. 2 minggu abis wisuda langsung keterima kerja, dan perkembangan karier juga oke2 aja.
Jadi kalo menurut pendapat pribadi saya sih, lebih utama konsentrasi ke kuliah dan IPK, tapi boleh lah ikut 1-2 UKM asal jangan ngoyo sampe ga pernah nongol di kelas. 😀 IMHO
Tapi kak, alasan kakak apa tidak ikut UKM atau Himpunan jurusan? apsti kakak ditanya sama senior kenapa engga ikut, nah alasan kakak apa? terima kasih kak
Itu kok almh. Annisa wibowo?
Apakah Annisa sudah meninggal?
iya
dua-duanya bikin pusing, kalau aku sih enakan ngejar kamu aja dah,,wkwkw
Kak kalau misalnya mau jadi mapres, harus lebih mementingkan organisasi, ukm dll. atau nilai akademik?
Oh ya, dan kalau banyak organisasi, ukm yang diikuti itukan pasti bikin kita sibuk ya, kira2 kalau ngelamar jd asisten dosen bisa nggak ya?
penulis blog nya sudah meninggal.
Kok almh. annisa wibowo ? 1995 – 2016 ?
Sasa mao minta kontak lau dong saya berminat berdiskusi dengan anda sebagai sesama penggiat organisasi mahasiswa !
maaf.. ka sasa sudah meninggal..
kak, apakah ada organisasi dan kegiatan keagamaan khususnya islam di UI? apa aja aktifitasnya? eksis gak kak
Nice artikel !!!!
Wew alm. kak Sasa:( gara-gara baca Twitter Zenius gua jadi baca lg artikel ini.
Thanks Sa krn tulisan lo ini dan didikan lo di OSPEK pas gua maba dulu, akhirnya skrg gua bisa jadi Ketua BEM Psiko UI 2018 dan punya IPK yg menurut gua mayan… (yah minimal 3 lah wkwk, meskipun b aja at least biar bs daftar beasiswa dulu ae).
Menanggapi artikelnya, bahkan sah-sah aja utk fokus di dua hal sekaligus (IPK & Organisasi). Banyak temen gua yang punya IPK di atas 3,5 dan aktif di himpunan sbg. Ketua/Koor. Bidang yg notabene cukup tinggi jabatannya.
Cuman lg2 ada hal lain jg yang bisa difokusin selain dua hal td (IPK & Organisasi). Jangan lupa ada nongkrong di kantin, ikutan lomba, conference di lusr negeri, join riset dosen, ikut PKM (PIMNAS), magang, bikin startup, ikutan volunteer ekstra kampus, dan BUANYAK lg.
So, lebih baik memang tentuin prioritas dr awal. IPK minimal berapa (kalo gua sih 3,25 at least), organisasi minimal punya jabatan apa/menghasilkan apa saat kuliah, atau tentuin goals buat jd mapres dsb. Biar nanti pas ada kegiatan tiba-tiba muncul, gak asal maen hajar/lewat aja krn lo dah punya goal minimal/target yg mau dicapai saat nanti beres kuliah.
Goals itu penting emg. Biar nanti gak ikut2an doang dan jalurnya jelas kalian mau ngapain pas lg kuliah dan udh beres kuliah.
makasih kak udah mau berbagi pandangannya, ada yang kenak kali ke kehidupan ku sebagai mahasiswa dan ikut UKM tapi ada juga yang mengganjal kak, klw melihat cara memilih/menentukan pilihan di atas, study atau organisasi, menurutku jadinya kita ikut organisasi itu minimal memiliki 2 tahun pengalaman dulu. knapa? kan kk bilang tanya senioran, liat latar belakang organisasinya dan liat kemampuan diri kita dsb. Jadi itu semua ngga mungkin tanpa pandangan yang dangkal. berarti kurang tepat ya kak klw kita sebagai mahasiswa baru langsung ikut organisasi?
Ka mau tanya kan aku mau ikut organisasi hmj nih di kampus aku rata2 kalo menurut kk hmj itu perlu keluar biaya lagi gak sih? Takutnya begitu.
Anda sedang membutuhkan IELTS namun terkendala dana??
Future school of english bersedia memberikan 200 beasiswa bealajar IELTS selama 30 bulan yang setara dengan 45jt. Tersedia juga info beasiswa.
Syarat:
Min. 16 th – tidak terbatas
Mau mengalokasikan 6-10 jam/minggu untuk bekerja part time memasarkan kursus IELTS melalui sosial media/lainnya.
Mau berkomitment untuk belajar dengan sungguh-sungguh demi mencapai IELTS 7.5.
Lokasi: Kelapa Gading, Jelembar dan harapan indah.
Info: 082110869259
Kak aku pengen curhat nih…
Aku baru 1 tahun kuliah, dalam satu tahun ni blum prnah ikut organisasi maupun kepanitiaan. Jadi aku mutusin buat ikut kepanitiaan. Truss aku daftar dan ternyata lulus. Jadi waktu aku mau ikut rapat kepanitiaan, ada aja halangan nya shingga aku gak bisa datang. Jadi waktu itu aku udah 2x gak hadir rapat. Temen aku yang sama ikut kepanitiaan bareng aku, dia udah di masukin ke grup panitia. Sedangkan aku blum krna gak pernah hadir rapat Sama sekali dari awal. Aku pengen ikut tapi malu krna mmang dari awal pertemuan udah gak prnah hadir. Takutnya nanti anggota panitia nya marah sama aku krna gak prnah hadir. Jadi aku sbaiknya gmna kak?? Tetap ikut atau gak jadi aja?
Terimakasih untuk informasi dan tips nya . Saya sekarang jadi tahu bahwa agar mendapatkan IPK tinggi tidak harus selalu belajar , tetapi harus juga ber organisasi
Kak, kalau UKM Klub Mode di UI kira2 bagus ga ya kak? Banyak kegiatan yang bermanfaat tidak ya?
Sedikit mau sharing ajh gue tipe orang yang kemana² harus ada temen ya bisa di bilang gk bisa individualis jadi misal temen gue masuk UKM sedangkan gue nggk nah dari sana gue terus overthinking, mau nanya juga gue pernah denger statement katanya kalo maba atau masih semester 1 2 itu fokusin ke IPK nah untuk semester 3 baru lu boleh ikut organisasi atau UKM bener gk si? Fyi gue Maba dan masih bingung sama statement itu